Enam Belas

908 117 8
                                    

💜💜💜💜

Kehadiran sosok Sojung di hidup Seokjin, membuat pria itu berfikir ulang tentang kesimpulannya terhadap wanita. Wanita yang sering ia temui, tidak pernah bersikap tulus. Mereka mencintai Seokjin, karena Seokjin kaya raya. Tak masalah jika Seokjin sibuk, asal uangnya bisa menemani wanita itu untuk berbelanja.

Hidup dan tinggal bersama Sojung, tak pernah sekalipun Sojung meminta uang pada Seokjin. Sojung hanya meminta dibelikan makanan. Tak pernah sekalipun Sojung meminta perhiasan atau barang berharga, yang padahal mudah saja ia lakukan, dengan imbalan anak yang dikandungnya. Apa sungguh Sojung wanita yang seperti itu? Atau itu hanya pura-pura, yang dibaliknya ada sebuah rencana? Seokjin selalu memiliki fikiran negatif dibalik sifat baik Sojung.

Seokjin memandang punggung Sojung. Wanita itu sudah terlelap, karena lelah setelah jalan-jalan bersama Seokjin. Seokjin memandang punggung Sojung, yang bergerak teratur karena nafas Sojung. Perutnya sudah semakin membesar. Ia harap, Sojung memang melahirkan bayi laki-laki, agar penantiannya tidak sia-sia, dan Sojung bisa segera kembali ke keluarganya.

Sojung bergerak perlahan. Ia membuka matanya, lalu memutar posisi menghadap Seokjin.

"Ehmm... Oppa belum tidur?" tanya Sojung dengan suara seraknya. Wajahnya masih terlihat mengantuk. Ia terbangun karena merasa ada tendangan di perutnya, dan ia ingin mengubah posisi tidur.

Seokjin tak menjawab. Ia hanya mengusap bahu Sojung, hingga wanita itu kembali terlelap. Seokjin kini bisa menatap wajah lelah Sojung. Merasa kasihan dengan Sojung, ia perlahan mendekat, dan memeluk Sojung dengan pelan. Sebuah pelukan terima kasih Seokjin, karena Sojung mampu mewujudkan keinginannya memiliki anak.

"Semoga anak kita laki-laki, agar kau tidak sulit nantinya," harap Seokjin dalam hati.

Usia kandungan Sojung sebentar lagi memasuki bulan ke lima, dan tentu masa persalinan tidak akan lama lagi. Seokjin ingin memperlakukan Sojung dengan baik, agar Sojung tetap kuat dan semangat. Sikap baik Sojung pun menjadi alasan Seokjin bersikap baik kepada Sojung.

.

.

****

.

.

"Eum? Ada apa?" Sojung mengangkat ponsel sejajar dengan wajahnya. Dari layar ponselnya, Sojung bisa melihat wajah Seokjin.

"Mau yang mana?" terdengar suara Seokjin, namun pada layar ponsel sudah tidak terlihat wajahnya, melainkan deretan kue manis yang berjejer di etalase.

"Oppa di toko kue?" Sojung memperhatikan kue-kue yang terlihat menarik dari ponselnya.

"Bukan, di toko daging," sahut Seokjin, terlihat sedikit kesal karena Sojung malah bertanya, padahal sudah jelas terlihat banyak kue.

"Huuu begitu saja kesal," sungut Sojung. "Oppa, aku mau chesse cake," seru Sojung dengan antusias, saat melihat kue yang berjejer rapi. Rasanya ia ingin memakan semua kue yang Seokjin tunjukkan.

"Hanya itu?"

"Memang boleh lebih?" Sojung mengulum bibirnya dengan tersenyum.

Melihat wajah manis Sojung, membuat Seokjin ikut tersenyum. Untungnya kamera ponselnya masih mengarah kue, sehingga Sojung tidak melihatnya.

"Selagi kau mampu memakannya," sahut Seokjin. Kini ia mengarahkan kamera ke wajahnya, sehingga Sojung kini melihat wajah Seokjin.

Sojung yang tadinya asik mengamati kue, sedikit terkejut saat melihat wajah Seokjin. Dalam hatinya, ia mengutuk, mengapa wajah Seokjin sangat tampan. Selama tinggal bersama Seokjin, Sojung selalu menahan diri untuk tidak memuji, betapa tampannya pria itu.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang