Empat Puluh Dua

848 115 16
                                    

💜💜💜💜

"Kau mau kemana? Ini sudah malam," Seokjin yang sedang membaca laporan di ruang tamu, menatap Woojin yang hendak keluar rumah.

"Ke toko kue," sahut Woojin santai.

"Tidak bisa besok saja? Lagi pula, kau sudah selesai ujian, jadi masih banyak waktu untuk kesana."

"Aku sudah lama tidak bertemu Soobin. Kudengar, dia tidak terlalu sehat," Woojin tetap melangkah keluar.

"Jangan pulang terlalu malam," pesan Seokjin, saat motor Woojin keluar dari garasi.

Seokjin kembali melanjutkan kegiatannya. Ia begitu lega, melihat sikap Woojin yang berubah lebih baik. Walaupun masih susah untuk di larang, setidaknya anak itu masih mau merespon ucapan ayahnya.

Woojin melajukan sepeda motornya ke toko kue. Sesampainya di sana, ia hanya bertemu sinb.

"Bibi Sojung tidak ke sini?"

"Tidak. Soobin kurang sehat, memangnya kau tidak tahu?" tanya sinb.

"Aku tahu. Aku pikir, bibi tetap ke toko," sahut Woojin. "Kalau begitu aku pulang dulu," lanjutnya.

Sinb hanya mengangguk.

Karena yang ingin ditemuinya tidak ada, Woojin memilih untuk pulang.

"Akhirnya kita bertemu lagi. Tidak salah, aku kesini."

Woojin menatap seseorang yang baru saja menghentikan motornya, tepat di samping Woojin.

"Jinhyuk," desis Woojin.

"Kau tidak lupa kan, dengan janji kita?" Jinhyuk terkekeh menatap Woojin.

"Aku tidak pernah berjanji apapun denganmu."

"Hahahaha hey, mengapa kau berubah jadi pengecut begini?"

"Terserah apa katamu," Woojin enggan menanggapi ucapan Jinhyuk, dan ia memilih untuk pulang.

"Sikapmu sungguh menyebalkan. Kau meremehkanku, hah?" Jinhyuk terlihat tak senang, melihat Woojin yang mengabaikannya.

Woojin tak menjawab. Ia menyalakan sepeda motornya, dan mulai menjalankannya meninggalkan Jinhyuk.

"Kau sungguh mempermainkanku," geram Jinhyuk. Ia mulai mengejar laju motor Woojin.

Woojin yang memilih mengabaikan Jinhyuk, melajukan sepeda motornya. Jinhyuk yang kesal, terus mengejar Woojin.

"Yak! Woojin brengsek!" Jinhyuk mencoba menendang motor Woojin yang melaju.

Akibat tendangan Jinhyuk, membuat Woojin sedikit oleng, untungnya Woojin dapat mengendalikan keseimbangannya.

Merasa terus diganggu Jinhyuk, Woojin melajukan motornya. Hal itu justru membuat Jinhyuk terus mengejarnya. Mereka kini terlihat adu balap motor, walau kenyataannya Woojin menghindari Jinhyuk.

Saat aksi saling mengejar, tiba-tiba saja sepeda motor Jinhyuk terpeleset hingga terjatuh. Melihat hal itu, Woojin kehilangan fokus, dan tanpa sepengathuannya, sebuah truk besar melintas di depannya. Woojin berusaha menghentikan laju motornya dengan menarik rem dengan kuat, membuat motornya terpeleset. Meski ban motornya sudah berhenti, hal itu tidak membuat Woojin selamat. Sepeda motornya tumbang, dan terseret, membuat tubuh Woojin menghantam truk besar tersebut.

Braakk!!

Tubuh Woojin tergeletak di samping ban besar mobil truk. Darah segar mengalir dari kepalanya, membasahi aspal jalanan. Orang-orang mulai berkerumun disekitar kejadian kecelakaan.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang