Tiga Puluh Tiga

765 123 44
                                    

💜💜💜💜

Sojung menyesali keputusannya untuk kembali ke Seoul. Ia menyetujui keinginan Soobin untuk sekolah di Seoul, karena sekolah di kota lebih bagus dari pada di desa. Saking bersemangatnya, Sojung tidak mampu membatasi kegiatan Soobin yang sangat hobi belajar. Sojung sempat melarang Soobin mengikuti les tambahan, namun dengan alasan yang cukup bagus, Soobin berhasil membuat ibunya setuju. Belum genap setahun mereka pindah, Soobin sudah jatuh sakit karena kelelahan.

Sojung mengusap air matanya. Ia sedang berada di dalam lift. Ia akan pulang sebentar, untuk mengambil beberapa keperluan yang ia butuhkan selama di rumah sakit. Sojung keluar dari lift dengan terburu-buru, karena tak ingin meninggalkan Soobin terlalu lama. Saat Sojung keluar, seorang pria menatap Sojung yang sedang menangis. Ia hanya memperhatikan Sojung, hingga pintu lift tertutup.

Setelah setengah perjalanan di dalam lift, pria itu terlihat kaget, dan menutup mulutnya.

"Bukankah tadi itu Sojung nuna?" bisiknya.

Jungkook berjalan dengan cepat memasuki ruangan Seokjin.

"Aish! Kau membuat jantungku meledak," protes Seokjin yang terkejut, karena Jungkook masuk dengan tiba-tiba.

"Aku tebak, jantungmu meledak karena bertemu Sojung nuna, kan?"

Seokjin mengerutkan keningnya, mendengar ucapan Jungkook.

"Dari mana Sojung nuna tahu, kau disini?" Jungkook masih terlihat shock karena pertama kalinya ia melihat Sojung.

"Sojung?" Seokjin tak mengerti dengan apa yang Jungkook bicarakan.

"Apa Woojin yang memberitahu? Tapi rasanya tak mungkin kan?" Jungkook bertanya pada Seokjin.

"Lebih baik kau keluar! Dari tadi bicaramu tidak jelas," omel Seokjin.

"Apa yang Sojung nuna katakan? Ia terlihat menangis, tadi."

"Menangis?" Seokjin terlihat bingung.

"Kau tidak bertemu Sojung nuna?" Jungkook merasa heran, melihat Seokjin yang terlihat tak mengerti.

Seokjin menggelengkan kepalanya.

"Apa tadi benar Sojung nuna?" kini Jungkook mulai ragu dengan apa yang ia lihat tadi.

"Sepertinya kau banyak pikiran," ucap Seokjin, karena ia pun sempat terbayang wajah Sojung.

"Sebanyak apapun pikiranku, mana mungkin aku memikirkan Sojung nuna. Lagi pula, aku sudah lama tidak bertemu dengannya," Jungkook masih yakin jika yang dilihatnya adalah Sojung.

"Mungkin hanya mirip," sahut Seokjin santai, namun ia merasa sedikit mengganjal, karena tadi pagi ia juga merasa melihat Sojung, yang sempat ia sangka, karena berpikir ia terlalu banyak memikirkan Sojung.

"Jika aku bertemu lagi dengannya, aku yakin tidak akan salah lihat," ucap Jungkook dengan yakin.

"Oh ya, bagaimana keadaanmu? Kapan boleh pulang?" Jungkook kini melupakan pembahasannya tentang Sojung, dan beralih dengan keadaan Seokjin.

"Besok aku akan pulang," sahut Seokjin malas.

"Syukurlah. Apa tadi malam Woojin ke sini?"

Seokjin hanya mengangkat bahunya.

"Eunha sedang hamil, jadi aku tidak bisa meninggalkannya sendirian, apalagi di malam hari. Dan malam ini, sepertinya aku tidak bisa menemanimu, hyung," Jungkook merasa tak enak, karena membiarkan Seokjin di rumah sakit, sendirian.

"Lagi pula aku bukan anak kecil," sahut Seokjin.

"Carilah istri, biar ada yang menemanimu dihari tua. Lihatlah. Kau begitu menyedihkan, tinggal seorang diri."

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang