Bonus III

686 102 16
                                    

💜💜💜💜

Seokjin membuka pintu rumahnya, lalu menegangkan tubuhnya sambil menguap. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah pegunungan yang indah.

Sudah satu bulan ia pindah ke desa. Suasananya sangat nyaman dan sejuk. Tinggal sendirian tak membuat Seokjin kesepian, karena pada halaman belakang rumahnya terdapat kebun stroberi. Ia menyibukkan dirinya dengan berkenan dari pada menyendiri tanpa kegiatan.

Berdamai dengan diri sendiri, dan mengakui kesalahan yang ia perbuat, membuat Seokjin merasa lebih tenang.

Hari ini Seokjin berencana memancing sambil bersantai di danau yang ada di rumahnya. Hari ini tidak ada kegiatan yang harus ia lakukan di kebunnya. Beberapa hari yang lalu ia menanam selada dan memberi pupuk pada tanaman timun.

Sebelum memulai aktivitasnya, Seokjin akan membuat sarapan terlebih dahulu. Ia membuat omelete dengan tambahan sayuran. Tak lupa ia membuat jus dari aneka buah dan sayur. Ia telah berjanji pada dirinya sendiri untuk hidup lebih baik dan sehat, sehingga ia makan makanan yang baik.

Memasuki musim dingin, Seokjin memakai pakaian hangat untuk memancing. Tak lupa ia siapkan segelas kopi hangat. Cuaca yang tidak panas dan tidak mendung, cukup mendukung untuk bersantai. Tapi hari ini sepertinya bukan hari keberuntungannya. Hampir tiga puluh menit, tidak ada tanda-tanda ikan mendekati pancingannya.

Seokjin memicingkan matanya, saat pancingannya bergerak ringan. Ia berharap kali ini tidak akan lolos. Ia dengan perlahan menarik tali pancingannya agar ikan buruannya tak lolos.

"Ayah!"

"Akh!" Seokjin yang terkejut, membuat ia tersentak kaget, dan ikan pun menjauh dari pancingannya.

"Ayah?" kini Seokjin baru sadar akan suara yang memanggilnya. Dengan cepat ia menoleh ke pagar rumahnya. Ia melihat sosok yang ia rindukan sedang melambai ke arahnya.

"Ayaaah!" teriak Soobin lagi.

"Soobin.. Sojung..," gumam Seokjin sambil tersenyum. Ia segera meninggalkan pancingannya, dan segera menghampiri Soobin dan Ibunya.

"Kau tak mengabari Ayah kalau akan kesini?"

"Kejutaan!" teriak Soobin.

Seokjin memeluk Soobin erat, lalu melambai kecil pada Sojung yang terlihat canggung.

Sojung hanya memberi seulas senyum tipis, lalu memandang ke arah lain selain Seokjin.

"Ternyata tempat tinggal Ayah sangat keren," mata Soobin menelusuri setiap sisi rumah Seokjin. Pada halaman belakang dan sisi kanan dipenuhi berbagai jenis tanaman. Sedangkan pada sisi kiri terdapat sebuah danau yang menjadi tempat memancing untuk Seokjin. Dari arah danau, ia bisa melihat halaman depan yang asri, sekaligus gunung yang menjadikan tempat ini mahal.

"Yak, Soobin! Kau tidak istirahat dulu?" Seokjin memanggil Soobin yang sudah memetik stroberi dan langsung memakannya.

Soobin hanya melambai pada ayahnya, lalu lanjut menjelajah perkebunan kecil milik Seokjin.

"Ah, duduklah," Seokjin menyuruh Sojung duduk dengan perasaan canggung.

Sojung menangguk kaku. Ia sama canggungnya dengan Seokjin.

"Bukankah tadi oppa memancing?"

"Aku rasa cuaca terlalu dingin, membuat ikannya tidak mau keluar."

Sojung hanya mengangguk, seolah mengerti.

"Aku akan buatkan minuman hangat. Tunggu sebentar," Seokjin bergegas menuju dapur melewati teras belakang rumah.

Sojung yang ditinggal sendiri merasa sungkan. Ia akhirnya mengikuti Seokjin.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang