Tiga Puluh Tujuh

922 129 21
                                    

💜💜💜💜

Seokjin begitu lega, sejak hubungannya dan Woojin membaik. Ia tak tahu, apa yang menyebabkan Woojin berubah. Entah karena ia sakit, atau karena memang perusahaan itu tidak lagi membebaninya. Apapun itu, Seokjin sangat bersyukur. Ia tak ingin mati dengan rasa menyesal, hanya karena tidak bisa membuat Woojin perduli padanya.

Tiba-tiba saja Seokjin teringat akan Sojung. Jungkook bilang, Sojunglah yang membawanya ke rumah sakit. Haruskah ia menemui Sojung? Setidaknya, ia ingin berterimakasih, karena sudah mau menolongnya.

Seokjin melirik jam tangannya. Pukul lima sore, harusnya Woojin pulang, jika tidak ada les tambahan. Ia bisa pergi sebentar ke toko kue yang ia kunjungi terakhir, sebelum ia pingsan tempo hari.

Setelah bersiap, dengan penampilan yang santai, Seokjin mengeluarkan mobil dari garasi. Ia berharap bisa bertemu Sojung, dan mengucapkan terima kasih tanpa rasa canggung.

Butuh waktu sekitar dua puluh menit, Seokjin sudah sampai di depan toko. Entah mengapa, ia merasa berdebar. Ia yakin, Sojung akan terkejut melihat kedatangannya.

Bukannya Sojung yang terkejut, tapi Seokjinlah yang terkejut lebih dahulu. Ia hampir saja bertabrakan dengan orang yang akan keluar dari toko, saat ia akan masuk. Lebih terkejut lagi, Seokjin mengenali siapa yang berdiri di hadapannya.

"Woojin?" desisnya hampir tak bersuara.

Woojin hanya menundukkan kepalanya sebentar, lalu melanjutkan langkahnya, keluar dari toko. Sekitar lima meter di hadapannya, Sojung menatapnya.

Seokjin melangkah maju, dengan perasaan campur aduk. Ia kini tak tahu harus berkata apa. Terlalu banyak kata yang ingin keluar dari mulutnya.

"Kau... sudah sembuh?" tanya Sojung dengan ragu. Ia melihat Seokjin yang terlihat tidak fokus.

Seokjin masih belum menjawab. Ia hanya diam menatap Sojung. Sedangkan Sojung, ia merasa tak nyaman, karena terus ditetapkan oleh Seokjin.

"Oppa butuh sesuatu?" tanya Sojung lagi.

Seokjin terbatuk. Ia mencoba mencairkan suasana. Melihat ekspresi Sojung, ia merasa aneh. Mengapa hanya dirinya yang terkejut?

"Ah, tidak. Aku... aku dengar dari Jungkook, bahwa kau yang membawaku ke rumah sakit."

"Oh... itu. Aku cukup terkejut, dan takut terjadi sesuatu," sahut Sojung.

"Terima kasih," ucap Seokjin kaku.

"Tidak masalah. Siapa pun itu, selagi aku mampu, akan ku tolong," sahut Sojung datar. Sebenarnya, Sojung ingin  tahu banyak kabar Seokjin, namun melihat pria itu mampu datang kesini, bisa ia simpulkan bahwa pria itu sudah baik-baik saja.

Sojung kini bingung harus berbuat apa. Mereka berada dalam keadaan yang canggung. Seokjin terlihat belum ingin pergi, sehingga ia tak tahu harus membicarakan apa lagi.

"Duduklah, akan kubuatkan teh," mau tak mau, Sojung menawarkan duduk. Sebenarnya, ia tak ingin berlama-lama dekat Seokjin.

Tak sesuai harapan Sojung, Seokjin menerima tawaran Sojung. Pria itu berjalan ke salah satu meja yang tak jauh dari kasir, tempat Sojung bekerja.

Sojung melepaskan apron yang ia kenakan, lalu menuangkan secangkir teh hangat, dan membawanya pada Seokjin. Tak lupa beberapa kue manis, sebagai pelengkap.

"Minumlah," Sojung menyodorkan cangkir teh ke depan Seokjin. Ia lalu duduk berhadapan dengan Seokjin.

"Terima kasih."

Sojung mengangguk.

"Bagaimana kabarmu?"

"Aku? Seperti yang Oppa lihat," Sojung sedikit terkejut, karena Seokjin menanyakan kabarnya.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang