Sembilan Belas

829 121 41
                                    

💜💜💜💜

Sebagaimana halnya seorang suami siaga, begitulah yang Seokjin lakukan. Walaupun ia bukan seorang suami, tapi dia adalah calon seorang ayah. Jika Sojung terbangun di tengah malam, karena haus atau merasa kontraksi, Seokjin dengan sigap ikut bangun.

Melihat sikap Seokjin yang menunjukkan rasa perhatian, Sojung tak lagi merasa sungkan jika ingin bertingkah manja. Ia ingin memuaskan rasa kasih sayang Seokjin, sebelum ia benar-benar pergi dari kehidupan pria itu.

"Oppa terganggu, ya?" Sojung memasang wajah menyesal, karena membuat Seokjin ikut bangun, dan memberi pijatan pada punggungnya.

"Tidak masalah. Ini bukan hal yang perlu dipermasalahkan."

"Terima kasih," Sojung tersenyum senang.

"Sojung."

"Ya?" Sojung menatap Seokjin, menunggu pria itu melanjutkan ucapannya.

"Untuk nama bayinya, kau boleh memberinya nama."

"Benarkah? Bukankah oppa sudah menyiapkan namanya?" Sojung terlihat antusias. Rasa kantuknya seakan terbang entah kemana.

"Ya. Aku akan memberinya nama setelah kau pergi. Setidaknya, kau bisa memanggil namanya saat setelah melahirkan nanti," jelas Seokjin.

Sojung terdiam sebentar. Ia tak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia merasa senang karena bisa memanggil nama anaknya, seperti apa yang ia bayangkan. Namun ia juga merasa sedih, karena Seokjin tetap akan menghilangkan jejaknya setelah pergi. Mungkin saja anaknya kelak, akan memiliki seorang ibu, dan seorang Kim Sojung tak akan pernah ada dalam hidup Seokjin maupun anaknya. Ya, tidak akan pernah.

"Kau sudah memiliki nama?" Seokjin menatap Sojung yang terlihat melamun.

"Ha?" Sojung sedikit tersentak.

"Kau melamun? Aku tanya, kau sudah memiliki namanya?" Seokjin mengulang pertanyaannya.

"Hmm...," Sojung mengangguk cepat. "Aku terpikirkan nama Moonbin. Bagus, tidak?"

"Moonbin?" Seokjin mengulang nama yang Sojung sebutkan.

"Ya. Kim Moonbin. Aku teringat nama perusahaanmu, jadi aku menambahkan Moon pada namanya," Sojung tersenyum sambil menjelaskan.

"Nama yang bagus. Moonbin pasti senang," Seokjin ikut tersenyum, lalu mengelus perutnya Sojung.

"Sebagus apapun, kau tidak akan pernah menggunakannya," batin Sojung. Ia menatap sendu pada perutnya yang makin terlihat besar.

.

.

"Hyung! Jhope mengadakan liburan ke Jeju. Kau ikut, kan?" seru Taehyung heboh, saat memasuki ruangan Seokjin, bersama dengan Jungkook.

"Benarkah?" Seokjin mengangkat kepalanya dari dokumen yang ia baca.

"Tentu saja. Seluruh biaya, sudah ditanggung. Kita tinggal menyiapkan diri untuk menikmati liburan," sahut Taehyung girang.

Seokjin dan teman-temannya selalu mengadakan liburan bersama dalam tiap tahunnya. Kali ini, teman mereka, Jhope lah yang menyediakan sarana liburannya.

"Sangat menarik," sahut Seokjin, sambil menganggukkan kepalanya.

"Hyung, pergi?" Jungkook menatap Seokjin.

"Tentu saja."

"Bukankah bulan depan Sojung Nuna melahirkan?"

Pertanyaan Jungkook, sukses membuat Seokjin berfikir ulang. Hampir saja ia lupa, bahwa Sojung akan melahirkan.

"Yang melahirkan, kan, Sojung, bukan Jin hyung," timpal Taehyung, karena menurutnya Seokjin tidak perlu repot-repot memikirkan Sojung.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang