Dua puluh Enam

875 117 17
                                    

💜💜💜💜

"Sojung?!" Yerin berteriak histeris, saat sahabatnya memasuki toko bunga miliknya. Ia begitu merindukan sahabatnya yang lama menghilang.

Sojung tertawa saat Yerin mrmeluknya dengan sangat erat. Ia juga sangat merindukan sahabatnya itu.

"Bagaimana kabarmu?" Sojung meletakkan tangannya di bahu Yerin. Ia melihat sahabatnya terlihat sudah sangat dewasa.

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Kita bahkan putus hubungan sejak kau pergi," Yerin memasang wajah cemberutnya.

"Seperti yang kau lihat. Aku cukup baik, bukan?"

"Cukup baik? Berarti masih ada yang kurang," Yerin menatap menyelidik ke arah Sojung.

"Tidak ada yang kurang. Sekarang menjadi sangat baik, setelah bertemu denganmu."

"Kau sangat pandai membual," Yerin memukul pelan lengan Sojung.

"Ayo masuk. Aku sangat ingin mendengar kabar darimu," Yerin mengaitkan tangannya ke lengan Sojung, sambil membawanya masuk ke dalam rumah.

"Ternyata usahamu tidak berubah, ya? Tadinya aku ragu ke sini, karena berpikir kau pindah tempat tinggal," ucap Sojung sambil memperhatikan setiap sisi toko bunga Yerin, lalu masuk menuju bangunan rumah Yerin.

"Duduklah. Aku ambil minum dulu," Yerin meninggalkan Sojung di ruang tamu, dan ia pergi ke dapur untuk mengambil minuman dan beberapa kue untuk cemilan mereka.

"Ternyata kau sudah menikah. Aku pikir, kau betah sendiri," ucap Sojung dengan sedikit nyaring, agar Yerin mendengarnya dari dapur. Ia melihat bingkai foto yang terpajang di dinding, terlihat foto Yerin saat menikah.

"Kau pikir aku akan jadi perawan tua?" omel Yerin, yang datang dengan nampan berisi minuman dan snack.

"Kau punya dua anak?" Sojung memandang bingkai foto berikutnya, yang disana terlihat foto Yerin bersama suaminya dan kedua anaknya.

"Yah, seperti yang kau lihat. Cepat ceritakan, bagaimana kehidupanmu selama menghilang," Yerin menghempaskan pantatnya di samping Sojung.

"Kau ingin dari mana?"

"Terserah, kau mau mulai dari mana saja, boleh."

"Oh ya, ibumu?" Sojung menggantungkan pertanyaannya. Ia harap Yerin mengerti.

"Ibuku meninggal setelah aku menikah. Waktu itu saat aku masih mengandung Jinyoung," cerita Yerin, dengan sendu. "Bibi Mira, bagaimana?"

"Ibuku, meninggal tiga tahun yang lalu," Sojung pun ikut murung.

"Jadi, mengapa kau memutuskan untuk kembali ke sini?"

"Aku kembali demi Soobin."

"Soobin?" Yerin mengerutkan keningnya.

"Putraku. Sekarang dia sekolah menengah atas di sini. Dia ingin sekolah disini, dan pelayanan kesehatan disini jauh lebih bagus."

"Pelayanan kesehatan? Siapa yang sakit? Ah, kau begitu membawa banyak kejutan, membuatku sangat bingung dengan kehidupanmu," Yerin terlihat frustrasi mendengar sebagian cerita Sojung.

"Aku juga bingung dengan kehidupanku. Tapi, aku sampai disini karena Soobin. Soobin memiliki kelainan jantung sejak lahir."

"Kau sudah menikah?" Yerin menatap Sojung penasaran.

Sojung menggeleng.

"Kenapa kau suka melahirkan tanpa menikah?"

"Kau pikir aku mau seperti ini?" Sojung mencubit lengan Yerin.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang