Bonus II

728 107 19
                                    

💜💜💜💜

Sojung, Soobin, dan Seokjin menikmati makan malam bersama dengan tenang. Tidak banyak suara yang mereka keluarkan, membuat Soobin bosan.

"Ayah, cobalah ini," Soobin menaruh udang goreng ke piring Seokjin.

"Soobin, apa yang kau lakukan?" Sojung terlihat tak senang atas perlakuan Soobin.

"Aku hanya meminta ayah mencobanya."

Tanpa mengatakan apa pun, Sojung mengambil udang yang ada di piring Seokjin, lalu memakannya.

"Ibu!" protes Soobin.

"Tidak apa-apa, Soobin," Seokjin mencoba menenangkan.

"Ayahmu alergi seafood," sahut Sojung singkat.

Soobin yang tadinya protes, menjadi diam.

"Benarkah?"

"Benar, Soobin," Seokjin yang menjawab.

"Wah... ibu tahu banyak tentang ayah."

"Itu hanya hal dasar. Tidak usah berlebihan," sahut Sojung, dengan menatap tajam pada Soobin. Ia merasa kesal, karena Soobin akhir-akhir ini selalu saja membawa Seokjin masuk ke kehidupannya.

"Apa masih ada lagi hal lainnya?"

"Tidak. Lanjutkan makanmu, Soobin," Sojung menatap Soobin kesal.

"Iya, Bu."

Mereka kembali melanjutkan makan dengan hening.

"Aku ada satu pertanyaan untuk kalian," Soobin kembali memecah keheningan.

Seokjin dan Sojung kompak menatap Soobin.

"Ayah, ibu... aku terlahir kedunia ini, apa karena kalian saling mencintai?"

Hening.

Baik Sojung, maupun Seokjin tidak ada yang ingin menjawab. Pertanyaan Soobin membangkitkan perasaan yang sudah lama Sojung kubur. Berbeda dengan Seokjin, ia berusaha berdamai dengan perasaannya, dan mencoba mencari tahu, perasaan apa yang menpengaruhinya, hingga ia nekat tidur bersama Sojung masa itu.

"Kenapa tidak dijawab? Ayolaah... apa hanya karena nafsu? Ayah? Ibu?" Soobin terlihat merengek, menunggu jawaban kedua orang tuanya.

"Untuk apa kau tahu?" Sojung mencoba terlihat santai. Ia menyuapkan makanan ke mulutnya sambil menatap Soobin.

"Setidaknya aku tahu, kalau kalian pernah jatuh cinta."

"Itu bukan hal yang penting untuk saat ini. Sudahlah.. tidak usah bahas masa lalu," Sojung menghindari pembicaraan yang hanya akan membuatnya terluka.

Seokjin hanya menatap Sojung dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Oh ya, ada hal yang ingin aku sampaikan," Seokjin teringat sesuatu tentang rencananya.

"Aku berencana pindah ke Jeonju."

"Mengapa tiba-tiba?" Soobin tentu saja terkejut.

"Aku sudah merencanakan ini sebulan yang lalu. Aku membeli rumah di kawasan perkebunan."

"Tidak bisakah tetap disini? Sangat jauh untuk mengunjungi ayah," keluh Soobin.

"Kau bisa ke sana sekalian jalan-jalan."

"Tapi tidak bisa setiap hari," Soobin tampak merengut.

Seokjin hanya tersenyum melihat Soobin. Ia lalu beralih menatap Sojung.

"Setelah aku pindah, aku harap kau dan Soobin tinggal di rumahku. Aku memberikan rumah itu, agar kalian tidak perlu menyewa apartemen lagi."

"Apa ini sogokan? Aku masih bisa berusaha dan menghidupi Soobin."

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang