💜💜💜💜
Hari ini Seokjin pulang lebih cepat dari biasanya. Ia tampak bersemangat saat memasuki rumah. Orang yang ingin segera ia temui adalah Sojung. Bergegas ia menaiki tangga, mengantarkannya lantai dua, kamar mereka.
Seokjin mengernyitkan kening, ketika membuka pintu kamar, tidak ada siapa pun di sana.
"Sojung?" panggil Seokjin, dan membuka pintu kamar mandi. Hasilnya, sama.
Seokjin berjalan keluar kamar. Ia menelusuri setiap kamar yang ada di lantai dua. Semuanya sepi. Tidak ada orang di rumah. Kemana Sojung?
"Kau ingin bermain-main denganku, Kim Sojung?" wajah Seokjin kini berubah dingin. Tersirat kemarahan, terpendam dalam hatinya. Ia terus berjalan, mengelilingi isi ruangan, dan benar-benar kosong.
Seokjin mengeluarkan ponselnya, dan tampak menghubungi seseorang. Terdengar suara dering ponsel dari kamar. Seokjin segera kembali ke kamar, dan mencari sumber suara. Ia mendapati ponsel Sojung berdering di samping bantal. Seokjin membanting ponselnya dengan kesal ke kasur. Sojung seperti sengaja meninggal ponselnya, agar Seokjin tak bisa menghubunginya.
"Kurang ajar. Kau pikir, kau bisa lari begitu saja?" desis Seokjin.
"Halo, Jimin. Awasi gerak ibu Sojung," perintah Seokjin, setelah ia menelepon seseorang. Ia langsung mematikan ponselnya begitu saja, setelah memberi perintah.
Seokjin duduk di sisi kasur. Hampir saja ia tertipu dengan sikap Sojung. Ternyata wanita itu benar-benar memiliki rencana. Seokjin mengambil ponsel Sojung, dan membuka isi pesan Sojung, yang kebanyakan dari Yerin. Sojung terlihat banyak bercerita pada Yerin tentang kehidupannya di sini. Sojung juga terlihat sering menanyakan kabar ibunya.
Seokjin beralih membuka galeri foto. Disana terdapat banyak foto yang Sojung ambil. Ternyata Sojung senang mengambil gambar dirinya sendiri. Entah berapa banyak foto yang ia ambil semasa kehamilannya. Terlihat beberapa foto, saat Sojung menunjukkan perut besarnya di cermin.
"Jika kau membawa putraku, aku juga bisa membawa ibumu," ucap Seokjin dingin, sambil menatap foto Sojung yang tersenyum.
Seokjin hanya menunggu laporan dari Jimin. Ia memilih membersihkan diri ke kamar mandi. Ia harus tenang, menghadapi kelakuan Sojung.
Sekitar sepuluh menit, Seokjin sudah terlihat segar, sehabis mandi. Ia mengenakan pakaian santainya. Ia segera turun ke bawah sambil menenteng laptopnya. Apa yang Sojung perbuat, tidak mempengaruhinya dalam bekerja.
Seokjin menikmati secangkir kopi, sambil membaca laporan perkembangan bisnisnya. Terdengar suara pintu terbuka, dan Seokjin tidak terkejut, karena bibi choi bertugas untuk mengangkat jemuran dan beberapa pekerjaan lainnya yang dilakukan di sore hari.
"Oh? Oppa sudah di rumah?"
Seokjin yang baru saja menyeruput kopinya, langsung kembali menyemburkannya ke dalam cangkir. Matanya membola, dan langsung menoleh ke sumber suara. Ia tidak salah lihat. Sosok Sojung berdiri, sambil tersenyum. Tentu saja itu Sojung, karena perutnya masih terlihat buncit, dan wanita itu dengan santai, melangkah menghampiri Seokjin.
"Sojung?" Seokjin menatap Sojung tak percaya. Bagaimana bisa wanita itu kini berada di rumah?
"Hmm? Oppa melihatku, seperti melihat hantu. Apa seburuk itu?" Sojung melihat wajah terkejut Seokjin.
"Kau... dari mana?" Seokjin berusaha terlihat biasa, menghilangkan rasa terkejutnya.
"Dari rumah bibi Choi," sahut Sojung santai, sambil menunjuk arah rumah bibi Choi, yang terletak di belakang bangunan rumah Seokjin. Sojung duduk dengan perlahan di samping Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince
FanfictionKim Seokjin, seorang presdir perusahaan terbesar di Korea Selatan. Terlahir dari keluarga kaya raya, membuatnya sering tertipu wanita yang hanya menginginkan hartanya. Ia bertekad tidak ingin menikah, namun ia membutuhkan penerus untuk perusahaannya...