Tujuh Belas

884 115 23
                                    

💜💜💜💜

Seokjin tak henti-hentinya mengecup punggung tangan Sojung, selama ia menyetir. Senyum bahagianya tercetak jelas di wajahnya. Kebahagiaan Seokjin pun menular pada Sojung. Wanita itu ikut tersenyum bahagia.

Sojung dan Seokjin baru saja pulang dari dokter kandungan. Sesuai harapan mereka, jenis kelamin anak yang Sojung kandung adalah laki-laki.

"Oppa sangat bahagia," ucap Sojung, saat ia melihat Seokjin yang tersenyum sepanjang jalan.

"Tentu saja. Sesuai harapanku, aku akan memiliki seorang putra."

"Apa orang-orang akan menerimanya sebagai pewaris nantinya?"

Seokjin menatap Sojung. Ia mengerti, bahwa Sojung khawatir pada Putranya nanti, karena anak itu terlahir tanpa pernikahan.

"Aku akan mengurus semuanya. Mau bagaimana pun, dia tetap anak kandungku," jawab Seokjin, sambil mengelus perutnya Sojung.

"Berjanjilah untuk merawatnya dengan baik," wajah Sojung penuh harap. Walau pun dirinya tak ingin hamil, ia tetaplah seorang ibu. Ia tentu tak ingin anaknya merasa kesulitan.

"Tentu," sahut Seokjin dengan sungguh-sungguh.

Melihat kesungguhan Seokjin, membuat Sojung tenang.

.

.

****

.

.

Sojung benar-benar dimanja oleh Seokjin. Sojung bisa melihat betapa bahagianya Seokjin, sejak mengetahui kelamin bayinya laki-laki. Hal itu sangat berpengaruh dengan sikap Seokjin. Pria itu sering bersikap lembut dan perhatian. Tak jarang, Seokjin lah yang membuat makanan untuk Sojung. Jika seperti ini terus, salah kah Sojung, jika ia jatuh cinta pada pria itu?

Sebuah perasaan yang seharusnya tidak muncul, membuat Sojung merasa gelisah. Awalnya ia ingin segera melahirkan, dan segera pergi dari rumah, kini semuanya terasa berat. Ia ingin lebih lama bersama Seokjin.

"Memikirkan apa?"

Sojung tersentak, saat tangan Seokjin menyentuh bahunya. Ia menatap televisi dengan tatapan kosong.

"Ah? Tidak, Oppa. Aku hanya sedikit membayangkan saat melahirkan. Rasanya pasti sakit, kan?"

"Aku yakin, kau bisa menjalaninya dengan mudah," Seokjin tersenyum, agar Sojung tidak khawatir.

"Tapi aku merasa takut," Sojung merasa takut untuk melahirkan. Ia sudah menonton bagaimana sakitnya saat-saat melahirkan. Ia berfikir untuk operasi saja, namun nyatanya tetap saja mengerikan setelah ia menonton langkah-langkah orang yang melakukan operasi melahirkan.

"Tenang saja. Aku akan menemanimu," Seokjin menarik Sojung ke dalam pelukannya.

Sojung memejamkan matanya, menikmati hangatnya dalam pelukan Seokjin. Nanti, tidak mungkin ia akan bisa mendapatkan kesempatan seperti ini lagi.

Seokjin memperhatikan Sojung yang terlihat tenang. Apa sungguh Sojung, seperti yang ia lihat? Wanita yang polos dan kuat, serta wanita yang tak banyak menuntut. Namun tentu saja Sojung tak banyak menuntut, karena dirinya bukanlah siapa-siapa yang berhak meminta ini-itu. Dirinya tentu saja sebagai tawanan, yang harus memberikan bayi untuk sang penguasa.

.

.

****
.

.

"Hal kejam apa yang pernah Seokjin lakukan?"

"Banyak," sahut Jungkook, sambil menyuapkan sepotong pizza ke mulutnya. Tadinya ia diminta Seokjin mengantarkan pizza untuk Sojung, setelahnya Sojung minta ditemani untuk makan.

Crown PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang