Seperti biasa dangerous selalu berkumpul disebuah markas yang mereka buat sendiri, terlihat seperti gubuk namun sangat indah
"Si bos kemana?" Tanya Samuel
Marvel menelan ludahnya, tiba-tiba saja ia kefikiran kepada Athar, mengapa Athar belum sampai juga apakah penyakitnya itu kambuh lagi
"Palingan bentar lagi nyampe" ucap Bara
Dangerous terlihat aman damai, walaupun mereka berjumlah ramai namun mereka menghargai pendapat orang lain tidak seperti Athar yang sangat egois dalam menentukan sebuah keputusan
"Athar lama banget" ucap Elvano sambil melirik sekilas ke arah jam tangannya yg sudah menunjukkan pukul 16.30
"Sabar dong gays" ucap Petir
Marvel benar-benar khawatir dengan kondisi Athar, mungkin Athar sedang kesakitan disana pasti Athar memerlukan bantuan Marvel
Raut wajah Marvel yang terlihat lain, membuat anggota dangerous merasa bingung dan bertanya-tanya, tak seperti biasanya Marvel bermuka masam seperti itu
"Vel lo kenapa?" Tanya Elang
Marvel tak menjawab sepertinya Marvel sedang melamun sehingga ia tak menyadari jika Elang berbicara padanya
"Woi" ucap Ravael menepuk kuat tangannya di depan wajah Marvel
Marvel terkejut dan sedikit latah dan menampar Leo yang posisi duduknya disamping kiri Marvel
PLAK
Tamparan kuat tertempel di pipi Leo, Marvel tak menyadari akan hal itu
"Woi sakit lo kenapa sih" tanya Leo sambil memegang pipinya yang sudah terlihat sangat merah
"Eh sorry gw ga sengaja" ucap Marvel kemudian mengelus pelan pipi Leo yang kesakitan itu
"Emang lo kenapa vel?" Tanya Petir kepada Marvel
"Gw sakit berak" ucap Marvel berbohong
HAHAHAHA
Serentak dangerous tertawa terbahak-bahak bagaimana bisa Marvel terlihat aneh hanya gara-gara menahan berak
"Yaudah lo ke wc sana" ucap Elvano
"Iya" Marvel langsung menuju wc dan membawa handphone nya dan akan mengirim pesan pada Athar
Di dalam wc Marvel segera mengambil handphone nya dan akan mengirim pesan pada Athar, terlihat Athar yang sedang online
Langsung saja Marvel mengirim pesan pada Athar
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHARRAS {ON GOING}
Teen FictionRasa sakit yang tidak mampu lagi Athar tahan membuatnya ingin segera terbebas dari rasa sakit yang menimpanya selama ini. Athar disantet oleh mantan kekasihnya yang merasa marah padah Athar sebab diselingkuhi. Hal yang tidak wajar harus Athar lakuka...