38-sayang?

25 8 0
                                    

membaca elite
ngasi vote sulit

***

Marveel dan Phia duduk di pojokan hanya memesan semangkuk bakso dan teh manis dingin. Sedangkan Cleris bergabung dengan dangerous tentunya di samping Leo

Mau tidak mau Cleris harus berpisah sementara dengan Phia agar Cleris tidak mengganggu Phia yang lagi pdkt dengan Marveel

Hanya bising sendok dan garpu yg terdengar antara Phia dan Marveel. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Phia maupun Marveel

Tak ingin suasana serasa canggung Marveel mencoba memulai obrolan
"eh, tadi kan ada murid yang sakit, kenapa ga lo tanganin?" tanya Marveel sedikit heran disaat Reza di UKS tetapi Phia malah di kantin

Phia menghabiskan sisa bakso yang ia kunyah kemudian meneguk teh manis dingin miliknya
"ohh si murid baru itu yaa"

Marveel hanya mengangguk
"oh tadi katanya gamau di obati sama aku, maunya sama cewe yang bawain dia ke UKS, yang pindahan dari London itu loh" ujar Phia

"terus lo ga liat, kalo si Anna ngobatin dia, atau bahkan si Reza modus?" tanya Marveel lagi

Phia tertawa kecil sembari mendorong pelan tangan Marveel
"cie cemburu ya" ledeknya

Marveel menggeleng-gelengkan kepalanya
"ga ga ga, Anna tu pacarnya temen gue si Athar, cuma lagi direbut sama si Reza. Caper doang itu sok-sok an minta di obati sama Anna"

"oh sí Athar ketua geng motor itu pacarnya si bulek yang cantik itu" Phia ber-ohh
Marveel hanya berdeham saja.

"ya biasa kalo lagi di obatin, pasti jaraknya dekat, sama harus pelan-pelan. karna mengobati itu harus lembut penuh kasih sayang, biar cepet sembuh" ujar Phia

Marveel mengangguk "ohgitu"

"kirain anak motor cuek-cuek semua, rupanya ada yang perhatian juga" ucap Phia lalu menepuk pundak Marveel
"kenapa?" tanya Marveel yang sedikit kebingungan

"bole minjem hp nya ga" pinta Phia

Tak berlama-lama Marveel langsung memberikan handphone nya kepada Phia. Tak penasaran juga untuk apa Phia meminjam handphone Marveel

Phia membuka aplikasi WhatsApp, dari kemarin Phia sangat penasaran Marveel menyimpan nomornya dengan nama apa

Saat Phia melihat isi WhatsApp nya tidak banyak nomor disana dan tak ada satupun cewe. Phia membuka arsip chat

phia❤️

deg

Jantung Phia berdetak cepat, entah lah Phia senang jika Marveel mensave nya dengan emote love. Bukankah ini awal dari sebuah hubungan

"nih" Phia mengembalikan handphone Marveel dengan pipi merah karena malu

"pipi lo merah, kepedesan?" tanya Marveel

Phia menggeleng "ga kok hhe"

Tanpa Phia sadar saja yang melakukan itu adalah Athar, jika Phia tau pasti hatinya sakit

***


Athar barusaja memasuki kelas ia hanya berdiri di belakang pintu, kelas kosong benar-benar tak ada orang hanya ada Athar.

Tiba-tiba Anna memasuki kelas, dan Athar langsung memegang tangannya. Anna melepaskannya dan berjalan menuju kursi Reza mengambil bekal yang dibawa Reza

Athar terheran mengapa Anna mengambil bekal Reza, apa Anna ingin menyuapi Reza di UKS

Setelah mengambil bekal itu Anna langsung pergi melewati Athar.
"Anna dengerin Athar dulu" pinta Athar memohon agar Anna mau mendengarkan nya. Anna membuang mukanya menatap hal lain selain wajah Athar
"kenapa sih? gara-gara Reza iya? jangan cuma gara-gara kehadiran orang baru kamu melupakan orang lama" ujarnya

Anna mencoba meninggalkan Athar seorang diri di kelas, Athar tak mengerti mengapa Anna tega meninggalkannya

"kalo kamu terus kekgini, aku gabakal biarin Reza hidup, aku bakal bunuh dia" teriak Athar dan menekankan pada kata bunuh

Langkah kaki Anna terpaksa berhenti, membalikkan kepalanya saja sekedar melihat Athar
"sama aku juga gabakal biarin Fara hidup" balasnya

Setelah itu Anna berlari meninggalkan Athar. Athar diam terpaku tak ada niatnya untuk mengejar Anna. Athar pun memutuskan untuk duduk dikursinya.

Menyembunyikan wajahnya di antara lipatan kedua tangannya, menenggelamkan segala penatnya.
"aku cape tuhann"

Tangan lembut terasa sedang mengelus punggung Athar. Athar menegakkan tubuhnya, seketika amarahnya terbit karena yang mengelusnya tadi adalah Fara
"ngapain sih? sok-sok an setia, pergi sana!"
usirnya pada Fara yang terus saja mendekatinya.

Fara menjauhkan kursinya dari kursi Athar "santai, disaat lo sedih bukannya cuma gue yang ada buat lo? udah sadar belum" tanya Fara dengan tujuan menyindir

Athar berdiri dari kursinya
"jangan pernah ganggu gue! jangan pernah sentuh gue! dan jangan pernah deketin gue" maki Athar

"kalo gue gamau" bantah Fara

Athar meluapkan amarahnya dan menumbuk meja nya
"kalo gue bilang jangan deketin gue, ya jangan! budeg lo?" teriaknya

Athar pergi meninggalkan Fara yang masih duduk santai di kursi. Tak lupa Athar menyampaikan pesan terakhir nya pada Fara
"ingat ya jangan pernah ngikutin gue lagi, atau gue bakal bikin cara biar lo pindah dari sekolah ini" ancam Athar

"gue gabisa jauh dari lo, karna gue...."

"sayang sama lo tar"

***

ATHARRAS {ON GOING}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang