Habibie Mine 01

43.5K 3.1K 95
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋

Setelah dirasa sudah rapi. Habibie mencoba mengatur emosinya. Ia tidak boleh membuat Abi malu, karena kalau sampai ia melakukan itu, siap-siap ia akan dihukum oleh Abi.

Habibie menatap seluruh tubuhnya yang dibalut jubah putih serta kepala yang ditutupi sorban dari kaca tersebut.

Habibie menatap seluruh tubuhnya yang dibalut jubah putih serta kepala yang ditutupi sorban dari kaca tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lima menit setelahnya Habibie mulai keluar. Ia berjalan menuju ruang tamu. Sesampainya di sana, Habibie seketika mematung ketika melihat gadis putih, cantik, bertudung merah tersebut tengah mengobrol dengan Ummi.

Benar kata Fahmi, Jasmine sangat cantik.

"Habibie?" Panggil Abi yang berhasil membuat Habibie tersadar.

Ia melanjutkan langkahnya dan duduk di sebelah Abi. Sedangkan Ummi dan Jasmine langsung memutuskan obrolan mereka. Kali ini yang datang dengan Jasmine hanya Abahnya saja, karena memang Ibunya Jasmine sudah lama meninggal.

"Ini dia Al Habibie, Pak Kahfi."

Kahfi yang notabene Abahnya Jasmine tersenyum. "Al Habibie sipencuri buah rambutan saya, sekarang sudah besar. Kamu tahu Habibie, sewaktu kamu dan Jasmine berumur empat tahun, kalian sering berantam. Jasmine akan datang dengan sapu lidinya ketika melihat Habibie yang tengah mencuri buah rambutan miliknya. Jasmine akan mengejar Habibie sampai dapat, sebelum sapu lidi itu mengenai tubuh Habibie, Jasmine tidak akan pulang ke rumah." 

"Al Habibie punya banyak cara untuk menghindari sapu lidi Jasmine. Ia akan mengumpat di bawah kolong meja makan, di dalam lemari pakaian Ummi, dan juga di balik gorden. Dan Jasmine tidak akan mau pulang, Jasmine akan menunggu di pintu rumah ini, menunggu Habibie menampakkan dirinya, kalau Habibie terus mengumpat? Percayalah, Nak Jasmine. Kamu akan memilih menginap di rumah ini hanya untuk memukul Habibie dengan sapu lidimu itu," imbuh Ummi yang setelahnya ia tersenyum.

Mereka kontan tertawa puas mendengar cerita-cerita di masa lalu. Sedangkan Jasmine hanya bisa menunduk malu. Dan Habibie? Jangan ditanya, dia malah mendengus berulang kali.

"Waktu kecil Jasmine memang cerewet. Kamu tahu, Jasmine. Sewaktu kecil Habibie sering memukul kepalamu, katanya Jasmine berisik. Lalu, kamu nangis-nangis sepanjang jalan ke rumahmu. Kalau Habibie tahu Jasmine mengadu ke Abah, Habibie akan mengumpat di bawah kasur Ummi, ia takut ke Abahmu."

Kali ini Jasmine tertawa luas. Deretan gigi rapinya sampai terlihat. Dan lagi-lagi Habibie dibuat kagum akan paras cantik Jasmine. Namun nihil kalau untuk ia jatuh cinta kepada gadis itu.

"Dulu, Jasmine sering main ke pesantren, ya, Mi?" Tanya Jasmine.

"Iya, setiap hari malahan. Walaupun Habibie sering jahilin Jasmine, tetep aja Jasmine datang dan mengajak main Habibie lagi," jawab Ummi dengan lembut.

Mengingat masa kecil Habibie dan Jasmine yang sangat lucu membuat mereka jadi tertawa. Sejak mereka berumur 1 bulan, kedua orangtua Habibie dan Jasmine sebenarnya sudah menjodohkan mereka.

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang