Habibie Mine 33

20.3K 2.2K 287
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Mengetahui jika Habibie tengah mengalami musibah. Fahmi pulang ke pesantren Al Akbar. Namun, ketika kakinya berjalan santai di lingkungan pondok. Suara melengking seketika membuat telinganya sakit.

"YA ALLAH REZEKI NOMPLOK," pekik Fahyra yang berlari menghampiri Fahmi.

"Astagfirullah. Ketemu dia lagi." Fahmi menepuk keningnya dan mengusap wajahnya dengan putus asa.

Dan Fahyra? Gadis itu langsung tersenyum ketika ia sudah berada di hadapan laki-laki itu.

"Apa kabar, Ustad? Pasti ke sini karena kangen sama gadis cantik jelita ini, kan?"

Fahmi mengernyitkan keningnya.

"Ustad. Kata Bund...."

"Gus Habibie gimana?" potong Fahmi akan ucapan gadis itu.

Fahyra mendengus. "Gus Habibie masih sakit. Kakinya pincang, kepalanya diperban, otaknya hilang nggak tahu ngangkut di mana. Dia nggak ingat sama Ning Jasmine. Masa tadi dia bilang kalo Fahyra bocil SMP. Aneh, kan?"

"Sama saya dia ingat, nggak?" tanya Fahmi lagi.

"Ingatlah. Kan Ustad sama Gus Habibie temanan dari sperma."

"Astagfirullah. Fahyra mulut mu benar-benar racun," ucap Fahmi dengan berdecak.

"Ustad, kemaren kata Bunda. Nggak boleh ngatain orang. Entar jodoh. Jadi..."

Fahyra berdehem. Ia tersenyum lebar ke fahmi.

"Fahmi kampret, Fahmi kambing, Fahmi jelek, Fahmi brengsek, Fahmi buaya, Fahmi assemm, Fahmi bodoh, Fahmi fuck you!" ucap Fahyra dengan jari tengah yang ia perlihatkan pada laki-laki itu.

"Heh?!"

"Jangan marah. Ini mantra supaya kita berjodoh. Kan kata Bunda nggak boleh ngatain cowok, takutnya jodoh."

Fahmi bahkan tidak bisa menyusun kalimat untuk berbicara lagi.

"Astagfirullah. Semoga bukan jodoh saya, Aamiin."

***

Hari ini Jasmine dan Habibie sudah berada di rumah mereka. Dan di sana, Habibie tidak henti-hentinya menatap setiap sudut kamar. Ia memperhatikan foto-foto dirinya dengan Jasmine.

Merasa cukup pusing. Laki-laki itu akhirnya beranjak ke balkon kamar dengan kaki yang masih pincang. Ia mengeluarkan satu batang rokok dan menghisapnya dengan cukup tenang.

"Mas," panggil Jasmine yang datang membawa satu gelas jus stroberi.

Habibie melirik sekilas di mana Jasmine baru saja masuk. "Balkon," beritahunya.

Jasmine tersenyum dan segera menghampiri Habibie. Namun, ketika ia melihat laki-laki yang tengah menghisap sebatang rokok itu. Senyum di bibir Jasmine seketika pudar.

"Katanya tadi mau dibuatin jus. Kok malah ngerokok," ucap Jasmine dengan lembut seraya ia duduk di sebelah Habibie.

Tak acuh. Habibie tetap saja menikmati rokoknya. Ia sempat melirik ke Jasmine dan tanpa sengaja ia ikut melirik perut besar istrinya.

Saat itu juga Habibie langsung mematikan rokoknya dan segera meminum jus stroberi itu.

"Tiba-tiba berhenti?" tanya Jasmine yang cukup bingung.

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang