Habibie Mine 18

25.8K 2.6K 331
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Bagi saya, Jasmine sudah lebih dari cukup untuk menjadi pelengkap hidup saya. Sampai kapanpun akan
selalu begitu.
-Al Habibie Akbar -

Semalam, Habibie dan Jasmine menginap di ndalem. Hingga pagi ini, Jasmine dan Ummi tengah sibuk memasak di dapur.

"Jasmine jangan capek-capek, ya, Nak."

"Nggih, Mi. Jasmine juga sekarang udah mendingan kok badannya."

Ummi memindahkan rendang sapi yang sudah matang tersebut ke wadah. Sedangkan Jasmine tengah menyiapkan piring serta gelas.

Tiba-tiba saja Abi dan Habibie datang dan langsung duduk di kursi makan.

"Wangi banget. Jasmine kalau masak nggak pernah gagal, Bi. Menantu Abi ini paling jago masak. Tapi masak Air doang."

Haduh, Jasmine pikir lelaki itu akan memujinya. Ternyata malah menjatuhkannnya.

Abi dan ummi kontan tertawa.

"Kamu juga bisa masak karena kabur dari rumah selama lima bulan. Kalau tidak kabur, mana bisa kamu memasak, Al Habibie," ucap Abi seolah tengah mengejek putranya.

Kali ini giliran Jasmine yang tertawa.

"Abi, itu aib buat Habibie, tolong jangan dibahas."

"Kamu tahu, Jasmine. Waktu di malam ta'aruf kalian itu sebenarnya Habibie baru pulang. Dia kabur dan baru mau balik ke pondok setelah uangnya habis," imbuh Ummi.

"Dan kamu tahu, Nak. Suami mu ini pakai pura-pura pingsan supaya tidak gengsi balik ke pondok. Al Habibie sampai digendong dan diperiksa oleh Dokter. Padahal dia hanya pura-pura pingsan. Seluruh warga pesantren sampai khawatir gara-gara suami mu ini," balas Abi.

Habibie langsung memeluk Ummi, ia menyembunyikan wajahnya di perut Umminya.

"Astagfirullah, nyesel Habibie ngajak Jasmine nginep di sini," keluhannya.

Mereka bertiga tidak henti menertawakan Habibie.

"Lepasin, Al Habibie. Ummi mau ambil teh untuk Abi mu."

Habibie mencium tangan Umminya, barulah ia melepas pelukannya dari perempuan paruh baya itu.

"Jasmine, kemari. Mas nggak bisa makan kalau tidak di sebelah kamu."

"Heleh, Ummi sama Abi nggak mau jadi nyamuk, ya." Ummi yang tengah menyeduh teh, menyahut.

"Jasmine istrinya Habibie. Ayo sini, nggak usah malu. Abi sama Ummi udah kadaluarsa bucinnya. Mereka nggak bakal iri."

Jasmine menggeleng kepala melihat tangan suaminya yang merentang minta di peluk. Padahal ia amat malu jika bermesraan begini di depan mertuanya.

"Kalau cinta Abi mu kadaluarsa ke Ummi. Abi nggak akan keberatan tidur sendiri. Ini malah setiap malam harus peluk Ummi kalau mau tidur, itu yang kata mu kadaluarsa, Ha?" Ummi benar-benar sama seperti Habibie, tidak pernah menyaring kata-kata.

Sampai-sampai, Abi menggeleng kepala menahan senyumnya.

"Cieee, MasyaAllah," Habibie menepuk pelan lengan Abinya.

Jasmine langsung menyajikan makanan tersebut di piring suaminya. Ia duduk di sebelah Habibie.

"Mas," panggil perempuan itu dengan pelan.

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang