🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋
•
•
Ini sudah pagi. Namun, ruangan Jasmine masih terus tertutup. Habibie panik bukan main. Sampai ketika kedua orang tuanya dan mertuanya datang. Tangisan Habibie langsung pecah saat ia memeluk Umminya.
"Mi, Jasmine. Istrinya Habibie, Mi."
Ummi mengusap lembut rambut lebat Putranya. "Jasmine baik-baik saja, Nak. Istri kamu kuat. Kamu harus percaya itu."
Habibie terus menangis bak anak kecil yang mengadu kepada Ibunya. Ummi mengusap lembut wajah Putranya. Ia usap air mata Habibie.
"Jangan nangis lagi. Sudah jadi Abba masih nangis. Jasmine pasti sehat, Sayang," ucap Ummi.
Tangisan Habibie terhenti ketika pintu ruangan Jasmine terbuka. Seorang dokter perempuan keluar.
"Bagaimana, Dok?" tanya Abah yang langsung menghampiri sang Dokter.
"Alhamdulillah, Ibu Jasmine sudah sadarkan diri. Kondisinya masih sedikit lemas. Tapi sudah lebih baik dari yang tadi. Bapak dan ibu bisa masuk. Bayinya bisa di adzankan."
Habibie langsung memejamkan matanya mengucap Alhamdulillah dengan sangat lirih. Ke khawatirannya akhirnya berkurangnya.
Mereka semua masuk. Dan Habibie langsung berlari menuju brankar istrinya. Ia peluk Jasmine dan ia cium berulang kali wajah dingin lagi pucat itu.
"Mas, udah. Muka Jasmine habis ni kalo dicium terus," keluh Jasmine.
Habibie menatap manik mata perempuan itu. Dan di sana, kening Jasmine langsung mengernyit melihat kedua mata suaminya yang berkaca-kaca.
"Nangis?" tanya Jasmine tat kala ia usap rahang laki-laki itu.
Habibie tidak menjawab. Ia justru memeluk istrinya dengan posesif.
"Mas takut kehilangan kamu, Sayang. Mas nggak tega lihat kamu kesakitan kayak tadi."
"Itu normal, Mas. Namanya juga orang lahiran."
"Tetap saja, Jasmine. Mas takut."
Jasmine tersenyum merekah. Ia usap kepala Habibie yang berada di dadanya.
"Jasmine sehat, Mas. Udah, jangan cengeng." Ia usap kedua sisi wajah suaminya. Lalu, Jasmine menyeka air mata yang berada di sudut mata suaminya.
"Dianggurin, ya, Sayang? Abba Ummanya sampai lupa sama Adek Bayi. Sibuk romantis-romantisa. Iya?" ejek ummi yang berbicara ke arah anak bayi yang tengah ia gendong.
Habibie dan Jasmine langsung tersadar. Dan Abah serta Abi sudah mendekati Ummi untuk melihat cucu pertama mereka itu.
"Ummi, itu bukan Adek bayi lagi. Tapi Abang-Abang," ucap Habibie yang mulai mendekati Ummi.
"Laki-laki?" tanya mereka bertiga secara bersamaan.
Dan Jasmine mengangguk dengan senyum lebar.
"Jagoan, Kakek. Kalau sudah besar jangan suka mencuri buah rambutan, ya, Nak." Ucap Abahnya Jasmine yang niat mengejek menantu laki-lakinya.
Mereka semua Langsung tertawa. Dan Habibie hanya bisa pasrah ketika diejek. Ia mulai mengambil alih bayi itu dari gendongan Umminya.
"MasyaAllah. Anak Abba."
"Adzanin, Mas."
Habibie mengangguk. Ia mulai mendekatkan mulutnya ke telinga bayi kecil itu. Sampai ketika suara adzan melintas di telinganya, sang bayi pun memejamkan mata kecilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibie Mine (TERBIT)
RomanceSegera terbit dengan cover dan isi baru di novel🙌🏻 Tentang Al Habibie Akbar yang berstatus Gus. Namun, perilakunya benar-benar tidak seperti seorang Gus pada dasarnya. Habibie liar, bahkan ia pernah kabur dari rumah karena orangtuanya menyuruh ia...