Habibie Mine 45

21K 2.1K 229
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Dari atas kasur Al Birru menangis setelah Jasmine membiarkan ia dan juga Abbanya di sana. Bukan Habibie namanya kalau tidak jahil. Ia justru menertawakan anaknya sendiri.

"Kalah dia. Tidak jagoan!" ejeknya sembari menurunkan jempolnya kepada Al Birru.

Dan lagi-lagi bayi itu menangis. Yang bisa Jasmine lakukan hanya menghela napas sembari mendekati Al Birru. Anak itu langsung minta digendong.

"Mimmim," ucapnya dengan mata yang masih dipenuhi bendungan air mata.

"Ah. Abang Biyyu nggak asik! Belum juga bertarung sudah minta jatah."

Jasmine memukul Habibie. Suaminya ini memang aneh sekali. Sedangkan Al Birru sudah mulai diam karena telah diberi Asi.

"Jasmine," panggil Habibie.

"Apa?"

"Mau," rengeknya.

Dan itu membuat tangan Jasmine berjalan untuk mencubit perut rata lelaki itu.

"Kebiasaan!" murka perempuan itu.

Alih-alih merasa kesakitan karena baru dicubit, Habibie justru semakin mendekati Jasmine. Merebahkan kepalanya di atas paha perempuan itu. Dan Al birru merasa terganggu.

Tangan mungilnya meraba-raba sampai akhirnya ia menampar mata Abbanya. Dan kali ini Habibie benar-benar kesakitan. Ia mengusap matanya sembari mengadu ke Jasmine.

"Astagfirullah. Sayang, mata Mas ditampar."

Al Birru tetap asik menyusu, seolah tidak ada yang terjadi pada Abbanya.

"Sayang," rengek Habibie. Jasmine menghela napas pelan. Ia beralih mengusap mata suaminya dengan sebelah tangan.

"Masih sakit, Sayang." adu Habibie. "Marahin Birru dong. Masa Mas terus yang dimarahi."

Jasmine menatap wajah bayi itu. Matanya mulai terpejam tapi mulutnya masih sibuk menyusu. Sampai akhirnya Al Birru benar-benar tertidur pulas di gendongan Ummanya.

Dengan penuh kehati-hatian Jasmine meletakkan Al Birru di atas tempat tidur khusus miliknya. Setelah itu, ia beralih mendekati Habibie yang sudah duduk diam di atas ranjang.

"Sini dulu, Mas mau hukum kamu," tiba-tiba saja Habibie mengatakan itu.

"Apa si, Mas."

"Kemari. Kamu udah nggak sayang lagi sama Mas. Kamu lebih sayang sama Al Birru. Mas, mau hukum kamu dulu."

Kening Jasmine mengernyit bingung. Ia duduk di hadapan Habibie dengan tenang. Namun, tiba-tiba saja Habibie menarik tangan Jasmine sampai membuat perempuan itu tergeletak di atas kasur.

"Mas!" amuk Jasmine dengan mata melotot.

"Mas, nggak takut sama mata kamu. Mau marah, hum?"

Jasmine memukul dada lelaki itu. Habibie benar-benar jahil.

"Kamu dihukum dulu. Mumpung Al Birru sudah tidur. Mau berapa babak?"

Jasmine menyimpangkan kedua tangannya di dada. Ia menggeleng kepala seolah Habibie adalah lelaki paling menakutkan.

"Jangan aneh-aneh! Jasmine marah, ya."

"Marah kok bilang-bilang. Lucu sekali istrinya Al Habibie ini."

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang