Habibie Mine 36

23.8K 2.4K 274
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Seperti yang Ali katakan jika ia akan mengurus Zhafira. Dan sekarang ini. Laki-laki itu datang ke kediaman Buya Hambali. Bersamaan dengan itu semua. Ada Zhafira yang sudah duduk di ruang tengah bersama dengan Ali.

"Ada apa ke sini?" tanya Zhafira.

"Langsung ke inti saja. Saya tidak suka kalau kamu menjadi benalu di kehidupan Jasmine," ucap Ali dengan tagas.

Kening Zhafira langsung mengernyit. "Kamu nuduh aku? Kamu pikir aku bakal sejahat dan serendah itu"

Ali tertawa kecil.

"Zhafira, Tidak perlu saya katakan se rendah apa kamu. Yang saya mau katakan hanya soal Jasmine. Jangan pernah merusak sesuatu yang bukan milik kamu. Jangan pernah merebut sesuatu yang bukan milik kamu juga."

"Zhafira. Masa lalu itu bagian dari kehidupan yang tidak akan pernah bisa kamu putar balik lagi. Biarkan dia berlalu sebagaimana mestinya. Kamu harus ingat kalau sekarang ini Habibie adalah milik Jasmine. Bukan milik kamu. Cintanya yang dulu? Kamu pikir masih terus ada untuk kamu? Tidak, Zhafira. Lama sudah cinta Habibie hilang untuk kamu dan berganti kepada Jasmine."

Ali menatap wajah Zhafira yang terlihat terdiam dengan perasaan bercampur aduk.

"Kamu hanya akan jalan di tempat kalau kamu masih berharap pada sesuatu yang tidak akan pernah kamu dapatkan. Coba untuk menyusun plan baru untuk kehidupan mendatang."

Zhafira menatap Ali. "Kamu juga sama kayak aku. Kamu masih suka sama Jasmine dan masih cinta sama dia."

"Ya, benar. Saya tidak munafik. Saya memang masih cinta dengan Jasmine. Itu kenapa sampai sekarang saya tidak menikah. Tapi saya sehat, Zhafira. Allah memberi saya akal sehat untuk bisa memilih mana yang perlu di simpan saja tanpa harus mengutarakannya lagi."

"Cinta itu ikhlas. Kalau kamu mencintai seseorang. Maka kamu harus ikhlas kehilangan atau mungkin kamu harus rela membiarkan ia bahagia dengan pilihannya. Itu yang namanya cinta. Dan yang kamu lakukan ini hanya obsesi."

Zhafira terdiam dengan perasaan marah.

"Saya hanya bisa mengingatkan kamu soal ini. Pesan saya cuma satu. Jangan mencuri sesuatu yang bukan hak mu. Pemahaman mu luas. Kamu pintar. Dan saya yakin kalau kamu paham dengan apa yang saya maksud."

"Ali," panggil Zhafira tiba-tiba.

"Hum?"

"Lalu, Kalau kamu tidak bisa memiliki Jasmine. Kenapa kamu tidak mencoba untuk menerima aku. Kamu tahu kalau aku jelas-jelas mencinta kamu."

Ali sempat syok. Ia kaget mendengar ucapan Zhafira.

"Aku masih cinta sama kamu, Ali."

Laki-laki itu menggeleng. "Saya tidak suka perempuan yang buruk akhlaknya. Kalau kamu benar-benar mencintai saya. Maka tolong ubah akhlak mu."

"Zhafira, menurut saya. Tidak ada yang kurang dari kamu. Kamu cantik, pintar, dan juga berwawasan luas. Siapapun pasti akan menyukai kamu. Tapi kurangnya hanya satu. Kamu lupa kalau fisik dan otak saja tidak cukup untuk menjadi istri dari Seseorang. Karena akhlak lebih berharga dari apapun."

Zhafira terdiam begitu Ali mengatakan hal tersebut.

"Berubah mulai dari sekarang. Saya mungkin bisa jatuh cinta dengan Zhafira yang lebih baik lagi. Kalau dengan Zhafira yang ini." Ali menggeleng. "Satpam pesantren pun tidak akan mau," ucapnya di akhir.

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang