Habibie Mine 14

32.9K 2.5K 275
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Nikahilah perempuan yang baik-baik, karena untuk mendapatkan anak yang saleh lagi salehah butuh ibu yang baik pula. Dan pilihlah laki-laki yang baik, karena rumah tangga yang berkah butuh imam yang luas ilmu agamanya.
-Habibiemine-


Subuh-subuh sekali, ketika Habibie hendak membangunkan istrinya untuk salat. Tiba-tiba saja ia merasakan badan perempuan itu panas. Semalaman ini Jasmine memang lumayan sering mengigo.

"Sayang..."

Jasmine melenguh ketika Habibie mengusap kening serta kepalanya. Matanya masih terpejam.

"Jasmine. Badannya panas sayang. Ini kepalanya sakit, hum?" Tanya lelaki itu sembari memijat pelipis Jasmine.

Merasa tidak ada jawaban dari istrinya. Habibie jadi memilih untuk mengambilkan kompres. Ia beralih ke kamar mandi dan kembali ke kasur dengan wadah berisi handuk kecil serta air panas.

Duduk di sebelah Jasmine dan dengan telaten ia menempelkan handuk kecil itu pada kening istrinya.

"Eugh, Mas...." rengek Jasmine tatkala handuk basah itu mengenai kulitnya.

"Iya, sayang. Mas di sini. Jasmine butuh apa? Minum?"

Jasmine menggeleng. Perlahan ia membuka matanya, dan yang pertama kali ia lihat adalah Habibie yang tengah tersenyum menatapnya.

"Butuh apa, sayang?"

"Nggak ada," jawab Jasmine dengan suara yang pelan.

Lalu, Habibie kembali memijat pelipisnya. "Ini sakit?" Tanya lelaki itu dengan sangat lembut.

Jasmine menganggukkan kepalanya. Sesekali ia memejamkan matanya menikmati pijatan lelaki itu pada pelipisnya.

"Jam berapa?" Jasmine bertanya.

"Sudah jam empat. Tadi, Mas mau bangunin kamu untuk salat subuh. Tapi ini badannya malah panas. Kenapa, hum? Masih kepikiran soal semalam?"

Jasmine diam tak menjawab. Ia malah memilih menggeser tubuhnya ke arah Habibie. Ia rebahkan kepalanya di atas paha lelaki itu.

Habibie tersenyum tak karuan saat Jasmine memeluk pinggangnya dengan posesif.

"Udah berapa jam tidurnya?" Tanya Jasmine.

"Baru satu jam. Dari tadi kamu kedinginan padahal AC nya sudah Mas matikan. Belum lagi dari tadi kamu ngigo. Mas nggak bisa tidur kalau kamu belum nyaman tidurnya."

Jasmine menghela napas kecil. Ia mendongak menatap wajah suaminya.

"Maafin, Jasmine..."

Guratan senyum di bibir lelaki itu menarik sempurna. Habibie menggeleng yang setelahnya ia cium kening Jasmine.

"Nggak pa-pa, sayang," ucap Habibie.

"Kepalanya masih sakit?"

"Dikit," jawab Jasmine.

"Dipijit dulu sebentar baru kita salat, iya?" Tanya Habibie kembali.

Jasmine menggeleng. Ia perlahan duduk dan menatap Habibie.

"Habis salat, Jasmine tidur lagi nggak pa-pa?"

"Iya, nggak pa-pa, sayang. Kemari, biar Mas peluk dulu."

Jasmine tersenyum melting, ia mendekat dan langsung masuk kedalam pelukan lelaki itu.

"Safakillah, istrinya Mas tersayang. Jangan sakit lagi, ya. Kalau bayi gedenya Mas ini sakit, yang habisin masakannya Mas siapa, hum?"

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang