Habibie Mine 13

30.7K 2.6K 400
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Di dunia ini ada jutaan bahkan miliaran perempuan. Tapi asal kamu tahu, Jasmine. Yang bisa membuat saya jatuh cinta setiap hari cuma kamu.
-Al Habibie Akbar -


"Sayang, kamu capek? Dari tadi diam aja."

Jasmine yang tengah melipat mukenahnya hanya tersenyum kecil ke lelaki itu. Tentu Habibie heran.

"Jasmine?"

"Aku tidur duluan, ya. Capek banget soalnya. Selamat malam, Mas."

Jasmine menaiki ranjang, ia menarik selimut tebal itu untuk menutupi seluruh tubuhnya, ia bahkan tidur dengan posisi membelakangi Habibie.

Lelaki itu sadar jika ada yang tidak beres. Jadi, ia mendekati Jasmine. Duduk di sebelah tubuh istrinya.

"Hei, kenapa? Mas ada salah?" Tanyanya dengan lembut.

Jasmine tidak menjawab, ia hanya memejamkan matanya supaya Habibie mengira jika dirinya sudah tertidur.

"Jasmine, saya tahu kamu belum tidur. Ada apa? Cerita sama, Mas."

"Jasmine mau tidur. Jangan ngomong lagi, ya."

Alih-alih menurut, Habibie justru semakin memperdekat jaraknya dengan Jasmine. Jemarinya menyisir lembut rambut perempuan itu.

"Mas nggak tahu masalahnya apa. Mas nggak tahu kenapa kamu tiba-tiba diemin, Mas. Sekarang, kamu lihat, Mas. Nurut sama suami, Jasmine."

Mendengar nada bicara suaminya yang tegas. Jasmine menghela napas pelan, perlahan ia membalik arah demi menatap wajah suaminya.

Habibie melirik erat manik mata istrinya.

"Kenapa, sayang?" Tanyanya dengan sangat lembut.

Mendengar tutur halus suaminya seketika membuat Jasmine jadi sedih. Bibirnya melengkung ke bawah menahan tangis.

Dengan peka, Habibie menarik kasih tubuh istrinya ke dalam pelukannya. Ia usap-usap rambut perempuan itu dengan sayang.

"Hei, kenapa nangis? Mas nggak marah sayang. Suara Mas ketinggian, ya? Kalau ucapan Mas buat kamu takut, Mas minta maaf. Mas nggak marah, Zaujati. Jangan nangis," tutur Habibie masih dengan tangan yang mengusap kepala perempuan itu.

Tangisan Jasmine semakin menjadi-jadi ketika pikirannya berkelana jauh. Bagaimana kalau Habibie meninggalkannya suatu hari nanti? Bagaimana kalau Habibie masih menaruh perasaan kepada Zhafira? Jasmine jadi kepikiran soal semua itu.

"Ssttt, Mas di sini, sayang. Kenapa, hum? Siapa yang jahat? Atau kamu kurang enak badan? Yang mana yang sakit, sayang?"

"Mas, hiks."

"Dalem, sayang."

Jasmine melepas tangannya dari tubuh Habibie. Mata basahnya menatap wajah lelaki itu. Dan Habibie langsung mengusap air mata Jasmine, ia usap kedua pipi perempuan itu.

"Mau dipeluk lagi biar tenang?" Tanya Habibie.

Jasmine menggeleng. Ia usap air matanya dengan lirih.

"Boleh Mas minta istrinya Mas ini cerita? Atau masih mau nangis dulu baru cerita, sayang?"

Jasmine lagi-lagi menggeleng. Suara sesenggukannya seketika memenuhi kamar itu.

"Yasudah, ayo cerita. Mas mana tahu masalahnya kalau kamu belum cerita, Khumairah." Habibie mengusap kembali air mata istrinya.

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang