🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋
***
Pukul 04 pagi, Habibie terbangun dari tidurnya. Ia melirik ke sebelah kanan, di mana Jasmine masih terlelap dari tidurnya. Tarikan senyum terbit di bibir Habibie ketika melihat wajah istrinya."MasyaAllah," ucapnya pelan.
Dengan sangat hati-hati, Habibie menarik tangannya dari bawah kepala perempuan itu. Ia tidak ingin membangunkan istrinya, Jasmine tengah mens, jadi hanya Habibie yang salat saat ini.
Setelah tangannya berhasil lolos, Habibie beranjak dari kasur. Sebelum ia bersiap-siap untu salat. Habibie masih memastikan jika Jasmine tidak terbangun. Ia perbaiki bantal serta selimut istrinya, dirasa sudah cukup, barulah Habibie beranjak untuk salat.
Mendengar suara kran, kontan Jasmine terbangun. Ia mengerjapkan matanya, menatap ke sebelah di mana Habibie sudah tidak ada.
Tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka. Memperlihatkan laki-laki tinggi yang hanya mengenakan handuk selutut dan dada yang terbuka.
"Hei, sudah bangun ternyata," ucap Habibie ketika melihat Jasmine yang masih duduk di kasur.
"Gus kenapa nggak bangunin Jasmine?"
"Kan kamu lagi nggak salat, sayang."
Astaga! Jasmine sampai tidak sadar. Kini, ia hanya menonton suaminya yang tengah bersiap-siap untuk salat.
"Gus salat di mana?" Tanya Jasmine.
"Di sini."
"Kenapa nggak di masjid?"
"Kamu nggak ada temannya di rumah kalau saya pergi ke masjid."
"Nggak pa-pa, Gus. Jasmine nggak takut kok sendiri di rumah. Gus ke masjid aja."
Habibie memperbaiki sarungnya. Ia pakai kopiahnya.
"Benar? Nggak pa-pa saya ke masjid?"
"Iya, Gus. Jasmine nggak akan takut."
Habibie tersenyum hangat.
"Kalau gitu kamu tidur lagi. Ini masih jam 4 pagi. Nanti pulang dari masjid saya bangunin, ya."
Jasmine mengangguk. Melihat guratan senyum istrinya, Habibie jadi ikut tersenyum.
"Masih pagi, Jasmine. Jangan senyum-senyum seperti itu, nanti saya diabetes."
"Senyum Jasmine biasa aja perasaan."
"Biasa aja? Kamu bilang biasa aja? Jantung suamimu tiap hari berdetak hebat, kamu masih bilang biasa aja?"
Jasmine tertawa geli mendengar ucapan Habibie.
"Udah, Gus. Ini masih pagi, keburu kenyang sama gombalan nanti istrimu ini."
Kalau Habibie masih terus di sana, bisa-bisa imam dan jama'ah masjid pulang. Sebelum pergi, Habibie sempat menggeleng kepala.
Habibie merasa ia tengah berada di sebuah ruangan yang hanya memberikannya sebuah perasaan mabuk, dan tergila-gila akan satu hal.
"Sudahlah, Jasmine. Besok-besok kamu pakai topeng saja, ya."
"Hah? Kok topeng sih, Gus."
"Iya, pakai topeng zombie sekalian. Jantung saya nggak aman kalau lihat wajah kamu setiap hari begini."
"Gus!" Tegur Jasmine.
"Haha, jangan marah. Nanti saya cium."
"Mesum!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibie Mine (TERBIT)
RomanceSegera terbit dengan cover dan isi baru di novel🙌🏻 Tentang Al Habibie Akbar yang berstatus Gus. Namun, perilakunya benar-benar tidak seperti seorang Gus pada dasarnya. Habibie liar, bahkan ia pernah kabur dari rumah karena orangtuanya menyuruh ia...