Habibie Mine 28

24K 2.2K 192
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Abah, Habibie, dan juga Jasmine tengah duduk di sofa ruang tengah. Rencananya Habibie akan membawa pulang istrinya itu hari ini.

"Jasmine," panggil Abah.

"Iya, Abah."

"Janji sama Abah kalau ini yang pertama dan terakhir untuk Jasmine kabur-kaburan seperti ini, ya."

"Kasian suami kamu. Abah tahu sekarang ini Jasmine lagi sensitif. Tapi tidak baik kalau semuanya Jasmine lampiaskan ke Habibie. Orang hamil itu harus bisa menjaga sikap, apalagi ke suami. Itu tips untuk lahiran dengan lancar! Lain kali Jasmine nggak boleh kayak gini lagi! Paham?"

Jasmine menganggukkan kepalanya. Dan Habibie hanya bisa tersenyum tanpa membela istrinya itu.

"Sudah minta maaf sama Al Habibie?" Tanya Abah.

Jasmine meluruskan pandangannya. Ia menatap Abah lalu beralih menatap suaminya. Dan saat itu Jasmine langsung mengangguk.

"Sudah, Bah."

***

Sekitar lima menit lagi mereka akan sampai ke rumah. Dan ini sudah cukup malam. Habibie sedikit melirik Jasmine ketika tengah menyetir.

Satu tangannya meraih jemari perempuan itu. Lalu, Habibie mengangkatnya sedikit dan langsung menciumnya.

"Kenapa? Dari tadi diam saja. Hum?"

"Lagi mikirin sesuatu," jawab Jasmine.

"Mikirin apa?"

Jasmine menatap wajah Habibie. Ia menggigit bibir bawahnya. Lalu, ia menghela napas pelan.

"Kenapa, sayang?"

"Mas."

"Hum?"

"Duh, gimana ya ngomongnya. Bingung. Malu. Tapi harus ngomong."

"Ha?"

Jasmine kembali menatap wajah Habibie. Ia berfikir kembali apa ia harus mengutarakan keinginannya ini. Tapi ini memalukan.

"Kenapa, Zaujati."

Kepala Jasmine menggeleng. "Nggak, nggak jadi. Udah lupain aja."

Kening Habibie langsung mengernyit bingung.

"Jasmine?" panggil Habibie dengan lembut.

Saat itu Jasmine masih ragu untuk mengutarakan ucapannya. Ia menarik napas dalam-dalam lalu ia hembuskan perlahan.

"Ken____"

"Jasmine kangen sama, Mas. Udah dari dua hari yang lalu."

Mobil mereka langsung terhenti seketika. Habibie menatap mata indah itu. Lalu, Jasmine langsung menunduk.

"Jangan liat begitu. Malu!!"

"Haha. Tunggu, ini Mas masih bingung. Kamu kangennya kenapa tiba-tiba, hum?"

"Bukan kangen yang itu. Tapi yang itu. Paham nggak sih?!" ucap Jasmine.

Habibie jadi tambah bingung. Ia benar-benar belum paham. Sampai akhirnya Jasmine membuka handphonenya. Ia mengotak-atik benda tersebut yang setelahnya ia perlihatkan ke Habibie.

Tawa kencang dari laki-laki itu langsung membuat Jasmine tambah malu. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Hahaha. Jasmine, kamu? Astagfirullah. Kenapa malu sih, ha?"

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang