Habibie Mine 08

34.8K 2.7K 208
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋

Jika kamu sudah tidak baik, maka carilah pasangan yang baik. Kelak, ketika kamu berbuat salah, ia bisa memperbaiki kesalahanmu dengan cinta
-Al Habibie Akbar-

***

Seminggu setelah menikah, kehidupan rumah tangga keduanya semakin hangat. Habibie tidak lagi bermalas-malasan ke pesantren. Dan tentunya keromantisan keduanya semakin menjadi-jadi.

Sekitar pukul delapan malam. Ba'da isya, hujan di luar cukup deras, hawa ruangan tanpa AC saja terasa sangat dingin. Kedua pasangan itu sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Habibie dengan data-data pesantren yang harus dichek, dan Jasmine memilih merapikan kado-kado pernikahan Minggu lalu.

"Ustad Fahmi tadi pagi datang ke sini, Gus."

"Oh, ya? Buat apa dia datang ke sini? Cari saya?"

Kedua mata Habibie masih sibuk memeriksa kertas-kertas itu, tapi ia tetap meladeni obrolan istrinya.

"Bukan. Ustad Fahmi datang kesini buat ketemu sama aku. Terus, pas aku bilang buat minta izin dulu ke Gus untuk menerima tamu laki-laki, eh, ustad Fahmi malah bilang jangan."

Kedua mata Habibie langsung beralih menatap Jasmine. Kertas di tangannya langsung jatuh begitu saja.

"Lalu? Dia bilang apa lagi?" Tanya Habibie dengan sedikit cemburu.

Jasmine tiba-tiba saja tertawa. "Masa dia bilang gini, Ning punya adik perempuan, nggak? Atau sepupu gitu, atau teman. Terus Jasmine nanya dong, emangnya kenapa, Ustad. Gus, tahu dia bilang apa?"

Habibie menggeleng.

"Kata ustadz Fahmi, dia mau nyari istri. Mau nikah katanya."

Mendengar itu, Habibie seketika tertawa. Ini pasti karena ucapannya Minggu lalu sewaktu di kantor pimpinan.

"Habis itu dia langsung pulang, kan?" Tanya Habibie dengan nada datar.

Jasmine tersenyum dan mengangguk.

"Syukur. Sampai dia masih ngajak kamu ngobrol lama-lama, habis dia." Omelnya.

Jasmine kembali ke aktifitasnya. Ketika ia membuka salah satu kado yang isinya kain berwarna merah. Alis Jasmine langsung mengernyit bingung.

Ia buka kain itu, dan ternyata itu adalah lingerie. Pakaian yang sangat terbuka, hanya ada tali tipis dan tingginya hanya sampai paha. Belum lagi warnanya merah berani. Kainnya sangat transparan. Jasmine langsung merinding melihat lingerie itu.

Jasmine melihat ada kertas putih di dalamnya. Ia coba membacanya.

Dear, Ning Jasmine. Lingerienya jangan lupa dipakai, ya. Itu Fahyra beli susah paya, malu diliatin orang-orang pas belinya. Hahaha.

Jasmine menggeleng sendiri membaca surat dari Fahyra.

"Gus," panggilnya.

"Iya, sayang."

"Coba deh lihat ini. Masa Fahyra ngasi kado pakaian kurang bahan kayak gini sih?"

Habibie yang tengah fokus langsung menghentikan pekerjaannya. Ia menatap Jasmine.

"Coba lihat?" Tanyanya.

Dengan polos. Jasmine berdiri dan memperlihatkan bentuk lingerie itu.

Kedua mata Habibie langsung melotot. Ini pertama kalinya ia melihat pakaian model jahannam seperti itu.

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang