Habibie Mine 10

37.7K 2.7K 185
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Perdana bagi Habibie membawa Jasmine ke pesantren. Keduanya bergandengan tangan di koridor, tentu semua mata para santri fokus kepada dua insan itu.

"Mas, kayaknya kita salah jam deh. Harusnya tadi kita datang pas anak-anak masuk kelas, jangan waktu istirahat begini. Malu tauk."

"Malu kenapa? Suami kamu ini tampan, kenapa harus malu?"

Jasmine kontan mencubit punggung tangan suaminya, sampai sang empu kesakitan.

"Malu lah, iki pertama kalinya Jasmine ke pesantren dengan status istrinya sampeyan."

"Supaya nggak malu lagi, kamu genggam aja tangan saya. Remes sekalian."

"Iss, Jasmine beneran malu diliatin, Mas."

"Iya, sayang, iya. Nunduk aja biar nggak malu. Ruangan saya sudah dekat. Nanti kita pulangnya pas jam masuk kelas anak-anak, supaya kamu nggak malu, ya."

Jasmine langsung tersenyum mendapati suaminya yang begitu peka ini.

Di pintu masuk ruang pimpinan. Jasmine sempat melihat Fahyra yang tengah berjalan di lapangan.

"Mas masuk aja duluan."

"Mau ke mana lagi?" Tanya Habibie.

"Ngobrol sama Fahyra, sebentar aja."

"Yasudah, jangan lama-lama."

"Nggih, Mas."

Setelah Habibie masuk. Jasmine langsung memanggil gadis itu.

"Fahyra."

Santriwati kelas 12 tersebut menghentikan langkahnya. Melihat Jasmine, ia langsung tersenyum dan segera menghampiri istri Gus-nya itu.

"MasyaAllah, wajahnya Ning semakin bercahaya. Mbah saya pernah bilang, katanya kalau orang yang baru nikah terus sudah ekhem-ekheman, pasti tambah cantik. Fahyra pikir itu cuma omong kosong, ternyata beneran nyata. Ning Jasmine jadi keliatan lebih cantik. Aaaaa, Fahyra jadi nggak sabar mau nikah, supaya tambah cantik." cerocos gadis itu tak tentu arah.

"Heh! Kamu masih kecil, Ndak boleh bahas yang begituan."

Fahyra kontan menutup mulutnya.

"Nggih, Ning. Maaf, yo."

"Lupain soal itu. Saya mau nanya sama kamu soal kado pernikahan."

"BUAHAHAHAHA. Suka, kan? Pasti suka lah! berguna banget buat Ning, ya kan? Tahu, nggak, Ning. Demi membeli lingerie itu, harga diri Fahyra hilang setengah. Masa mbak-mbak yang jualan bilang gini, 'Neng, model yang beginian yang paling cocok untuk pengantin baru, gampang di sobek. Ambil ini saja supaya bojomu nggak susah-susah bukanya' astagfirullah, Ning. Fahyra malu banget waktu itu. Tapi demi Ning Jasmine, Fahyra hempas rasa malu ini."

Jasmine sampai terdiam mendengar ocehan Fahyra. Anak ini benar-benar cerewet. Waktu pertama kali bertemu Fahyra, Jasmine pikir gadis ini santri biasa. Ternyata, Fahyra masih satu keluarga dengan Habibie.

Lebih tepatnya, Fahyra adalah anak dari sepupunya Habibie.

"Gara-gara kado baju jahannam mu itu, saya jadi sakit, tau, nggak."

"Astagfirullah, sakit apa, Ning? Bajunya punya penyakit menular gitu? Ya Allah, nuwun sewu, Ning."

Jasmine menepuk keningnya. Ia hampir kelepasan.

"Maksudnya, karena bajunya terlalu terbuka. Saya jadi masuk angin semalaman. Eh, tapi, kamu belinya di mana? Kapan-kapan temani saya, ya."

"Astagfirullah, Fahyra pikir Ning bakalan trauma sama baju begituan. Ternyata malah nagih. Yo wis lah, nanti Fahyra temanin. Tapi beliin satu buat Fahyra, yo?"

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang