🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋
•
•
"Mamma. Babba."
Itu suara Al Birru. Bayi berhidung mancung itu sudah genap berumur enam bulan. Kalimat yang bisa ia ucapkan baru dua itu. Al Birru benar-benar lincah.
Setiap hari bayi kecil itu selalu kelayapan. Jarang sekali Al Birru di rumah. Kalau tidak Kakek neneknya. Pasti anak pondok yang membawanya.
"Abang Birru jangan nakal dong Sayang. Mulutnya dibuka dulu. Aaaa."
Birru tetap tidak mau. Ia menahan kedua bibirnya agar tidak terbuka. Baru sekecil ini tapi sifatnya sudah bisa ditebak jika ini benar-benar bibit Habibie. Tidak jarang buku-buku Habibie selalu dirobek oleh Al Birru. Seolah ia memberitahu jika ia tidak menyukai buku.
"Buka mulutnya anak baiknya, Umma."
Jasmine menghela napas pasrah. Al Birru tetap menolak. Sampai akhirnya Habibie datang. Menghampiri Jasmine dan juga Al Birru.
"Kenapa, Sayang?"
"Al Birru nggak mau makan, Mas. Dari tadi dibuang terus. Badan Jasmine juga lagi nggak enak."
Habibie langsung menyentuh kening dan juga pipi istrinya. "Nggak panas. Yang sakit yang mana, Sayang?" tanya lelaki itu.
"Perut Jasmine sakit. Badannya lemas banget. Ini aja Jasmine masih ngerasa pusing."
Wajah Jasmine memang pucat. Dan itu membuat Habibie khawatir. Ia langsung mengangkat Al Birru dari kursi khusus bayi. Lalu, dengan sebelah tangan. Habibie merangkul pinggang Jasmine.
"Ayo, Kita ke kamar dulu. Kamu istirahat. Mas antar dulu Al Birru ke rumah Ummi. Baru kita ke dokter, ya, Sayang."
Dengan anggukan kecil Jasmine mengiyakan.
"Al Birru sama Nenek dulu, ya, Nak. Maaf kalau tadi Umma kurang sabar bujuk Abang Birru buat makan. Maafin Umma, ya, Sayang." Jasmine mengusap lembut kepala bayi itu.
Seolah mengerti. Al Birru tertawa memperlihatkan giginya yang hampir tumbuh. Al Birru juga sempat menjawab dengan kalimat.
"Mamma. Yayyya." Lucu sekali.
Setelah itu. Jasmine mencium pipi gembul Al Birru.
"Tunggu sebentar, ya, Sayang. Jangan kemana-mana sebelum Mas datang. Ok?"
Jasmine kembali mengangguk.
***
Bau rumah sakit sudah tercium jelas oleh Jasmine dan juga Habibie. Kini, perempuan itu tengah diperiksa oleh dokter. Habibie berharap jika ini hanya sakit biasa.
Sekitar dua puluh menit. Akhirnya sang Dokter dan Jasmine keluar. Mereka duduk di kursi dengan meja yang berhadapan.
"Bagaimana, Dok? Istri saya hanya sakit biasa, bukan?" tanya Habibie.
Sang dokter mengangguk dengan senyum kecil yang ia perlihatkan.
"Ibu Jasmine Alhamdulillah sehat. Yang paling saya khawatirkan hanya satu, Pak."
"Satu? Apa, Dok?" tanya Habibie dengan panik.
Dokter tersebut menghela napas pelan. Dan itu membuat Habibie serta Jasmine ketakutan.
"Terlalu kecepatan, Pak, Buk. Saya saja baru merasakan kalau Al Birru baru lahir. Dan sekarang, Ibu Jasmine kembali mengandung. Usia kandungannya sudah menginjak tiga Minggu. Sedangkan Al Birru baru enam bulan. Betul?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibie Mine (TERBIT)
Storie d'amoreSegera terbit dengan cover dan isi baru di novel🙌🏻 Tentang Al Habibie Akbar yang berstatus Gus. Namun, perilakunya benar-benar tidak seperti seorang Gus pada dasarnya. Habibie liar, bahkan ia pernah kabur dari rumah karena orangtuanya menyuruh ia...