🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋
•
•
"Ustad jangan pergi dong. Fahyra janji sepuluh rius kalau Fahyra nggak akan ganggu Ustad Fahmi lagi."
Fahmi menggeleng kepala. Ia berjalan meninggalkan gadis itu. Namun, bukan Fahyra namanya kalau tidak nekat. Ia mengekori Fahmi dari belakang.
"Ustad tungguin dong. Fahyra serius ini. Jangan pindah, please. Kasianilah gadis yang malang ini, Tuan Fahm..."
"Sssttttt. Bisa diam?! Saya pengen muntah dengan kata-kata kamu. Selangkah lagi kamu ngikutin saya, lihat saja. Saya adukan langsung ke Abah kamu!"
Ancaman Fahmi justru membuat Fahyra tertawa. Ia bahkan nyaris menampar Fahmi. Untung saja laki-laki itu langsung menghindar.
"Lucu banget sih calon imamnya Fahyra ini. Hahaha. Ustad mau ngadu ke Abah? Percuma! Abahnya Fahyra udah angkat tangan. Makanya Fahyra dibolehin sekolah di sini. Jadi, kalau Ustad mau ngadu Yo silakan. Supaya nanti Abah minta Ustad buat jadi menantunya, alias imamnya Fahyra alias ayah dari anak-anaknya Fahyra alias kakek dari cucunya Fahyra alias buyut dari cucunya cucunya Fahyra."
Fahmi menggeleng kepala. Ia mengangkat kedua tangannya ke udara.
"Saya menyerah, Fahyra. Mudah-mudahan Allah menjodohkan kamu dengan laki-laki yang stok kesabarannnya setebal pohon beringin. Kalau saya mundur saja, soalnya kesabaran saya hanya setipis tissu dibagi sepuluh. Sekian, Terima kasih."
Setelah itu Fahmi langsung berlari meninggalkan Fahyra.
"USTAD...."
"DIAM!!!!" jawab Fahmi.
***
Sekitar pukul sebelas pagi, Habibie yang tengah memeriksa perkembangan data gedung pesantren yang akan dibangun, dibuat terkejut ketika Jasmine tiba-tiba menangis histeris.
Habibie langsung berhenti dari pekerjaannya dan menghampiri Jasmine yang tidur di kasur.
"HUWAAAAA. NGGAK, JASMINE NGGAK MAU!!!"
Teriakan Jasmine membuat Habibie kebingungan. Ia peluk tubuh Jasmine. Mata perempuan itu masih tertutup dengan air mata yang terus mengalir.
"Ssttt, hei. Jasmine, Mas di sini, sayang. Kenapa? Kamu kenapa, sayang?"
Habibie terus mengusap rambut Jasmine. Ia berusaha untuk menenangkan istrinya.
"Jasmine kenapa, sayang?"
Perempuan itu masih sesenggukan. Ia membuka mata dan langsung menatap Habibie. Tiba-tiba saja, Jasmine menatap dirinya.
Ia memegang wajah Habibie dan berkaca di bola mata suaminya. Setelah melihat wajahnya dari bola mata itu, barulah Jasmine menghela napas.
"Hei, kamu belum jawab pertanyaan, Mas, sayang? Kenapa tiba-tiba nangis? Mana keras bangat lagi."
Jasmine kembali memeluk Habibie. Ia naik ke paha suaminya. Dan langsung ia menghadap ke Habibie dan memeluk laki-laki itu.
Dengan sangat peka, Habibie mengusap punggung istrinya.
"Kenapa, sayang? Mimpi buruk, ya?" tanya Habibie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibie Mine (TERBIT)
RomanceSegera terbit dengan cover dan isi baru di novel🙌🏻 Tentang Al Habibie Akbar yang berstatus Gus. Namun, perilakunya benar-benar tidak seperti seorang Gus pada dasarnya. Habibie liar, bahkan ia pernah kabur dari rumah karena orangtuanya menyuruh ia...