Habibie Mine 16

30.1K 2.3K 172
                                    


🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Setiap detak pada hati saya adalah dirimu, Ya Jasmine Hasyim.
-Al Habibie Akbar-

Setelah salat isya, Habibie menjatuhkan kepalanya di atas paha Jasmine. Ia cium perut rata istrinya itu. Tidak lupa di sela itu, Habibie melantunkan shalawat beberapa kali.

"Kita kasi tahu ke Abi, Ummi, sama Abah besok, ya. Mereka pasti senang dapat kabar ini."

"Iya, Mas. Tapi Jasmine malu..."

Kening Habibie mengernyit bingung. "Kenapa malu, cintaku?"

"Mas..... Kalau Abah dengar Jasmine hamil, pasti Abah tahu dong kalo kita udah gituan. Jasmine malu taukk."

Kali ini Habibie tidak dapat menahan tawanya. Ia mengumpatkan wajahnya di perut Jasmine demi tidak mengundang amarah di wajah istrinya.

"Mas Habibie ngejek Jasmine?!"

"Enggak, sayang. Mas cuma gemes aja sama istrinya Mas terlucu sedunia ini."

"Dengerin, Mas, ya, Zaujati. Abah, Abi, Ummi. Mereka nggak akan mikir sampai sana, sayang. Dan lagi pula hubungan suami istri itu sudah menjadi kewajiban untuk yang halal, itu bukan hal yang aneh. Jadi, istrinya Mas tersayang ini nggak perlu malu. Paham, Khumairahnya Habibie?"

Jasmine mengangguk pelan.

Habibie mengusap perut perempuan itu. Dan Jasmine memilih menyisir rambut lelaki itu

"Adek, jangan nakal-nakal di perut Umma, ya. Kasian nanti istri Abba kalau adek nakal. Nanti kalau Adek sudah 4 bulan di perut Umma, Abba akan sering-sering tilawah buat Adek, ya. Supaya kelak, Adek bisa jadi anak yang baik, bisa jadi penolong untuk Abba dan Umma di akhirat. Baik-baik di rahim, Umma, ya, anak baik."

"Iya, Abba. Adek baik-baik kok," balas Jasmine memparodikan suara anak kecil.

Tiba-tiba Habibie mendongak menatap wajah cantik istrinya.

"Udah ngantuk, sayang?" Jasmine menggeleng pelan.

"Mau jalan-jalan keluar?"

"Malas," jawab Jasmine.

"Mau di sini aja? Atau mau makan sesuatu?"

Jasmine menghela napas pelan. Ia menunduk untuk mencium kening suaminya. Tentu Habibie tertegun mendapati ciuman itu. Karena biasanya Jasmine tidak berani mencium dirinya.

"Eh, istrinya Mas kenapa tiba-tiba jadi manis begini, hum?"

Habibie langsung duduk menghadap Jasmine.

"Mas...."

"Iya, sayang, kenapa? Butuh apa?"

Tiba-tiba saja Jasmine merentangkan tangannya. Mata bulatnya mengerjap lucu, tidak lupa dengan kedua pipinya yang ia kembungkan. Habibie sampai geleng kepala melihat raut gemas istrinya.

"Jadi istrinya Mas ini mau di gendong?"

"Iya, Jasmine mau digendong sampai tidur. Boleh, nggak?"

Habibie tersenyum hangat. Ia cium hidung Jasmine yang setelahnya Habibie langsung mengangkat tubuh mungil istrinya. Posisi Jasmine menghadap ke depan, sehingga wajahnya dan Habibie bisa saling tatap.

"Mau di gendong sambil jalan-jalan keluar rumah atau di balkon aja?" Tanya Habibie.

"Boleh keluar?"

"Boleh, tapi istrinya Mas ini harus pakai selimut, supaya nggak masuk angin. Mau?"

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang