Habibie Mine 02

38.4K 3K 148
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋


***

Hari ini adalah hari pernikahan Al Habibie dengan Ya Jasmine. Seperti permintaan Jasmine bahwa ia ingin pernikahan yang sederhana. Tamu yang diundang hanya keluarga inti serta guru-guru pesantren saja.

"Bagaimana anak Abah, sudah siap jadi istri Al Habibie?" Goda Abah. Ia colek lengan putrinya.

Jasmine tertunduk malu, pipinya yang dihiasi bedak bersemu merah.

"Abah, jangan goda Jasmine kayak gitu. Malu tauk."

Abah tertawa, ia usap kepala putrinya. Kemudian ia duduk di sebelah kursi Jasmine.

"Mulai hari ini Jasmine akan menjadi tanggung jawab Habibie, Jasmine akan tinggal bersama dengan Habibie. Pesan Abah, jadi istri yang baik, yang shaleha, jadilah perempuan yang tidak akan menjadi penghalang untuk suamimu ke surganya Allah. Patuh kepada suami. Bisa, sayang?"

Jasmine tersenyum teduh. Ia usap tangan Abahnya. "InsyaAllah, Bah. Jasmine akan terus belajar. Do'a in semoga Jasmine bisa menjadi istri yang baik untuk Al Habibie."

"Pasti, Nak."

Obrolan keduanya terpotong ketika seorang perempuan yang mengenakan cadar hitam datang ke ruang rias Jasmine.

"Assalamualaikum, Ning Jasmine. Saya mau mengabari kalau acara akan berlangsung sepuluh menit lagi. Silakan bersiap-siap."

"Oh, iya. Terima kasih, Mbak." Jasmine berucap.

Setelah perempuan itu pergi dari ruangan tersebut. Abah pun langsung pamit untuk segera siap-siap menyambut keluarga Habibie.

***

Sekitar pukul 8 pagi keluarga Habibie sudah datang. Acaranya memang sangat pagi sekali. Para tamu yang datang disambut dengan baik.

Tempat untuk melangsungkan akad nikah pun sudah siap sedia. Kini, baik Habibie maupun Abah serta panitia pengurus akad nikah sudah saling berhadapan.

Jasmine tengah berada di dalam kamar, menunggu acara ijab kabul selesai.

"Bagaimana, Kya'i Kahfi, kiya'i Ibrahim, Gus Habibie. Apa ijab Kabulnya kita mulai?" Tanya pengurus acara tersebut.

Mereka yang ditanya-tanya itu langsung mengangguk. Sampai beberapa menit selanjutnya tangan Habibie dan Abah sudah saling berjabat.

"Bismillahirrahmanirrahim. Yaa Al Habibie Akbar bin Ibrahim Akbar, Ankahtuka wa Zawajtuka Mahtubataka Ya Jasmine Hasyim binti Kahfi Hasyim alal mahri 799.999.999 Indonesia rupiah wamajmueat min adawat alsalat, hallan."

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur."

"Sah?"

"Sah!"

Jabatan tangan Abah dan Habibie saling lepas, seluruh orang yang berada di sana mengangkat tangan untuk berdo'a.

Di dalam kamar, Jasmine pun ikut mengangkat kedua tangannya. Ia tersenyum mendengar suara tegas Habibie ketika ijab kabul.

"Selamat menjadi istrinya Gus Habibie, Ning Jasmine," ucap seorang santri yang menemani Jasmine di kamar tersebut.

"Terima kasih. Kita udah boleh keluar?" Tanyanya.

"Nggak sabar, ya, ketemu suaminya?" Goda santri senior tersebut.

Jasmine tertawa kecil.

"Ayo, Ning. Udah waktunya cium tangan suami. Kita keluar sekarang."

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang