🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋
Minta yang terbaik menurut Allah, jangan minta yang terbaik menurut mu. Rencanamu mungkin sudah baik, tapi
rencana Allah jauh lebih baik.
-Al Habibie Akbar-
Setelah selesai salat isya serta salat witir. Keduanya melanjutkan aktifitas dengan tilawah bersama. Sampai sekitar 30 menit, keduanya selesai dengan kegiatan mereka.Habibie menghela napas pelan. Ia cium Al Qur'an itu, lalu beralih mencium kening serta kedua pipi istrinya.
"MasyaAllah," ucap Habibie sembari mengusap puncak kepala Jasmine.
"Mas capek, ya? Kakinya pegal?"
Habibie tersenyum. Ia lepas kopiahnya dari kepala, lalu ia rebahkan tubuhnya di atas sajadah berbantalkan paha istrinya.
"Mas boleh peluk seperti ini yang lama, hum?"
"Boleh dong. Sini biar Jasmine usap-usap rambutnya."
Ketika kepala lelaki itu sempurna berada di atas paha Jasmine. Ia langsung mengusap-usap rambut suaminya penuh sayang.
"Mas."
"Nggih, Zaujati." Keadaan Habibie tengah menutup mata dengan wajah yang menghadap perut Jasmine.
"Kita beneran bakal pergi ke acara pesantren temannya Abi itu?"
"Iya. Buya Hambali, kan, sudah mengundang kita, sayang. Kamu tahu, kan, kalau memenuhi undangan itu salah satu kewajiban muslim?"
"Iya, Jasmine tahu. Tapi, kan."
"Tapi apa, hum?"
"Jasmine nggak usah ikut, ya. Mas ikut Abi sama Ummi aja. Jasmine malu ke tempat ramai seperti itu. Biasanya kalau Abah ada acara ke pesantren temannya, Jasmine pasti nggak mau ikut. Pergi sendiri aja, ya."
Habibie langsung meluruskan kepalanya. Ia masih berbaring di sana. Ia mendongak menatap wajah istrinya.
"Kamu kenapa pemalu begini, sayang? Kamu harus terbiasa saya bawa ke orang banyak. Belum juga saya ajak kamu ngisi pengajian ke kampus-kampus. Pokoknya harus ikut. Nanti orang kira saya ini bujang. Memangnya kamu sedia kalau pulang dari sana saya bawa istri baru, ha?"
Mata Jasmine langsung melotot.
"Yaaa, jangan bawa istri baru lah!!" Bantah perempuan itu.
"Yasudah, temani saya."
"Mas, Jasmine bingung nanti mau ngapain aja di sana."
Habibie menghela napas pelan. Ia beralih duduk. Matanya langsung fokus menatap wajah polos istrinya.
"Hei, dengerin saya. Nanti di sana kamu tidak akan ditanyain sama orang-orang soal ilmu nahwu Sharaf. Kamu juga tidak akan ditanyakan soal pelajaran Tauhid. Kita ke sana hanya menghadiri undangan. Selesai acar kita langsung pulang, sayang."
Jasmine nampak bingung. Memang, beberapa orang sangat tidak suka di ajak ke tempat ramai. Bukan karena sombong. Tapi memang tidak suka.
"Pokoknya harus ikut, ya?" Ucap Habibie tidak mau dibantah.
Dan pada akhirnya Jasmine hanya bisa pasrah menurut.
Tiba-tiba saja Habibie kembali menjatuhkan kepalanya di paha perempuan itu. Dan dengan jahilanya, Habibie malah menggigit perut istrinya, sampai sang empu meringis.
"Ih, Mas. Geli, jangan digigit."
Habibie mendongak menatap wajah istrinya.
"Perut kamu ini pasti isinya seblak, bakso, mie, martabak, cimol, ketoprak, bubur, rendang. Iya, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibie Mine (TERBIT)
RomanceSegera terbit dengan cover dan isi baru di novel🙌🏻 Tentang Al Habibie Akbar yang berstatus Gus. Namun, perilakunya benar-benar tidak seperti seorang Gus pada dasarnya. Habibie liar, bahkan ia pernah kabur dari rumah karena orangtuanya menyuruh ia...