Habibie Mine 37

23.7K 2.3K 283
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋


"Mas, pinggang Jasmine sakit."

Habibie yang tengah mengerjakan proyek baru antar pesantren cabang satu dengan dua, langsung menoleh pada istrinya yang tengah berbaring di kepala ranjang.

"Sakit lagi, Sayang?" tanya Habibie yang masih fokus pada layar laptopnya.

"Iya. Ini lebih sakit dari yang kemaren. Dari tadi perutnya juga kayak digigit."

Habibie langsung menutup laptopnya. Ia beranjak mendekati Jasmine. Habibie duduk di sisi ranjang di mana tepatnya berada pada sebelah perempuan itu.

Tangan Habibie langsung menjalar ke pinggang istrinya. Ia menekannya pelan. Lalu ia menatap Jasmine. "Di sini sakitnya, Sayang?" tanya laki-laki itu.

Jasmine langsung mengangguk dengan wajah yang berusaha menahan sakit.

"Baring dulu supaya Mas pijit. Nanti kalau sakit bilang, ya."

Jasmine merebahkan tubuhnya dan langsung tengkurap. Sedangkan suaminya itu sudah mulai memijat pinggangnya yang terasa pegal.

"Mas."

"Dalem, Sayang?"

"Bentar lagi Jasmine mau lahiran. Tapi Mas belum sembuh. Jasmine takut kalo Mas nggak sayang sama Adek bayi."

Seketika tangan yang tadi memijit pinggang perempuan itu langsung terhenti. Ia melirik sedikit ke arah Jasmine yang justru tengah diam menikmati pijitan suaminya.

"Jasmine harus husnudzon. Do'a in supaya Mas cepat sembuh. Kita sudah berusaha. Setiap Minggu selalu rutin terapi. InsyaAllah Mas akan sembuh."

"Lagi pula. Kamu nggak harus khawatir, Sayang. Mas pasti akan sayang sama anak kita." Habibie menghentikan aktifitasnya.

Ia membaringkan tubuhnya di sebelah Jasmine. Hingga wajah mereka saling berhadapan.

Dan Habibie kembali menjulurkan tangannya ke pinggang Jasmine. Ia sedikit menggeser posisi tubuhnya agar semakin dekat dengan perempuan itu.

"Jasmine. Semua Ayah selalu sayang dan cinta kepada anaknya. Ikatan batin itu kuat. Mau Mas amnesia. Tetap saja rasa cinta itu ada. Malaikat kecil yang Allah titipkan di rahim kamu ini adalah darah daging Mas. Bagaimana bisa Mas tidak sayang kepada dia, hum?"

Jasmine menurunkan pandangannya. Ia menatap. Dan pada saat itu Habibie langsung mengecup keningnya.

"Fokus sama kesehatan kamu dan juga bayi kita. Jangan pikirin hal-hal yang akan buat kamu cemas. Ok?"

Ia menganggukkan kepalanya atas ucapan Habibie.

Usia kandungan Jasmine sekarang sudah menginjak sembilan bulan. Jadi, wajar jika ia sering mengeluh soal kesehatan tubuhnya.

Dan Habibie? Karena amnesia yang menimpanya. Ia jadi kembali mempelajari bagaimana cara mengurus ibu hamil.

Dan itu yang membuat Jasmine merasa jika Habibie-nya telah kembali.

"Jasmine khawatir sama diri Jasmine sendiri, Mas. Kata orang, ngelahirin itu susah. Jasmine takut kalau Jasmine atau Adek bayi kenapa-napa."

Jemari berurat milik lelaki itu menepikan rambut Jasmine ke belakang telinga. Lalu, ia membelai kedua pipi istrinya.

"Mas di sini. Jasmine harus percaya kalau semuanya akan berjalan lancar. Kamu dan Bayi kita akan sehat-sehat. Hum?"

Jasmine diam tidak menjawab iya atau tidak.

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang