🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋
•
•
Hari ini keduanya tidak jadi pergi berbelanja Lantaran dokter berpesan jika Habibie belum diperbolehkan untuk melakukan aktivitas berat.
Baiklah. Jasmine tidak masalah. Kesembuhan Habibie lebih penting dari apapun untuk saat ini.
"Mas."
"Hum."
"Kata Ummi besok ada acara di pesantren. Jadi, kita diundang ke ndalem malam ini buat nyambut beberapa tamu yang udah datang."
Habibie melirik ke arah Jasmine. Ia menghentikan aktifitasnya yang tengah membaca buku.
"Saya nggak ikut."
"Loh, kenapa?" tanya Jasmine yang langsung menghampiri Habibie di meja kerja.
"Saya tidak suka acara-acara seperti itu. Kalau kamu mau datang, silakan. Tapi saya tetap di rumah."
Jasmine menghela napas pelan. Ia duduk di sebelah Habibie. Lalu, ia mengusap lengan sang suami.
"Mas tega kalau Jasmine sendirian datang ke sana? Nggak kasian kalo tiba-tiba dompet Jasmine jatuh terus nggak ada yang ngambil?"
"Kamu sendiri lah yang ambil."
"Anak kamu bikin engap. Jadi nggak bisa nunduk," tunjuk Jasmine akan perutnya.
Habibie tiba-tiba terdiam. Ia menunduk sekilas sebelum akhirnya laki-laki yang mengenakan sarung hitam polos itu mengangguk.
"Siap-siap gih," ucap Habibie.
Jasmine tersenyum. Ia langsung membuka lemari dan langsung membuka bajunya. Dan itu membuat Habibie panik setengah mati. Ia sampai berbalik arah, membelakangi perempuan itu.
"Astagfirullah, Jasmine. Kamu nggak lihat saya di sini? Sembarangan buka baju begitu, ha?"
Wajah Jasmine masih berada di dalam baju. Ia berusaha untuk melepaskan diri. Sampai akhirnya ia menghela napas lega ketika abaya itu terpasang sempurna di tubuhnya.
"Lagian kenapa sih. Biasanya kan emang gitu, Mas."
"Tetap saja! Buruan pakai bajunya. Saya juga mau siap-siap." Habibie masih membelakangi Jasmine.
Perempuan itu mendengus kesal. Ia mengambil hijabnya. Jasmine memang belum sepenuhnya memakai cadar. Hanya sesekali ia memakai benda itu. Dan malam ini ia tidak memakainya.
"Udah, Mas. Jasmine udah pakai baju nih."
Habibie perlahan membalik arah dan langsung menatap wajah Jasmine dengan kepala yang menggeleng.
"Lain kali jangan begitu, ya?"
Jasmine berjinjit di hadapan wajah suaminya. Lalu ia cubit kedua pipi laki-laki itu dengan cukup keras.
"Jasmine nggak suka Habibie yang ini! Jasmine berasa jadi tante-tante yang goda brondong, ih!!"
Keluh Jasmine dengan kaki yang ia hentakkan ke lantai. Dan itu membuat Habibie lagi-lagi menggeleng kepala.
Laki-laki tersebut memakai jubah warna hitam kesukaannya. Tidak lupa sorban yang bertengger di kedua bahunya.
"Kita berangkat?" tanya Habibie.
Jasmine mengangguk. Ia mengulurkan tangannya untuk digandeng laki-laki itu.
Namun, lagi-lagi Habibie menolak. Ia malah berjalan sendiri. Menyadari jika perempuan itu tidak mengikutinya. Habibie membalik arah menatap Jasmine.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibie Mine (TERBIT)
RomanceSegera terbit dengan cover dan isi baru di novel🙌🏻 Tentang Al Habibie Akbar yang berstatus Gus. Namun, perilakunya benar-benar tidak seperti seorang Gus pada dasarnya. Habibie liar, bahkan ia pernah kabur dari rumah karena orangtuanya menyuruh ia...