Habibie Mine 47

33.4K 2.1K 472
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 🦋

Pagi ini Jasmine sama sekali belum pernah membuka handphone. Ia sibuk mengurus Al Birru yang sejak subuh sudah demam. Ketika ia asik memasak di dapur dan Al Birru duduk di kursi khususnya. Tiba-tiba pintu rumah terbuka. Ada Fahyra yang datang.

"Assalamu'alaikum, Ning."

"Waalaikumsalam. Di dapur," sahut Jasmine.

Fahyra berjalan ke arah dapur. Jasmine mengernyitkan keningnya ketika melihat raut wajah gadis itu.

"Kenapa, Ra?" tanya Jasmine yang sudah mulai mendekati Fahyra.

"Ning sudah lihat berita?"

"Berita apa?" tanya jasmine.

"Berita kalau pesawat rute Kuala Lumpur Indonesia hilang kontak. Dan Abang Absi sama Gus Al Habibie ada di sana." 

Jasmine tercekat. Ia menatap Fahyra dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Hilang kontak?" tanyanya kembali.

Fahyra mengangguk. Namun, pada saat itu. Jasmine masih berusaha untuk berfikir positif. Ia menggeleng kepala dengan senyum kecil yang ia perlihatkan.

"Nggak. Mas Habibie sama Absi pulangnya besok, Ra. Tadi malam saya baru telfonan sama Mas Habibie. Kamu jangan buat saya khawatir dong."

Fahyra menggeleng. Ia meraih tangan Jasmine. Matanya berkaca-kaca menatap Jasmine.

"Mereka sengaja pulang malam ini, Ning. Gus Habibie mau kasi kejutan. Tadi malam Absi sempat chat Fahyra. Dia bilang kalau malam ini mereka pulang. Ummi sama Abinya Gus Birru lagi di rumah sakit. Ummi drop karena kabar ini."

Jasmine memegang dadanya. Sakit sekali. Ia terus menggeleng kepala. Ia tidak yakin. Habibie bilang kalau dia pulang dua hari lagi. Tapi kenapa ada kabar seperti ini?

Dan Fahyra, dia langsung menyalakan tv. Dan di sana, seorang reporter mengabarkan jika pesawat yang Habibie tumpangi memang mengalami kecelakaan.

"Nggak, Mas Habibie nggak mungkin ninggalin Jasmine. Nggak mungkin!" Jasmine mengusap wajahnya dengan sangat bingung.

Ia seperti orang yang linglung. Fahyra meraih tangan Jasmine. Ia memeluk perempuan itu. "Ning, jangan gini."

"Fahyra, saya harus lari ke mana? Suami saya, Fahyra. Saya harus lari ke mana untuk tahu di mana suami saya?"

Fahyra terus mengeratkan pelukannya di tubuh ringkih Jasmine. "Fahyra, kenapa harus suami saya? Al Birru masih kecil. Dia nggak mungkin ninggalin saya dan juga anak kami. Tolong saya, Fahyra."

"Istighfar, Ning. Kita harus percaya dan berdo'a kalau Gus Habibie dan Absi pasti selamat."

Jasmine mengusap air matanya dengan kasar. Ia melepaskan dirinya dari pelukan Fahyra. Jasmine berlari ke ruang tengah untuk mengambil kunci mobil. Lalu, ia berlari keluar dari rumah itu.

"Mamma." Al Birru langsung menangis melihat Ummanya pergi.

"Sayang. Birru sama kakak, ya." Fahyra membawa Al Birru ke pesantren. Dan Jasmine sudah pergi yang entah ke mana.

***

Mobil BMW hitam melaju kencang di jalan raya. Jasmine tidak bisa mengendalikan dirinya. Ia terus menangis sambil menyetir. Sampai akhirnya mobil tersebut terhenti tepat di depan bandara.

Seperti tebakannya. Bandara pasti dipadati keluarga korban. Jasmine lari ke dalam. Ia menerobos keramaian yang padat. Sampai akhirnya ia sampai pada papan announcement. Ia melihat daftar korban yang berhasil selamat dan juga yang tidak ditemukan atau meninggal.

Habibie Mine (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang