3. My New Drug

417 46 0
                                    

Aku memeluk Doyoung dengan erat setelah menghirup serbuk heroin dan kokain melalui hidungku.

Ia balas memelukku, dan kurasa tangannya mengelus rambutku.

"Ritual macam afa ini?" teriak Kun dari arah pintu.

"Ssttttt. Diem." kata Doyoung padanya.

Kini aku hanya bisa menatap lampu suite room di club milik keluarga Kun.

Selain di sekolah, kami memang sering berkumpul disini.

Jadi ini adalah hal yang biasa juga.

Pikiranku melayang, dan ucapan Shohei terngiang di kepalaku.

Benar, memang benar. Aku ingin melupakan sesuatu. Sesuatu yang tidak bisa kukatakan pada siapapun selain kakakku, yang bahkan kini sudah berusaha melupakan kejadian itu dan akan marah jika aku membahasnya kembali.

Aku tidak tau harus meluapkan rasa bersalahku ini kepada siapa, aku benar-benar sesak.

Saat Shohei bertanya pun, aku hanya bisa kabur dan berlari dari hadapannya.

Seandainya saja, malam itu kami tidak-

Brakkkkkkkk.

Pintu terbuka secara paksa. Samar-samar aku melihat seorang pria tinggi memasuki suite room, dan memukul Ten yang sedang bermain game di ponselnya.

"Bajingan!" teriak pria itu.

Ia memukuli Ten dengan brutal.

Pria tinggi itu benar-benar marah.

Doyoung yang juga sedang ngefly, tidak bisa menolong Ten. Apalagi Kun, ia tidak pandai berkelahi.

"Siapapun yang berani mengganggu Seunghan, di sekolah ataupun di luar sekolah, berhadapan langsung sama gue!" teriaknya marah, kemudian meninggalkan kamar kami.

Badanku lemas, aku dan Doyoung hanya bisa berbaring di atas kasur. Sama-sama menikmati efek obat yang kami pakai.

Tak lama kemudian, Jungwoo datang dan panik melihat keadaan Ten.

Jungwoo dan Kun segera membawa Ten ke rumah sakit.

🎄🎄🎄🎄🎄

Kepalaku terasa berat, saat aku membuka mata kulihat sebuah pohon natal di samping tempatku berbaring saat ini.

Aku memegang kepalaku dan segara bangkit dari tempat yang serasa sangat asing bagiku.

Bahkan saat melihat pohon natal, aku jadi teringat dengan kedua orang tuaku. Semenjak hari itu, aku dan kedua kakakku tidak pernah merayakan natal lagi.

"Udah bangun?"

Aku terbelalak kaget melihat Shohei berdiri di samping pintu. Ia mengenakan baju berwarna hitam dan celana pendek yang menampilkan kaki-kaki jenjangnya.

"U-udah." sahutku gugup.

"Nih. Minum dulu." kata Shohei sambil memberiku teh hangat.

Dengan ragu, aku meraih gelas dari tangannya.

"Kenapa gue bisa ada disini?" tanyaku penasaran.

"Kamu pakai lagi ya?" tanya Shohei sambil menatapku datar.

Aku menghela nafas.

"Kenapa?" tanyanya lagi.

Aku hanya menggeleng.

"Ayo."

Shohei menarik tanganku dan mengajakku ke atap rumahnya. Memang tak semewah atap gedung apartemen, namun disini terasa sangat nyaman.

Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang