8. Feel You

280 34 0
                                    

Aku berdiri kaku menghadapnya.

"Gi-ggimana caranya?" tanyaku sedikit takut.

Shohei menarik tanganku dan berbisik di telingaku.

"Saya tau kamu suka wangi saya, jadi kamu bisa menciumnya di setiap bagian tubuh saya. Pakailah saya sesukamu." bisiknya yang membuatku merinding seketika.

Entah kenapa ucapannya itu seperti hal yang tidak lazim didengar. Atau hanya perasaanku saja?

Ia kemudian menarikku, dan kami duduk di tepi ranjang UKS yang berada di ujung ruangan.

Shohei memejamkan matanya.

Angin musim dingin masuk melalui celah-celah jendela, dan wangi rambut Shohei bisa tercium dengan jelas.

Apalagi wanginya hari ini lebih memikat dari biasanya.

Perlahan-lahan kuberanikan diriku untuk mendekatkan hidungku pada rambut hitamnya.

Aku menciumi seluruh rambutnya sambil mengusap rambut wanginya itu.

Ya Tuhan, Shohei benar-benar membuatku melayang.

"Pakai saya sesukamu." bisiknya lagi sambil membuka matanya, kemudian memegang kedua tanganku.

Jantungku berdetak tidak karuan.

Ia menoleh ke kiri , dan menampilkan leher kanannya padaku.

"Saya juga wangi disini." ucapnya menunjuk leher kanannya.

Gila. Ini gila.

Aku boleh menciumi lehernya?

Aku menggelengkan kepalaku.

"G-gak. Gue malu." sahutku jujur.

"Coba dulu, kamu pasti menolak karena tidak tau rasanya." bujuknya lagi.

Ia memegang kedua tanganku, dan kemudian menoleh ke kiri lagi.

Aku menarik nafas panjang, dan amat panjang kemudian mendekatkan hidungku pada leher kanan Shohei.

Kulihat ia memejamkan matanya dan meremas kedua tanganku.

"Kk-kenapa?" tanyaku takut.

"Tidak apa-apa, lanjutkan saja." ucapnya meyakinkan.

Aku kembali mendekatkan hidungku pada lehernya, memang benar ia sangat wangi. Rambut, bahu, tangan, dan lehernya benar-benar wangi.

Aku yakin bagian tubuhnya yang lain juga sangat wangi.

Saat menghirup wanginya, aku bisa merasakan ketenangan yang mendalam. Sama sekali aku tidak mengingat kejadian dua tahun lalu.

Bahkan saat bayangan itu melintas, aku merasa ingin melupakannya dan tidak ingin bayangan itu mengusikku.

Mungkin aku sudah menemukan obatnya.

Shohei kembali meremas tanganku saat bibirku tidak sengaja menyentuh bagian bawah telinganya.

"Maaf." kataku merasa bersalah, takut Shohei merasa tidak nyaman.

Shohei mengangguk, kemudian ia membuka matanya.

"Kamu suka?" tanya Shohei padaku.

Aku mengangguk.

"Syukurlah." katanya lega.

"Kamu gapapa kan?" tanyaku.

"Gak apa-apa. Saya lega kalau kamu menyukainya. Jadi, mulai sekarang kamu bisa melakukannya pada saya."

Shohei mengelus rambutku.

Ah, lagi-lagi aku ngefly dibuatnya.

"Gue boleh peluk?" tanyaku gemas.

Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang