Aku menatap kedua tanganku, yang masih setia dengan sepasang borgol.
Air mataku mengalir , dan suara isak tangis tidak mau berhenti keluar dari dalam mulutku.
Ruangan kedap suara dengan cermin satu arah yang berada di kanan membuatku ketakutan. Aku yakin banyak petugas polisi dan detektif kini bisa melihatku dengan jelas dari luar.
Aku mengusap air mataku, saat pintu terbuka dan seseorang masuk dengan membawa tas serta segelas minuman.
Ia tersenyum ke arahku.
"Hallo. Saya Xiaojun. Pengacara yang dikirim oleh Taeyong." katanya ramah , sambil mengulurkan tangannya padaku.
Aku bernafas lega saat seseorang yang akan membelaku akhirnya datang.
"Kak... aku -
"Ini, minum dulu." sahutnya sambil meraih tanganku dan memberikanku minuman yang ia bawa.
Xiaojun mematikan mic yang ada di ruang interogasi agar orang diluar tidak bisa mendengar percakapan kami.
"Kamu gak perlu jawab kalau memang kamu gak mau jawab pertanyaan saat interogasi. Sekarang, kamu hanya perlu mendengarkan kata-kata saya."
Aku mengangguk.
"Malam itu kamu berada disana karena kamu kabur dari rumah. kamu tidak terima atas perceraian orang tua yang baru kamu ketahui malam itu."
"Kamu berlari sendirian, dan sampai di tempat itu kamu terkejut melihat Shotaro sudah tergantung begitu saja di atas pohon."
"Kamu panik dan hendak menelpon ambulance namun kamu sadar tidak membawa ponsel saat itu."
"Saat kamu merogoh kantong jaket untuk mencari-cari ponsel, kamu tidak sadar kartu pelajar yang berada di dalam kantong jaket , jatuh begitu saja di tempat kejadian."
"Darah yang berada di kartu pelajar milik kamu, adalah darah Shotaro yang menetes dari atas."
"Karena kamu takut terlibat dalam hal itu, kamu lari begitu saja darisana. Kejadian itu menjadi trauma bagi kamu. Kamu menceritakan hal itu pada Jaehyun, dan membuat ia panik dan sering mengalami delusi kalau ia juga berada di sana malam itu."
"Kamu sangat trauma saat teman sekelas kamu, Jungwoo ternyata mempunyai kartu pelajar yang hilang malam itu."
"Kamu panik, dan trauma."
"Selama ini, kamu telah menggunakan narkoba sebagai pelarian."
Aku tercengang mendengar penjelasan Xiaojun yang benar-benar tidak berdasarkan fakta . Pengakuan dengan sebuah kebohongan untuk menutupi kebohongan lainnya.
Namun aku harus menuruti ucapannya kalau tidak ingin berada di penjara.
"Kamu mengerti? Saya juga sudah mendatangkan saksi , yang menyaksikan kejadian malam itu. Namanya Eunseok. Dia adalah orang yang melihat kamu dalam keadaan seperti yang saya jelaskan tadi."
Bahkan Eunseok juga akan membantuku walaupun dengan berbohong.
Aku mengusap wajahku. Walaupun dalam hati aku sangat merasa bersalah pada Shotaro, tetapi aku tidak bisa mengungkapkan kebenaran malam itu. Aku harus melanjutkan hidupku.
"Ya, saya mengerti." ucapku sambil menganggukkan kepala.
"Satu lagi. Jangan berpikir tentang Shohei, Jungwoo, Ten, Doyoung dan Kun. Atau siapapun teman kamu. Saya dan Taeyong sudah mengurusnya. Mereka hanya butiran debu bagi saya." ucap Xiaojun dengan santai.
Tak lama kemudian, seorang detektif memasuki ruang interogasi, dan aku pun berusaha melawan rasa takutku saat ini.
☘️☘️☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAM
FanfictionKepada siapa diriku harus menaruh rasa percaya? Warning: terinspirasi oleh series netflix berjudul Elite. 💗