With Anton

168 23 0
                                    

Drrrttt

Aku meraih ponselku dengan mata setengah terpejam. Kulihat Anton mengirimkan sebuah pesan padaku.

Anton
Hei. Lagi apa ? Boleh telpon?

Aku mengusap mataku, dan menekan panggilan suara yang kutujukan padanya.

Beberapa saat kemudian suara imut Anton pun terdengar.

"Hallo. Lo dimana ?" tanya Anton padaku.

"Di rumah. Ini kan hari Sabtu ." sahutku sambil memejamkan mataku.

"Lo baru bangun? Ini kan udah sore." katanya sedikit terkejut.

"Gak lah woe! Gue udah bangun tadi pagi, trus gue tidur siang lagi. Ini baru bangun." kataku.

"Ya kan sama aja lo baru bangun."

"Serah deh ah." kataku kesal.

"Sepi." kata Anton dengan suara seperti marmut kecil yang kekurangan kasih sayang induknya.

"Ya terus gue mesti apa Anton? Ke rumah lo?" tanyaku kesal.

"Jangan! Kan gue gak boleh punya temen. Gue harus belajar. Itu kata Mama gue."

"Hmmm."

"Gue kesana ya ?"

"Apaan?! Jangan!" bentakku.

"Kok jangan?"

"Iya jangan aja." sahutku . Aku sedikit takut kalau Eunseok bisa saja mendadak datang ke rumahku.

Bukan apa-apa, hanya saja aku belum siap mengenalkan Anton sebagai temanku. Selain itu Wonbin juga tinggal di depan rumahku, Anton pasti akan heboh kalau mengetahuinya.

Aku belum siap. Belum siap mengganggu ketentraman Wonbin.

"Ya terus gimana ? Gue gabut banget di rumah. Gak ada yang bisa gue ajak ngobrol. Gue juga bosen belajar. Gue mau ketemu lo." kata Anton mengeluarkan keluh kesahnya.

Entah kenapa aku tidak tega mendengarnya .

"Ya udah. Lo mau kemana ?" tanyaku pada akhirnya.

"Wahhh serius ??? Kita boleh ketemuan?" teriak Anton kegirangan, yang membuat mataku seketika terbuka.

"Ketemuan?"

"Ya apalah sebutannya, intinya kita bisa ketemu nih?" tanya Anton memastikan.

"Hmmm. Iya."

"Tiga puluh menit lagi. Ketemu di depan sekolah. Bye." kata Anton semangat, dan mematikan sambungan telepon secara mendadak.

Anak itu benar-benar membuatku pusing.

Tak lama kemudian aku bangkit dari sofa tempatku tidur dan menuju ke lantai atas untuk bersiap-siap.


🌸🌸🌸

Aku melangkah kakiku ke arah gerbang sekolah. Namun tidak tampak wajah Anton yang katanya ingin bertemu denganku karena kegabutannya.

Aku melirik jam tanganku. Padahal aku sudah tepat waktu. Awas saja dia membuatku menunggu lama, nyawanya tidak akan selamat.

"Aduh...!" teriakku kesal saat kedua mataku ditutup dengan kedua telapak tangan dari belakang. Telapak tangan dengan wangi parfum yang sangat manis.

Siapapun yang mencium wanginya pasti ingin menggigit tangannya saat itu.

"Please deh! Jangan kayak anak kecil!" kataku marah. Aku sudah tau ini ulah siapa.

Siapa lagi kalau bukan Anton.

Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang