Author pov
24 Desember 2020, malam natal."Jangan ikutin gue !" Teriak Eunseok marah saat Shotaro berlari mengejarnya.
"Eunseok, maaf. " teriak Shotaro sambil berlari dengan terengah-engah.
Bahkan mereka berdua sudah berlari cukup jauh dari hotel, setelah Eunseok memukul pacar mamanya dengan brutal dan mengusirnya dari sana. Eunseok menyuruh pria itu untuk kembali ke keluarganya dan meminta maaf pada mereka.
Mamanya menangis histeris setelah Eunseok merusak pohon natal, mengamuk meja makan dan keluar dengan membanting pintu .
Namun Shotaro malah mengejarnya dan mengikutinya tanpa henti.
Eunseok benar-benar muak dan jijik melihat Shotaro.Ia hanyalah anak haram. Anak yang tidak pantas lahir di dunia ini, dan anak yang sudah merebut mamanya dari Eunseok.
Eunseok berlari ke arah jalanan sepi yang licin karena tertutupi salju.
Shotaro masih tetap mengikutinya di belakang.
Sampai akhirnya Eunseok berhenti dan menoleh ke arah adik tirinya itu."Kenapa lo ngikutin gue ? Sebegitu pengennya lo jadi adik gue? Lo gak pantes! Dan jangan harap gue akan anggap lo sebagai keluarga gue ! Lo cuma anak haram! Lo sampah!"
Eunseok menunjuk Shotaro dengan kasar, membuat air mata Shotaro mengalir begitu saja melewati kedua pipinya.
"Apa salah gue Eunseok? Apa gue pernah sakitin lo? Gue cuma pengen kita bisa jadi saudara seperti orang lain. Gue pengen panggil lo kakak." Kata Shotaro, bahkan ia sampai berlutut dengan tas gendong di punggungnya.
"Lo tanya salah lo apa ? Lo lahir ke dunia ini aja udah salah! Ngerti lo?!" teriak Eunseok marah, ia menendang perut Shotaro dan membuat anak itu tersungkur di atas dinginnya salju.
"Maaf Eunseok. Gue minta maaf. Maafin gue. Karena udah lahir ke dunia ini dan bikin lo jadi kayak gini. Maafin gue Eunseok." rintih Shotaro sambil memegang perutnya.
Eunseok tidak menghiraukannya dan ia melihat sebuah lampu dari mobil truk yang kini berjalan ke arahnya.
Tak lama kemudian truk itu mulai mendekat dan Eunseok melompat ke depannya dengan begitu saja.
Shotaro berdiri dengan sekuat tenaga dan menarik Eunseok. Namun terlambat, kaki Eunseok terlindas oleh ban belakang truk dan kepalanya terbentur di atas aspal.
Shotaro berteriak ketakutan dan memapah Eunseok dengan sempoyongan.
"Eunseok, lo gapapa ? Eunseok.... bangun!!!!" teriak Shotaro panik. Ia hendak menelepon ambulance, namun ponselnya tertinggal di hotel.
"Ini semua gara-gara lo. Lebih baik lo gak ada di dunia ini." lirih Eunseok dengan mata terpejam.
Shotaro menangis sambil memeluk Eunseok.
Ia merasa bersalah, karena telah membuat kebahagiaan Eunseok menjadi hancur.Kehadirannya hanya membuat Eunseok sakit hati , bahkan ia hanyalah sampah di mata Eunseok.
Lebih baik ia tidak ada di dunia ini bukan? Maka Eunseok akan bahagia seperti dulu.
"Maaf Eunseok. Mulai sekarang gue gak akan mengambil kebahagiaan lo lagi. Terima kasih udah pernah senyum walaupun gak akan pernah gue lihat lagi. Terima kasih banyak, dan selamat natal Kak Eunseok."
Ia menangis sambil melihat kakaknya yang berlumuran darah . Berharap seseorang akan datang dan bisa menyelamatkan Eunseok.
Natal yang ia harapkan ternyata tidak pernah terjadi, bahkan hadiah sepatu nike untuk Eunseok akan tersimpan selamanya.
Shotaro melepas pelukannya dan berjalan menuju sebuah pohon.
Ia harus menghilang dari dunia ini.
Author pov end
☘️☘️☘️
23 Desember 2022
Aku turun dari mobil Eunseok saat kami sudah sampai di depan rumah. Namun kulihat banyak mobil terparkir di sekitar area rumahku.
Aku melangkahkan kakiku diikuti oleh Eunseok.
Namun saat aku hendak membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, kedua tanganku ditarik paksa oleh seseorang dan sepasang borgol kini sudah terpasang pada kedua tanganku.
"Anda ditahan atas dugaan sebagai tersangka pembunuhan terhadap saudara Shotaro."
"Ap- apa maksudnya pak?" tanyaku kebingungan.
"Anda berhak diam dan menunjuk pengacara untuk pembelaan. Sekarang ikut kami ke kantor polisi."
Eunseok mendorong polisi yang kini tengah menangkapku.
"Jangan bawa dia pak! Dia gak ada kaitannya sama Shotaro. Bahkan dia gak tau siapa itu Shotaro!" teriak Eunseok marah.
"Kalau anda membuat keributan, anda juga kami tahan." Bentak polisi itu sambil menarikku dan mendorongku untuk masuk ke dalam mobil.
"EUNSEOK!!!!" Teriakku sambil memukul kaca mobil dan melihat Eunseok memukuli satu persatu petugas polisi yang berada di depan rumahku.
Tak lama kemudian Jaehyun keluar dan berlari dari dalam rumah, kulihat ia kebingungan bahkan sampai tidak sempat menggunakan alas kaki karena panik.
"KAKAK!" teriakku dari dalam mobil polisi.
"Kak Jaehyun! Tolongin aku kak!" teriakku sambil menangis.
"Pak, adik saya gak salah. Kenapa ditangkap pak?"
"Adik anda telah diduga sebagai tersangka pembunuhan saudara Shotaro , 2 tahun lalu."
"Saya yang bunuh Shotaro pak, bukan adik saya! Jangan bawa adik saya pak! Dia gak salah. Saya yang salah. Saya udah bunuh-
"JAEHYUN!!!!!!'" teriak Taeyong yang kini sangat marah dan menarik Jaehyun dari sana.
Bahkan ia juga memukul Eunseok dan menyuruhnya untuk berhenti melakukan keributan yang tidak perlu.
Taeyong mendorong Jaehyun dan Eunseok ke dalam rumah. Kemudian mengunci pintu dari luar.
Taeyong kemudian berlari menghampiriku.
"Gapapa. Kamu gak perlu jawab kalau diinterogasi. Tunggu pengacara yang kakak kirim kesana. Kamu ngerti?" ucap Taeyong tegas.
"Kakak...!" teriakku sambil menangis.
"Gapapa. Semua akan baik-baik aja. Ada kakak yang akan bantu kamu. Jangan nangis. Kamu anak yang kuat." kata Taeyong sambil memelukku.
Tak lama kemudian mobil polisi melaju pelan dan membawaku menuju kantor polisi.
Aku menoleh ke belakang, dan kulihat Taeyong sibuk melepon dan masuk ke dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAM
FanfictionKepada siapa diriku harus menaruh rasa percaya? Warning: terinspirasi oleh series netflix berjudul Elite. 💗