The Twins

184 21 3
                                    

"Anton.." ucapku sambil menangis.

Sedangkan yang kupanggil masih terlelap di ranjang UKS dengan selimut yang menutupi kaki hingga dadanya.

Aku mengusap air mataku dan merutuki kebodohanku. Karena aku tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya pada teman-teman sekelasku tadi pagi.

Bahkan aku bingung kenapa aku berbuat seperti itu, aku takut kalau mereka akan mengatakan aku telah memfitnah , karena tidak ada bukti yang valid.

Cctv juga mati karena korsleting listrik akibat petir . Aku benar-benar tidak tau harus berbuat apa.

"Anton. Gue harus gimana ?" lirihku pada anak itu , yang tertidur setelah meminum obat panas dan flu.

Semoga saja ia lekas sembuh dan aku segera bisa menceritakan hal ini padanya. Aku benar-benar memerlukan bantuan.

Aku menoleh ke arah jendela, dan hujan masih saja turun dengan deras tak kunjung berhenti.

Entah kenapa aku merasa takut ke kelas, karena kejadian brutal yang sudah menimpaku. Tapi aku tidak bisa bisa bersembunyi di UKS selamanya.

Aku memutuskan untuk menelpon Wonbin, dan ia segera menemuiku yang masih ketakutan di samping ranjang Anton.

"Ada apa ? Kok minta dijemput?" tanya Wonbin dari pintu UKS. Ia melirik Anton yang tertidur pulas, kemudian ia duduk di sampingku.

"Lo - bisa gak hari ini duduk di sebelah gue ?" tanyaku memohon.

"Kenapa ?" tanya Wonbin.

"Ah- gara-gara kejadian tadi pagi ya? Lo takut petir?" tanya Wonbin lagi, membuatku susah untuk menceritakan kejadian tadi.

Ya. Aku tidak akan memberitahunya. Lagi pula aku belum tau siapa pelakunya.

"Iya, lo bisa kan duduk di samping gue ? Hari ini aja." kataku padanya.

Ia terlihat berfikir sejenak kemudian menganggukkan kepalanya.

"Thanks. Makasi bangett!" sahutku lega, sambil memegang kedua lengannya.

"Akh-" lirih Wonbin kesakitan , karena aku tidak sengaja mengenai lukanya.

"Aduh. Maaf Wonbin. Gue gak sengaja." ucapku menyesal sambil mengusap lengannya itu.

"Iya. Gapapa." sahut Wonbin sambil meringis.

"Oh ya. Sekarang gue bisa tau kan cerita lo? Karena lo udah setuju dengan tawaran gue untuk bantu lo ." kataku yang hampir lupa dengan hal yang sangat penting.

Wonbin menarik nafas panjang dan ia melirik Anton yang ada di ranjang uks, memeriksa apakah Anton benar-benar tidur.

"Sebenernya, masalah gue ini cuma bisa gue selesaiin dengan orang yang bersangkutan. Gue gak yakin lo akan bisa bantu. Yang gue perlu cuma lo ada di sisi gue, disaat gue lagi terpuruk.

Kadang gue ngerasa sakit banget kalau menghadapi semuanya sendiri. Gapapa tubuh gue sampai hancur kayak gini, menurut gue hal itu gak ada sakitnya dibandingkan dengan perasaan gue, yang harus melalui hal pahit sendiri, setiap hari."

"Setiap hari?" tanyaku bingung.

"Apa orang yang udah bikin lo kayak gini, adalah keluarga lo?" tanyaku menebak.

"Iya. Keluarga gue sendiri. Itu yang bikin perasaan gue sakit ." sahut Wonbin dengan wajah murung.

"Tapi kenapa ? Apa mereka bukan keluarga kandung lo?"

"Mereka semua keluarga kandung gue. Sebenernya gue sayang banget sama mereka. Apalagi sama saudara gue. Dari kecil , dia adalah harta berharga bagi gue."

Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang