Brakkkkk
Eunseok membuka pintu rumahku dengan kasar, kemudian berlari ke arah sofa. Dengan raut wajah khawatir ia menghampiriku yang tertidur di pangkuan Taeyong.
"Sayang- kamu gapapa? Kamu kok gak nunggu aku sih? Aku kira kamu kemana." ucap Eunseok dengan suara yang cemas.
"Gapapa . Maaf aku pulang duluan. Aku gak enak badan. Dingin banget , aku gak kuat lama-lama di luar ruangan kayak gitu." sahutku sedikit berbohong.
"Kamu sakit?" tanya Eunseok sambil menempelkan telapak tangannya di keningku.
" Eunseok, dia baik-baik aja kok. Cuma kedinginan doang. Dari sore sampai malem di festival, ya gak kuat." kata Taeyong menenangkan Eunseok.
"Kak Taeyong maaf ya, aku gak tau dia pulang duluan. Aku tadi nyariin dia kemana-mana. Handphone nya juga gak aktif. Untung kakak tadi hubungin aku." kata Eunseok menyesal.
"Aduh, gapapa. Yang penting kan sekarang udah di rumah. Oh ya, kamu tadi tampil di acara festival ya? Kakak gak sempet nonton, kamu gak mau kasi tau sih." kata Taeyong.
"Iya kak. Lumayan sih cari pengalaman dulu, biar terbiasa tampil di depan orang banyak." sahut Eunseok malu.
"Gimana ? Bagus gak?" tanya Taeyong sambil mengusap rambutku.
"Bagus banget. Isi acara ngasi ucapan ke aku lagi." sahutku malu.
"Tapi kamu gak liat sampai selesai kan?" kata Eunseok kecewa.
"Maaf ." kataku menyesal.
"Aduh, jangan berantem ya." ucap Taeyong pada kami berdua.
"Aku sebenernya punya kabar bahagia sih, cuman karena kamu tadi duluan pulang dan ninggalin aku, jadinya aku sedih." kata Eunseok cemberut.
"Apa sih Eunseok, lo bukan bocah lagi!" kata Taeyong memukul bahu Eunseok, saat laki-laki itu memasang wajah cemberut ke arahku.
Aku hanya tersenyum tipis melihat tingkahnya.
"Apa ?" tanyaku penasaran.
"Nih." kata Eunseok sambil mengeluarkan tumpukan kartu nama dari kantong jaketnya.
"Wow!!! Damn it. Kamu populer ya sekarang." kata Taeyong melihat satu persatu kartu nama yang didapatkan oleh Eunseok setelah ia tampil di festival tadi.
"Sebenernya aku gak tau sih, bakalan ada yang tertarik sama aku . Tapi pas aku selesai tampil, banyak banget yang nunggu aku di belakang panggung. Mereka juga dari perusahaan musik terkenal." kata Eunseok tersenyum sambil membayangkan kepopulerannya.
"Ini bagus sih Eunseok. 88rising. Liat deh, pacar kamu dapet kartu namanya." ucap Taeyong , menunjukkan kartu nama dari produser 88risng, sebuah perusahaan label musik besar di Amerika.
"Pikiran kita sama sih kak. Aku juga kayaknya tertarik sama perusahaan itu. Karena banyak orang Asia disana." sahut Eunseok.
"Selamat ya sayang! Aku ikut seneng dengernya. Pacarku emang hebat." kataku bangga, dan mengusap pipi Eunseok.
Ya, aku merasa bangga dengan Eunseok. Berkat latihan dan semua usaha yang telah ia lakukan, kini ia mendapatkan pintu masuk menuju mimpinya .
Jadi Eunseok sudah bisa menentukan masa depannya dari sekarang.
Namun perasaan bersalah lagi-lagi menghampiriku. Apakah disaat Eunseok berusaha akan mimpinya , aku bisa menemaninya? Bahkan ketika ia tampil di festival saja, aku sudah pergi meninggalkannya.
Aku juga sudah berani membohongi Eunseok , dan sudah tidak bisa terbuka lagi dengannya.
Aku benar-benar merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAM
FanfictionKepada siapa diriku harus menaruh rasa percaya? Warning: terinspirasi oleh series netflix berjudul Elite. 💗