Pertemuan

149 21 10
                                    

"Apa Sungchan yang lo bicarakan adalah gue ?"

Kemunculan Sungchan di depan kami berdua membuatku langsung bersembunyi di punggung Wonbin.

Susah payah aku menghindarinya, kenapa ia muncul disini?

Rasanya aku ingin berlari dari sini sekarang juga. Namun tentu saja hal itu tidak bisa kulakukan.

"Maksud lo? Apa nama lo memang Sungchan? Apa nama yang diukir di gitar adalah nama lo?" tanya Wonbin memastikan.

Sedangkan aku hanya diam karena tidak mengerti dengan apa yang ia katakan.

"Nama gue Sungchan. Nama yang diukir di gitar adalah nama gue. Tapi, apa maksud ucapan lo tadi? Kembar? Apa maksudnya?" tanya Sungchan pada Wonbin. Ia bahkan belum melihat wajahku yang bersembunyi di balik punggung Wonbin.

"Nama gue Wonbin. Adik gue yang sekarang berada di ruang operasi adalah Anton. Kami kembar tiga. Saudara kembar gue yang tertua bernama Sungchan. Tapi dulu waktu kecil gue dan Sungchan diculik, yang selamat cuman gue. Beberapa bulan kemudian ditemukan mayat anak laki-laki di sekitar daerah tempat kami di culik."

"Gue sekeluarga menganggap itu Sungchan. Walaupun kami sama sekali gak pernah liat jasadnya. Gue dan Anton selalu berharap kalau Sungchan masih hidup. Sampai akhirnya gue liat lo di depan sekolah tadi. Gue liat lo mirip banget sama kakak gue."

"Kenyataan kalau gitar kita ketuker membuat gue dan Anton tau kalau mungkin saja nama lo Sungchan. Kami berdua pengen ketemu lo dan cari lo ke bandara."

Wonbin menjelaskan secara panjang lebar kepada Sungchan dan membuat laki-laki tinggi itu mematung di tempat.

"Tapi- gue bukan dari New York." sahut Sungchan.

"Ya gue tau. Karena lo bilang akan balik ke negara lo kan? Tapi setidaknya gue sama Anton cuma pengen liat lo untuk mastiin." ucap Wonbin menunduk.

"Ternyata nama lo memang Sungchan. Nama dan ciri-ciri lo bahkan mirip banget sama kembaran gue." kata Wonbin sambil mengusap air matanya.

Mungkin saja ia berharap kalau Sungchan adalah kakaknya.

Tapi, Sungchan adalah anak mantan atlet pebakset nasional di negaraku. Bagaimana mungkin ia bisa berada disana kalau ia adalah kakaknya Wonbin?

Aku benar-benar pusing saat mendengarnya. Bisa saja itu hanyalah suatu persamaan yang merupakan kebetulan semata.

"Tapi- " ucap Sungchan membuat Wonbin kembali menatapnya.

"Gue bukan anak kandung dari Papa gue." kata Sungchan membuatku merinding seketika.

Apa-apaan ini?

"M-maksud lo?" tanya Wonbin berharap.

"Ya. Kata kakek gue, gue bukan anak kandung Papa. Bahkan mama yang selalu papa ceritain , sebenernya tidak pernah ada. Mungkin papa udah adopsi gue atau gimana gue gak pernah tau kisah jelasnya." sahut Sungchan .

"Gue juga gak bisa inget kenangan gue waktu kecil. Sejujurnya gue sering mimpi tentang tiga anak laki-laki, yang sama sekali gak gue kenal."
kata Sungchan yang masih berada di situasi rumit.

"Apa ucapan lo serius?" tanya Wonbin terkejut.

"Iya. Selama ini gue mencoba untuk hidup bahagia bareng papa gue, karena dia adalah orang yang paling menjaga gue. Gue gak mencari tau lagi tentang masa lalu , karena keberadaan papa adalah kebahagiaan gue." sahut Sungchan.

Wonbin tiba-tiba menundukkan badannya sambil menangis setelah mendengar kisah Sungchan.

Hal itu membuat wajahku kini terlihat jelas oleh laki-laki tinggi itu, dan mata kami pun bertatapan.

Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang