"Akhir-akhir ini lo kemana aja? Kok gak bisa ngumpul terus sih?" tanya Kun penasaran.
"Kakak gue gak ngijinin. Gue disuruh belajar." sahutku sambil menulis essay.
Seperti biasa, aku harus melaksanakan kelas tambahan sampai malam hari.
Aku harus mengikuti kegiatan sekolah seperti biasa, dan berpura-pura tidak mengetahui hubungan mereka dengan Shohei.Memang terasa sulit, karena setiap mereka mendekatiku, aku menjadi tidak nyaman dan ingin menjauh.
Namun harus kutahan, agar aku tidak mati di kandang mereka.
"Ngaku aja, lo galau kan karna Shohei?" bisik Jungwoo di telingaku.
Jujur saja, aku ingin memukul wajahnya dengan keras saat ini. Benar-benar ingin.
"Tau aja lo." sahutku sambil tersenyum ke arah Jungwoo.
Aku menatap matanya.
Aku benar-benar tidak menyangka di balik matanya yang teduh, menyimpan kebusukan yang mendalam.
"Kenapa lo liat gue kayak gitu?"
Jungwoo menyilangkan kedua tangannya di depan dada."Ngaco banget lo!" kata Kun sambil memukul kepala Jungwoo dengan penggaris.
"Lo masih makek ?" tanya Doyoung dari bangkunya, sambil sibuk dengan kalkulatornya.
"Masih. Kenapa? Mau join?" tanyaku.
"Iyalah! Tapi lo gak muncul-muncul di club. Gimana mau join?" sahutnya kesal.
Aku hanya tersenyum dan kembali menulis.
"Lo udah makan? Nih, gue tadi bawa makanan dari rumah. Kebetulan ada chef masak untuk sarapan di rumah gue." kata Kun sambil menyodorkan sebuah kotak makanan padaku.
Aku membuka kotak makanan yang kini ada di atas mejaku, kemudian melihat ke arah Kun.
Bagaimana bisa pria baik seperti dia membohongiku? Aku menatap wajahnya lekat-lekat , dan tidak tampak sedikit hal jahat darinya sedikitpun.
Aku merasa kagum dengan akting mereka semua.
"Kenapa? Lo gak suka?" tanya Kun heran.
"Suka. Thanks ya." sahutku sambil menerima makanan yang ia berikan.
"Capeknya ... gue heran kenapa anak raja harus belajar juga. Males banget gue." keluh Ten yang sambil merebahkan kepalanya di atas meja.
"Emang lo mau jadi anak raja, tapi bodoh? Reputasi lo pasti hancur." kata Doyoung.
"Berharap cuma lahir jadi anakonda aja." sahut Ten yang kudengar sedikit lucu.
Ya lebih baik ia lahir sebagai anakonda , dan tidak bertemu denganku dan juga Seunghan.
"Lo gak ngomong sama Shohei?" tanya Jungwoo padaku.
"Dia kali yang gak ajak gue ngomong duluan." sahutku sambil menoleh ke belakang, dimana tempat Shohei kini duduk sambil sibuk dengan buku-bukunya.
Aku menatap Shohei dengan rasa tidak percaya. Selama ini ternyata ia hanya mempermainkanku. Padahal aku sudah menaruh rasa padanya.
Lalu kenapa Shohei menyatakan perasaanya dan mengajakku berpacaran? Apa itu juga kebohongan?
Aku tidak bisa membayangkan nasibku jika saat itu aku menerimanya dan berpacaran dengannya.
Apalagi Shohei ternyata menyukai pria. Jadi apa benar ia menyukaiku? Ditambah lagi, aku adalah orang yang telah membunuh pacarnya.
Apa benar ia mencintaiku?
Aku rasa tidak.
Shohei, apa sebegitu bencinya ia padaku? Hingga rela berubah menjadi orang lain demi membalaskan dendamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAM
FanfictionKepada siapa diriku harus menaruh rasa percaya? Warning: terinspirasi oleh series netflix berjudul Elite. 💗