Kami berdua sama-sama terdiam .
"Maaf, saya gak sengaja." kata Shohei padaku, saat kami kini masih duduk diam di atas sepeda motor yang ia hentikan di bawah pohon.
Salju terjatuh dari atas pohon dan mengenai rambut hitam milik Shohei.
Dengan spontan aku mengambilnya, dan membersihkan rambut Shohei dengan tangan kananku.
Tangan Shohei kemudian ikut menyentuh rambutnya, yang menyebabkan tangan kami berdua saling bersentuhan.
"Tangan kamu dingin banget."kata Shohei.
"Iya, jaket gue tipis soalnya." sahutku yang kemudian menaruh tangan pada kantong jaket.
"Kalau mau, kamu boleh peluk saya." ucap Shohei sambil menoleh ke arahku yang duduk kaku di belakang karena kedinginan.
"Eng-nggak usah. Gue gapapa." sahutku malu.
"Terserah kamu. Saya tidak seperti Doyoung yang selalu kamu peluk setiap sa-
Ucapan Shohei terpotong karena kini aku sudah memeluk pinggangnya dengan erat, aku tidak mau mendengarnya membandingkan diri dengan Doyoung.
Itu membuatku terlihat seperti orang yang tidak tau diri.
"Ayo, jalan." kataku yang menempelkan kepala di punggungnya.
Shohei mengangguk dan kembali menyalakan sepeda motornya.
Dengan sebuah senyum mengembang di wajahku, sepeda motor Shohei melaju dengan lambat .
Ya Tuhan, semoga rumahku masih jauh.
"Tadi saya beli buku, buat kamu." kata Shohei di sela-sela perjalanan.
"Kok buat gue?" tanyaku yang masih nyaman memeluknya.
"Hadiah buat kamu. Tadi sore kan kamu mau hadiah, kamu juga masih bingung mau hadiah apa. Jadi saya beli buku aja buat kamu." sahut Shohei lembut.
Kenapa harus buku? Pikirku kesal.
"Kenapa harus buku?" tanyaku pada akhirnya.
"Terus kamu apa? Saya ?" katanya to the point.
Aku terkejut mendengar ucapannya.
Shohei selalu menyodorkan dirinya sebagai hadiah padaku. Apalagi tadi sore, ia menyuruhku memakainya seperti menghirup serbuk heroin dan kokain.
Aku jadi bingung harus bagaimana.
Memangnya aku harus menghirupnya dari mana ?"Kamu tidak mau kan? Ya udah saya kasi buku aja."
"Siapa bilang gue gak mau?" kataku keceplosan.
"Jadi kamu mau?"
Aku hanya terdiam. Bingung harus menjawab apa.
"Kamu boleh pakai saya kapan pun kamu mau, asalkan kamu berhenti pakai narkoba dan tidak bergaul dengan teman-teman kamu itu lagi."
"Kenapa? Mereka baik kok sama gue." sahutku saat mendengar syarat yang sulit.
"Kamu bilang mereka baik? Teman yang baik gak akan ajak kamu berbuat aneh-aneh."
"Tapi kan-
"Terserah kamu saja." kata Shohei yang membuatku menjadi berpikir keras.
"Kalau sudah dapat jawaban. Cari saya kapanpun kamu mau." ucapnya lagi.
🎄🎄🎄🎄🎄
Kuakui aku tidak bisa lepas dari teman-temanku. Bagaimana mungkin aku menjauhi mereka yang sudah kuajak bersama-sama selama dua tahun terakhir?
KAMU SEDANG MEMBACA
Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAM
FanfictionKepada siapa diriku harus menaruh rasa percaya? Warning: terinspirasi oleh series netflix berjudul Elite. 💗