20. The Liar

286 33 7
                                    

Aku berjalan pelan menuju sebuah kursi taman dengan meja bundar yang berada di bawah pohon.

Tampak Doyoung tengah duduk sambil melihat kertas-kertas yang ia letakkan di atas meja.

"Doyoung!"sapaku sambil duduk di depannya.

"Oh hei!" sapanya dengan sedikit berbeda dari biasanya.
Penampilannya agak sedikit berbeda, wanginya juga.

Ada apa dengannya hari ini?

Aku kemudian menyerahkan essayku padanya.

"Ini punya lo? Coba gue liat dulu ya." ucapnya sambil meraih kertasku dan membacanya.

Aku menoleh ke arah pohon yang berada di ujung taman, dimana Eunseok dan Seunghan sedang mengawasiku.

Aku meminta bantuan mereka, untuk berjaga-jaga kalau Doyoung melakukan hal buruk padaku.

"Kok agak beda ya dari gue." kata Doyoung membandingkan.

"Pasti gue banyak salahnya."

"Gak tau juga gue mana yang salah. Kita kan baru belajar buatnya."

"Iya juga."

"Hmmmm."

"Apa ? Kok hmmmm?"

"Kok lo akhir-akhir ini jarang banget bisa ngumpul? Segalak itu ya kakak lo nyuruh belajar?"

"Lumayan. Masa depan penting . Soalnya gue pisah sama ortu kan."

"Iya juga sih. Ini lo dikasi keluar sama kakak lo?"

Aku mengangguk.

"Gue punya sesuatu." kata Doyoung sambil mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

"Wow... beli dimana lo?" tanyaku saat melihat dua kotak makanan yang berisi makanan kesukaanku.

Tumben sekali ia memberiku hal semacam ini.
Tidak ada racunnya kan?

"Kok tumben? Jangan-jangan ada racunnya!" kataku to the point, yang membuat Doyoung melotot marah.

"GAK LAH! Lo kira gue apaan? Sampai sejahat itu sama lo." katanya tidak terima.

Doyoung, kamu hanyalah pembohong yang pintar, bahkan penjahat yang sudah tega mengajarkanku menggunakan hal buruk.

Persahabatan?
Aku tidak percaya lagi dengan hal semacam itu saat melihat wajahnya.

Apa dia tidak sadar betapa buruk sikapnya?

"Makan dong, gue susah nyarinya. Udah pada mau tutup tadi cafenya." kata Doyoung membujukku.

Aku pun menikmati makanan yang diberikan oleh Doyoung.

"Enak? Besok mau dibeliin lagi?" tanyanya antusias, saat melihatku makan dengan lahap.

"Gak usah . Lagian lo kenapa tumben banget kayak gini? Sogokan karena minjemin essay?" tanyaku.

Doyoung hanya tersenyum.

"Eh, lo gak deket sama Shohei lagi?" tanyanya.

"Emang kenapa ?"

"Jujur aja gue kurang setuju kalau lo sama dia. Temen-temen yang lain sih yang paksa gue supaya dukung kalian berdua. Tapi syukur deh kalau lo emang nolak dia." katanya lega.

"Udah deh jangan bahas dia. Kesel gue." sahutku yang tidak mood saat nama Shohei disebut-sebut.

"Eh , Lo minta obat? Gue ada banyak." kata Doyoung dengan mata berbinar.

"Nggak dulu deh."

"Kenapa?"

"Gue juga udah ada banyak. Jadi gak usah . Mending buat lo aja." sahutku sambil merapikan kotak makanan.

Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang