Hujan Part 2

143 21 4
                                    

Aku melangkahkan kaki dengan penuh keraguan saat menuju pintu kelas. Bagaimana tidak? Pasalnya kejadian kemarin masih menjadi misteri yang menakutkan bagiku.

Ciuman aneh nan brutal kemarin masih serasa seperti teror . Ditambah lagi hujan sudah turun sejak dini hari menambah gelapnya langit , kilatan petir pun membuat teriakan-teriakan para siswa terdengar dari setiap ruang kelas.

Huh- apa harus aku memasuki kelas saat ini juga?

"Masuk! Ngapain bengong disini?" kata Yushi sambil mendorongku ke arah pintu kelas.

Mau tidak mau aku pun melangkahkan kakiku secara terpaksa.

"Gue tau sih, lo masih ngantuk." kata Yushi lagi , yang masih mendorongku ke arah bangku.

"Yushi-

"Apa ?"

"Gue boleh gak duduk di bangku lo?" tanyaku sambil menoleh ke arahnya dan menunjuk bangku milik Yushi. Karena posisi itu berada di tengah-tengah, bangku yang terletak di belakang Sohee, di depan Wonbin dan di seberang Anton.

Memungkinkan mereka bisa mendengar teriakanku jika sesuatu terjadi lagi.

"Kenapa ?" tanya Yushi penasaran.

Tapi beberapa saat kemudian aku mulai mengubah pikiranku, karena mengingat aku belum mengetahui siapa pelakunya.

Bisa saja salah satu dari mereka bukan?

"Gak jadi." sahutku sambil menggeleng, kemudian menaruh tas di atas meja.

"Apa sih? Gak jelas." sahut Yushi yang merasa ucapanku tidak penting. Kemudian ia duduk dan sibuk dengan ipadnya.

Sesaat kemudian, Anton muncul dari arah pintu kelas dengan wajah yang lesu. Namun ia tampak lebih baik dari kemarin, bahkan Anton sudah tidak menggunakan jaket tebal lagi.

Syukurlah, anak itu baik-baik saja.

"Anton!" sapaku saat ia berjalan dengan langkah gontai ke arah bangku di depanku.

"Mowning." sapa Anton dengan suara lembut dan imutnya.

"Lo udah sehat ?" tanyaku padanya.

"Lumayan. Tapi rasanya badan gue capek banget. Gak tau kenapa." sahut Anton kemudian duduk menghadap ke arahku.

"Cepat sembuh ya, kalau udah sembuh gue akan kabulin satu permintaan lo." kataku padanya.

"Serius?" tanya Anton dengan mata berbinar.

"Serius." sahutku, karena mengira Anton pasti hanya akan meminta hal-hal sederhana.

Laki-laki itu tersenyum bahagia dan memegang kedua tanganku.

"Janji ya?" katanya memastikan.

"Iya janj-

"Pagi-pagi udah ngumbar janji aja. Yakin bisa nepatin?" cibir Yushi dari arah bangkunya.

"Apa sih? Gak jelas." sahutku tidak menghiraukannya.

Sedangkan Anton masih memegang tanganku saking senangnya.

Namun aku langsung menarik tanganku saat melihat Wonbin muncul dari arah pintu masuk.

Ia tersenyum tipis ke arahku, membuat perasaanku menjadi lebih baik dan ikut tersenyum. Ya, walaupun senyum yang kutahan-tahan sih, karena aku masih malu dengan kejadian kemarin sore.

Wonbin juga melirik ke arah Anton dengan sekilas, membuat Anton merasa tidak nyaman dengan tatapan Wonbin yang hanya berlangsung sepersekian detik.

Anton mengalihkan pandangannya ke arah jendela .

Elite • NCT + Shohei + Riize + NCT NEW TEAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang