22.

35.5K 2.7K 30
                                        

Juliet berjalan ke arah kursinya yang masih ditempati dua sejoli itu, cewek itu berdehem sebentar sebelum berbicara.

"Sorry, aku mau duduk" ucap Juliet pada Nara yang masih dengan santai duduk di kursinya.

Cewek itu menoleh menatap Juliet sambil memasang raut malas.

"Guru juga belum masuk kali" ucap Nara jengkel.

"Tapi ga ada kursi lagi buat duduk"
Juliet melihat sekeliling kelas dimana semua murid telah duduk di kursinya masing-masing, tatapan mata cewek itu tiba-tiba saja tak sengaja bertubruk dengan Romeo yang juga tengah menatapnya sambil bersandar di kursi dengan santai.

'sialan. Cowok brengsek ini apa tidak ada niatan untuk mengusir cewek ini! Juliet ingin duduk di kusinya!'
Jerit Juliet dalam benaknya.

"Yaudah ah, ribet banget Lo!" Nara menunjukkan wajah muram kepada Juliet, namun segera mengubah wajahnya menjadi berseri saat menatap Romeo.
"Aku balik ya" Nara kemudian bangkit dari duduknya.

"Ohiya nanti pulang bareng dong. Sejak ada anak ini kita jarang pulang bareng" Nara menunjuk Juliet dengan kesal, sementara Juliet yang di tunjuk-tunjuk seperti itu hanya diam sambil menunduk.

Juliet bukannya takut kepada Nara, hanya saja Juliet terlalu malas membuat masalah dan terlibat drama yang memuakkan, sudah cukup dirinya mendapat masalah hidup yang terus menimpanya, jangan bebani dirinya dengan masalah sepele seperti ini.
Dan juga mengapa cowok ini terus menatap Juliet dengan tatapan seperti itu!

Romeo berdehem asal tanpa menatap Nara.

"Dadah beb" cewek itu menangkup kedua pipi Romeo dan mengecup sudut bibir cowok itu tiba-tiba.

Romeo akhirnya memutuskan tatapannya dari Juliet, cowok itu menatap Nara dan hanya berdehem saja membalas ucapan cewek itu.

Setelah mendengar deheman Romeo, Nara segera beranjak dari tempat Juliet dan melangkah ke luar kelas dengan anggun. Juliet yang melihat itu jadi sedikit minder, Nara mempunyai tubuh yang bagus, bokong cewek itu bahkan melenggak-lenggok saat berjalan, dan wajah cewek itu cantik dengan makeup naturalnya.

Juliet spontan langsung menatap penampilannya sendiri. Tubuh pendek dengan baju longgar, wajah pucat yang sama sekali tak tersentuh makeup, dan jangan lupakan otak Juliet yang kadang lemot saat bekerja.

Juliet menghela nafasnya panjang
Jalan cewek itu bahkan selalu grasak-grusuk, tak anggun sama sekali seperti cara berjalan Nara.

Tunggu- mengapa Juliet jadi membandingkan dirinya dengan Nara, Juliet tidak mungkin jealous kan?

Cewek itu menatap Romeo datar, lalu segera duduk di kursinya yang sialnya berada di samping cowok itu.

___

Pelajaran fisika terasa lebih lama dari biasanya, Juliet tak dapat konsentrasi sama sekali saat mendapat gangguang dari sosok di sampingnya.

Tangan kiri cowok itu sedari tadi tak henti-hentinya bergerak dan membuat pola-pola acak dengan jarinya di atas paha Juliet hingga rok Juliet sedikit terangkat. Sedangkan cowok itu sendiri terlihat fokus dengan soal-soal di bukunya sambil tangan satunya bekerja untuk menulis.

Juliet menurunkan kembali rok sekolahnya saat pahanya kembali terekspos karena gerakan tangan cowok itu, membuat tangan cowok itu yang masih berada di paha Juliet ikut tertutup. Setelahnya Juliet lalu mengeluarkan tangan cowok itu dari rok sekolahnya dengan sabar untuk yang kesekian kali, sebelum tangan kiri cowok itu kembali bersarang di atas paha Juliet yang kini malah meremasnya dengan kuat.

"Ah sakit Yo." Lirih Juliet.
Juliet menoleh ke arah cowok itu,
"Aku mau nulis" ucap Juliet sedikit memelan kan suaranya karena kelas sedang hening dan semua murid fokus mengerjakan soal.

Mendengar itu, Romeo menolehkan kepalanya sambil mengangkat alisnya.

"Nulis ya nulis, itu tangan Lo dua."

"Ga bisa konsentrasi." Cicit Juliet sambil tatapan matanya ke arah tangan cowok itu yang masih berada di atas paha Juliet.

Cowok itu tak menjawab, justru kembali fokus mencatat materi di bukunya.

Juliet ingin meninju cowok ini rasanya, tapi tak bisa. Cewek itu mungkin bakal ciut duluan saat di tatap mata elang milik cowok itu.

Baru saja Juliet ingin menulis kembali, tiba-tiba suara pekikan seseorang menghentikannya. Juliet menoleh ke arah siswi tersebut yang menjerit, tangan cewek itu tengah menunjuk ke arah Rafael dengan raut ketakutan dan pucat pasi.

Juliet dengan cepat menoleh ke arah yang di tunjuk siswi tersebut. Betapa kagetnya Juliet saat matanya melihat isi di dalam tas cowok itu yang tengah terbuka di atas meja, membuat seluruh murid bisa melihat isi dalam tas tersebut.

Bangkai kucing mati.

Juliet mendekap mulutnya sendiri dengan gemetar, menahan jerit yang keluar.

Yang membuat wajah Juliet makin pucat pasi adalah saat melihat sayatan-sayatan di tubuh kucing itu.

"Maaf Bu, sepertinya ada yang menaruh ini di tas saya." Ucap cowok itu datar kepada guru di depan kelas yang juga tengah syok.

"Ada apa?" Tanya guru tersebut heran saat mendengar keributan tiba-tiba.

Bu Irna lalu berjalan mendekat ke arah Rafael, tubuh guru tersebut membeku saat melihat isi dalam tas anak muridnya.

"R-rafael, itu k-kucing asli?" Tanya Bu Irna menatap Rafael tak percaya.

"Izin Bu, saya ingin membuang ini"
Cowok itu hendak mengambil bangkai kucing tersebut sebelum tiba-tiba suara Romeo menghentikan pergerakannya.

"Jangan di sentuh!" Seru Romeo tiba-tiba.

Cowok itu lalu bangkit dan mendekat ke arah Rafael.
"Jangan di sentuh. Sidik jari seseorang mungkin masih ada di sini." Cowok itu berucap pelan sambil matanya menatap seorang murid di ujung kelas dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Buu!" Teriak murid bernama Ilham saat melihat guru nya tiba-tiba ambruk tak sadarkan diri, cowok itu segera menangkap tubuh sang guru lalu menepuk-nepuk pelan pipi Bu Irna.

"Bawa tas Lo keluar." Romeo memerintah Rafael yang segera cowok itu turuti.

Rafael menutup resleting tasnya terlebih dahulu sebelum mengangkat tas tersebut dan membawanya keluar kelas di ikuti Romeo.

Sedangkan Juliet yang sedari tadi melihat kejadian itu hanya terdiam dengan tangan cewek itu yang masih bergetar hebat ketakutan. Tak lama, Juliet merasa nafas cewek itu terasa sangat sesak, seseorang seperti tengah meremas paru-parunya. Tangan Juliet menggapai-gapai kolong meja, mencoba mencari sesuatu yang bisa dirinya pegang.

Tangan cewek itu akhirnya meremas roknya sendiri, mencoba memberi kekuatan pada dirinya sendiri. Tak terasa air mata cewek itu menetes sedikit saat Juliet terus mencoba menormalkan nafasnya.

Barulah setelah kucing tersebut tak lagi berada di pandangannya, Juliet bisa sedikit menormalkan nafasnya setelah mencoba mati-matian menormalkan nafasnya.

___

Dialog ceritaku dikit banget ga si menurut kalian?

Kolom kritik, mohon untuk diisi✍️ -->>

11 Desember 2022

Check Yes! Juliet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang