29.(17+)

56.3K 3.1K 178
                                        

Semalaman Juliet tak bisa tidur sama sekali, dirinya terus merenung dan memikirkan berbagai masalah yang entah mengapa datang kepadanya secara beruntun.

Sampai pagi menjelang, dirinya tetap kesulitan untuk memejamkan mata, cewek itu juga sedikit pusing akibat tak tidur sama sekali. Untung saja hari ini sabtu dan setiap sabtu-minggu sekolah mereka libur, jadi Juliet tak perlu kembali ke rumah nya untuk menyiapkan seragam dan peralatan sekolah. Juliet juga sebenarnya belum siap untuk pulang ke rumahnya setelah insiden kemarin, saat Juliet mencurahkan segala isi hatinya. 

'Apakah keluarganya akan membenci Juliet setelah ini?' 

Pemikiran semacam itu selalu memenuhi otaknya. Akibatnya Juliet selalu meng-iyakan semua ucapan orang tuanya dan memendam segala perasaan marah, kesal dan sedih-nya sendiri. Juliet sadar dirinya bukan anak kesayangan dan mungkin tak akan pernah menjadi anak kesayangan. Maka dari itu dirinya selalu takut keluarganya akan membenci Juliet jika cewek itu menolak dan berkata tidak barang sekali saja.

Sebenarnya Juliet sama sekali tak ada pemikiran untuk mati seperti yang Romeo tuduh kan kepada nya semalam. Hanya saja, saat sedang depresi atau frustasi, dirinya kadang dengan sadar melukai tubuhnya sendiri. Entah mengapa Juliet merasa sangat lega dan puas setelah melakukan hal tersebut.

Ngomong-ngomong soal Romeo. Tadi pagi, Juliet sempat berpapasan dengan cowok itu, namun cowok itu sama sekali tak berbicara sepatah kata pun kepadanya, melirik pun tidak. Juliet jadi ragu dan tak enak jika harus menumpang menginap lagi disini. Namun Juliet merasa lebih tak enak lagi jika harus menolak tawaran om David yang memaksanya untuk tetap menginap disini sampai hari minggu.

Juliet akhirnya berjalan mendatangi kamar Romeo setelah om David berkata kalau cowok itu sama sekali belum menyentuh makanan dari malam tadi hingga dini hari menjelang siang. 

Baru saja Juliet membuka pintu kamar Romeo, cewek itu langsung di suguhkan pemandangan Romeo yang tengah duduk bersila dan bersandar di atas kasur tanpa memakai atasan sambil bermain rubik. Cowok itu terlihat lucu menunduk dan sangat fokus bermain rubik kubik tersebut.

"Kata om David kamu belum makan dari semalem." Juliet berdiri canggung di depan pintu kamar Romeo.

Cowok itu tak menjawab, malah masih fokus untuk memecahkan permainan rubiknya. Hingga semua warna pada rubik tersebut sama, cowok itu tetap tak bersuara, malah kembali mengacak rubik tersebut dan menyusunnya lagi.

Tak mendapat jawaban, Juliet akhirnya berjalan masuk dengan pelan, lalu duduk di atas kasur tepatnya di samping cowok itu.

"Kasur kamu lebih empuk ya ternyata." Juliet mencoba bersikap normal seperti tak terjadi apa-apa.

"Sorry." Ucap Juliet akhirnya setelah keterdiaman mereka selama beberapa detik. Cewek itu sebenarnya bingung mengapa harus meminta maaf kepada Romeo, hanya saja saat melihat reaksi cowok itu semalam, Juliet rasa dirinya harus meminta maaf kepada cowok itu.

Romeo menoleh sekilas ke arah cewek itu sebelum kembali memainkan rubiknya.

Melihat respon cowok itu, Juliet menggaruk dahinya canggung. Baru saja cewek itu ingin beranjak dari kamar Romeo, cowok itu tiba-tiba menarik tangannya hingga tubuh Juliet terjatuh dalam posisi memiring ke pangkuan cowok itu. Romeo lalu menarik sebelah kaki Juliet agar kaki cewek itu melingkari pinggang cowok itu dan tubuh Juliet menghadap Romeo sepenuhnya.

"Don't go." Ucap cowok itu dengan nada ancaman sambil menatap Juliet tajam, cowok itu langsung melempar rubiknya asal ke atas kasur.

Awalnya Juliet bingung dengan ucapan cowok itu, namun Juliet mengangguk saja saat dirinya bersitatap dengan mata tajam dan sedikit menyeramkan milik cowok itu. Juliet seperti bisa merasakan jika dua kata ancaman yang diucapkan cowok itu juga memiliki dua arti.

Check Yes! Juliet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang