Selama perjalanan menuju ke rumahnya, Juliet tak henti-hentinya menahan tawanya.
Setelah dipikir-pikir, lucu juga ekspresi dua manusia kaku tadi.It's okay, Juliet tak akan meledek mereka. Cewek itu hanya merasa geli saja.
Lagipula, memangnya hanya cewek saja yang boleh teriak ketakutan? yang boleh menangis? Cowok juga boleh, bukankan emosi seperti itu berhak dimiliki semua manusia?Juliet terus berjalan masuk kerumahnya sambil masih menggenggam katak di tangannya.
Namun langkah cewek itu terhenti seketika saat mendengar keributan di di dalam rumahnya.
Juliet menaikkan sudut bibirnya dan berniat untuk mengagetkan keluarga nya sebelum cewek itu mendengar ibunya menangis tersedu-sedu.
Mengintip dari balik pintu, Juliet mendengar semua percakapan keluarganya.Ada apa dengan abangnya? Kenapa cowok itu terduduk sambil dikelilingi ayah dan ibunya?
"Maaf ibu, ayah." Ucap bang Farid sambil menunduk.
"Dari mana kita dapet uang untuk bayarnya Farid!"
Juliet kaget, ayahnya tiba-tiba membentak abangnya keras."25 juta itu banyak nak, kamu menjaminkan rumah kita untuk judi online. Apa kamu pernah kepikiran akan jadi seperti ini. Kamu ga pernah memikirkan orangtua mu Farid?"
Timpal Ibunya, demi tuhan Juliet dari sini dapat mendengar suara bergetar ibunya menahan sakit dan amarah saat mengucapkan itu.Tunggu, apa? Abangnya ikut judi online?
Bang Farid sedari tadi hanya menunduk saja di marahi kedua orang tuanya seperti itu. Cowok itu akhirnya mendongak saat teringat sesuatu.
"Farid pernah liat Juliet nabung untuk kuliah udah sampe puluhan juta, apa bisa pakai itu dulu untuk sementara?"
Juliet tiba-tiba menjatuhkan kataknya yang tengah cewek itu genggam saat mendengar ucapan menyakitkan dari abangnya itu.
Ibunya menatap Farid tak percaya.
"Kamu keterlaluan nak!"
"Adikmu itu dari pagi sampai sore, sekolah dan kerja untuk nabung biaya kuliahnya sendiri! Kamu dengan ga tau malunya mau mengambil itu!""Kita pinjem sebentar bu, lagipula Farid yakin ayah nanti bisa bangkit lagi. Kita bisa bangkit lagi, jadi kaya dulu lagi Bu."
Ibunya mendekati Farid lalu memukul cowok itu sambil menangis tersedu.
"Apa kamu pernah sayang sama adik kamu Farid! Dia adik kamu!""Cukup! Pakai uang tabungan kuliah Juli dulu, nanti kedepannya ayah pikirin!" Ayah Juliet yang sedari tadi diam mendengarkan, akhirnya berbicara.
"ENGGA!"
Tiba-tiba dari arah pintu, Juliet muncul dengan air mata yang telah membanjiri pipi cewek itu.
"JULIET GA MAU!" Cewek itu berteriak kepada semua orang.
Keluarganya tiba-tiba menatap ke arah Juliet.
Ibunya ikut menoleh lalu mencoba mengusap air matanya dengan cepat tak ingin Juliet melihat.
"Kamu udah pulang nak?"Cewek itu juga ikut mengusap kasar air matanya yang tak kunjung berhenti sebelum cewek itu berbicara.
"Kenapa cuma Juliet yang harus terus berkorban? Bahkan kini untuk kesalahan abangpun Juliet yang harus berkorban?" Cewek itu berteriak dengan suara bergetar.
Bang Farid hanya diam saja dan menunduk, tak berani menatap wajah Juliet.
"Kamu duduk dulu Juli."
Ayahnya mencoba menenangkan anaknya yang masih berdiri di depan pintu sambil terisak.Juliet menggeleng dengan air mata yang masih membanjiri pipi cewek itu.
"Abang pernah ga si mikirin keluarga kita sekali aja! Abang itu cowok yang paling tua di keluarga ini! Ayah ibu selalu manjain Abang, nurutin segala kemauan Abang dari dulu karena Abang brengsek dan susah diatur! Bahkan Abang ga mau kuliah aja ayah ibu turutin dengan harapan anaknya mau kerja!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Check Yes! Juliet [END]
General Fiction[Maaf, cerita ini tidak untuk di terbitkan🙏🏻] 'Kabarnya, kalau melihat dengan seksama, kebenaran akan tampak padamu.' Semua murid di SMA Cakrawala tau, jika kalian mendapati sebuah kartu 'king' tergeletak di dalam rumah kalian, lari dan bersiap la...