7.

53.6K 3.9K 18
                                        

2 hari telah berlalu. Kini saatnya Juliet ikut menjalankan misi kesekian yang dilakukan Romeo setelah mereka pulang sekolah.

"Ga ada kursi apa?" Tanya Juliet sambil mencak-mencak.

"Duduk di lantai." balas cowok itu, sambil mendudukan dirinya sendiri dengan posisi jongkok di lantai basement, lalu mulai menghidupkan sebatang rokok.

"Kotor," Juliet menatap lantai, lalu menatap cowok itu dengan kening berkerut.

Romeo balas menatap cewek itu dengan malas. Cowok itu kemudian membuka kedua kakinya dari berjongkok hingga menjadi menyilang dan menepuk pahanya sendiri, mengkode Juliet untuk duduk di pangkuannya.

"Here" ucap cowok itu.

"Here" ucap cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ga mau." Tolak Juliet langsung, sambil memalingkan wajahnya kemana saja, asal jangan melihat ke arah tatapan cowok itu yang hampir membuat Juliet menjatuhkan rahangnya sendiri.

'gila! tawaran macam apa itu. Membuat tubuh ini sulit menolak saja' bisik Juliet kepada dirinya sendiri.

Akhirnya, dengan setangah hati Juliet duduk di sebuah balok pembatas mobil, tak jauh dari tempat Romeo yang masih dengan setia menghisap puntung rokoknya sambil menatap Juliet intens. Lihatlah, Juliet mana mungkin bisa duduk di pangkuan cowok itu, kecuali Juliet ingin tubuhnya sendiri menjadi jeli, alias melenyot. Di tatap cowok itu saja Juliet kadang tak kuat, apalagi duduk di pangkuan cowok itu!

Juliet lalu mengangkat ponselnya sendiri, mengkode Romeo agar standby dengan kamera ponselnya. Cowok itu hanya mengangguk singkat.

Tak lama, terdengar sedikit keributan di arah pintu keluar rumah sakit basement. Terlihat Rani tengah menarik Gantari yang masih terlihat lemas menuju keluar rumah sakit.

Juliet dengan cepat menatap ke arah Romeo yang ternyata cowok itu sudah tak berada ditempatnya lagi. Juliet lalu menggeser tubuhnya sendiri hingga tak terlihat oleh dua orang itu.

"Cepet bego" bisik Rani frustasi.

"Maaf ran, luka ku masih belum kering. Sakit kalau dibuat bergerak" rintih Gantari sambil menatap Rani meminta belas kasihan.

"Bacot Lo! Jalan sendiri anjing." Rani menghempaskan tubuh Gantari yang tengah ia tuntun, hingga cewek itu sedikit oleng dan hampir saja terjatuh.

"Aku jalan sendiri aja Ran." Gantari kemudian menegakkan tubuhnya sendiri, dan mulai berjalan dengan pelan menggunakan tongkat di belakang Rani.

"Naik sendiri ke mobil" ucap Rani lagi yang sudah anteng di dalam mobil penumpang sambil menatap Gantari jijik.

'jahat banget anjir' ujar Juliet dalam hati.

"Gue benci dia"

Juliet terkesiap mendengar Romeo berbisik di telinga nya, kapan cowok itu berjalan ke arahnya?

"Maksud kamu Rani?" Tanya Juliet asal. Cewek itu menggaruk lehernya yang tak gatal, bukankan tubuh cowok ini terlalu dekat dengannya?!?

Romeo mengernyitkan kening mendengar nama yang disebutkan Juliet. Tak lama, cowok itu menarik Juliet untuk segera beranjak dari sana.

"Kenapa pergi? Udah direkam si bangsat itu?" Tanya Juliet berapi-api.

"Si bangsat?" Romeo mengernyitkan keningnya tak suka.

"Hehe, Rani maksudnya"

Cowok itu tak menjawab, malah makin menarik Juliet keluar dari basement menuju ke arah motor cowok itu.

"Jadi kita ga ngapa-ngapain nih?" Tanya Juliet bingung. Tangan cowok itu sudah terlepas dari pergelangan tangan Juliet.

Romeo menaiki motornya lalu memandang Juliet yang berdiri di samping motornya dengan alis terangkat sebelah,
"Lo mau kita ngapain?"

Juliet ikut mengangkat alisnya bingung.
"Ya itu, ngebales si Rani"

"Engga." Cowok itu mengambil helmnya lalu memasangkan di kepalanya.

"Loh, jadi ga jadi nih"

Cowok mengangguk.
"Naik" ucapnya sambil menyodorkan helm untuk cewek itu pakai.

"Yah, kalo gitu mah mending aku ga izin kerja. Gapapa deh aku kesana, mumpung masih ada waktu." Ucap Juliet sambil menatap jam tangannya.

"Lo kerja apaan aja sih?" Tanya cowok itu.

"Banyak dong." balas Juliet, cewek itu kembali memberikan helm yang Romeo sodorkan kepadanya.

"Dari bokap gue ga cukup?"

Juliet menunduk sebentar lalu menggeleng, sedikit merasa malu ditanya seperti itu.

"Lo butuh berapa lagi, biar gue kasih tau papa"

Juliet mengangkat kepalanya, mata cewek itu sedikit merah menahan tangis sekaligus malu. "Gausah,"

"Berapa?" Tanya cowok itu memaksa.

"Gausah,"

Romeo berdecak.

"Aku ga tau lagi nanti cara balesnya gimana yo!" Juliet memalingkan wajahnya kesamping, asal tak menatap cowok itu. Juliet benar-benar malu saat sudah membicarakan uang seperti ini

Romeo terdiam, cowok itu ikut memalingkan wajahnya.

"Kamu duluan aja yo, aku pake gojek kesana."
Ucap Juliet setelah keterdiaman mereka beberapa detik. "Nih helmnya." Juliet kembali menyodorkan helm yang belum juga diterima Romeo sedari tadi.

"Naik, gue anter" Romeo masih bergeming, tak mengambil sodoran helm Juliet.

Juliet menggeleng, "jauh"

"Naik"

"Jauh!"

Romeo menggeram, sepertinya kesabaran cowok itu sudah habis. Romeo turun dengan cepat dari motornya, lalu mengangkat tubuh Juliet dengan mudah ke atas jok motornya sebelum Juliet sempat protes.

"Romeo!" Jerit cewek itu.

Romeo tak membalas protes cewek itu, dengan cepat cowok itu menghidupkan motor dan melaju keluar dari basement rumah sakit.

Juliet memukul geram punggung cowok itu. "Keras kepala banget!" Sembur Juliet.

"Lo yang keras kepala!" Balas cowok itu dengan geram.

Juliet terdiam sebentar, "bensinnya nanti aku yang bayar ya," ucap cewek itu pelan.

"Apa?" Tanya Romeo yang tak mendengar ucapan Juliet.

"BENSINNYA NANTI AKU YANG BAYAR" teriak Juliet sebelum dirinya menyesal, karena sekarang pengemudi lain menoleh kearahnya dengan tatapan aneh.

'shit' bisik Juliet pada dirinya sendiri

Dirinya dengan cepat menutup kaca helm miliknya. Namun saat melihat ke arah spion, Juliet dapat melihat bibir cowok itu yang sedikit melengkung keatas. Dengan menggebu Juliet kembali menabok punggung cowok itu yang ternyata mendengar ucapan Juliet dari awal.

8 Oktober 2022

Check Yes! Juliet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang