3.

68K 4.5K 59
                                    

Bel istirahat telah berbunyi. Juliet dan Romeo saat ini tengah berada di dalam kelas dengan cowok itu yang tengah bermain game ponsel. Posisi cowok itu berbaring pada dua kursi yang di jadikan satu sedangkan kepalanya ia baringkan pada pangkuan Juliet.
Juliet sendiri, yang berada di kursi ujung, tengah menyalin catatan di papan tulis ke dalam buku nya.

Sampai seseorang tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Jul, ada yang ngasih coklat, anak kelas sebelah" ucap Nico sambil menyodorkan dua buah coklat bungkusan kepada Juliet, alis cowok itu naik turun menggoda Juliet.

Dengan sumringah Juliet menatap coklat itu. "Wah, dari siapa?" Tanya cewek itu antusias, lalu segera mengambil sodoran coklat itu.

"Itu si Galen, katanya sekalian minta salamin ke Lo"

"Galen IPA 3? Yang anak band itu?' tanya Juliet tak percaya. Bagaimana ia bisa percaya, Galen? cowok tampan dan pintar idaman para siswi dan guru di sekolahnya, meminta berkenalan dengannya?

"Iyaa, em-- Lo ga punya pacar kan?"
Tanya Nico, melirik ke arah Romeo sekilas.

Juliet yang melihat tatapan cowok itu yang mengarah ke Romeo langsung mengerti.

"Kamu boleh ga percaya, tapi aku jomblo dari lahir" balas Juliet santai.

"Hah? Beneran?"
Tanya cowok itu terkejut.

"Iya, ga tau kenapa. Ga ada yang pernah bener-bener nembak aku. Awalnya aja ngasih-ngasih gini, tapi nanti pasti ga lama lagi mereka ngejauh"

Nico tersenyum masam sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal mendengar penuturan Juliet, seperti nya dia tau mengapa para laki-laki itu menjauh setelah mendekati Juliet. Cowok itu melirik-lirik ke arah Romeo sekilas, yang masih dengan santai meletakkan kepalanya di pangkuan Juliet tanpa memperdulikan percakapan mereka.

"Mungkin karena mereka ngira Lo udah punya pacar kali, ya kali cewek cantik jomblo dari lahir" tutur Nico penuh arti sambil masih melirik-lirik Romeo.

"Gatau." balas cewek itu singkat, namun fokusnya pada coklat itu, mencoba membuka bungkusnya.

"Yaudah deh itu doang, gue cabut ya" pamit cowok itu.

Juliet mendongak sambil tersenyum.
"Thanks ya! Salam balik buat Galen"

Cowok itu menjawab dengan acungan jempol.

"Mau?" Tawar Juliet kepada Romeo yang masih betah meletakkan kepalanya di pangkuan Juliet.

"Gue bukan bayi" balas cowok itu, masih fokus memainkan game ponselnya.

Juliet mengernyitkan keningnya. "Loh? Memang ada bayi yang makan coklat? Bukannya mereka belum punya gigi?"

"Ada, Lo"

"Hah? Aku? Aku bukan bayi! Aku udah besar!" Sungut Juliet sambil menunduk menatap Romeo di pangkuannya, tangan Juliet menyingkirkan ponsel yang menutupi wajah cowok itu.

Romeo berdecak, cowok itu balik menatap Juliet lalu menatap ke arah dada cewek itu.
"Iya, besar. Gue liat kok"

Juliet yang melihat ke mana arah tatapan mata Romeo, segera menyilangkan tangannya di depan dadanya.
"Bukan itu maksud ku mesumm!" Amuk Juliet, lalu dengan cepat mendorong kepala Romeo agar tak lagi meletakkan kepalanya di pangkuan Juliet.

"Enyah kamu Romeo" sungut Juliet.

Romeo menegakkan badannya, cowok itu merapikan seragamnya lalu menatap Juliet.

"Kayaknya Lo tambah gendut deh" hina cowok itu dengan tatapan datar, lalu segera beranjak keluar kelas sebelum Juliet melempari cowok itu dengan kursi.

"Sialan, Romeo!" maki cewek itu. Juliet memegang pipi nya yang dirasa memang sedikit bertambah chubby. "Kayaknya aku emang gendutan" lirih cewek itu sambil mencubit-cubit pipinya lalu mengukur lengan tangannya sendiri yang sedikit berlemak.

"Coklat, kamu aku simpen dulu ya. Nanti aku makan lagi di rumah pas ga ada Romeo" ucap cewek itu sedih, sambil kembali memasukkan coklat itu ke bungkusnya dan melipat bungkusan itu agar tak di kerubungi semut, lalu memasukkannya ke dalam tas bagian depan.

Dengan cepat, Juliet ikut menyusul Romeo ke kantin.

___

"Dia udah geter-geter, kasihan"
Ucap Juliet, sedikit iba saat menatap Rani yang badannya terlihat bergetar, sampai untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya saja cewek itu kesulitan.

"Terus Lo ga kasihan sama korbannya?" Balas cowok itu, ikut menatap objek yang di tatap Juliet sambil meletakkan kepalanya pada tangan kanan, tatapan cowok itu sangat datar saat menatap Rani.

"Kasihanlah. Ngeri banget pas liat rekamannya, padahal itu adegan setelahnya. Ga kebayang ngeliat pas adegan dia ngebuli nya, sayangnya disana ga ada CCTV, cuma bisa liat pas mereka di ruang tamu" Juliet menggelengkan kepalanya, mulutnya benar-benar melontarkan kata makian kepada Rani saat itu, ingin rasanya ia menimpuk kepala cewek itu dengan batu.

"Kayaknya ini kasus pembulian terparah sih" lanjut Juliet, lalu memeluk tubuhnya sendiri, merasa ngeri dan kasihan dengan Gantari yang harus merasakan itu semua.

Romeo menatap Juliet penuh arti sambil menyeringai tipis. Cewek itu harus selalu di ingatkan, karena Juliet sering kali lupa dengan kejahatan yang orang lain lakukan dan sering merasa kasihan seperti ini.

"Mau kapan?" Tanya Juliet, lalu menatap Romeo.

Romeo ikut menatap Juliet penuh arti, perlahan mendekati telinga cewek itu lalu menyibakkan rambut cewek itu ke belakang.
"3 hari lagi" bisiknya, sambil mengecup leher Juliet singkat sebelum kembali menegakkan tubuhnya.

Juliet ikut mendekat ke arah cowok itu, lalu mengumpulkan tangannya hingga berbentuk O.
"Oke" bisik cewek itu di telinga Romeo, ikut berbisik seperti yang cowok itu lakukan.

___

Saran dong, mending aku bikin naskah cerita ini sampe end dulu biar alurnya rapi atau langsung up aja?

11 September 2022

Check Yes! Juliet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang