23.

33.3K 2.7K 38
                                    

"Ngomong juga Lo sama gue?" Rafael tiba-tiba berucap saat mereka sedang berjalan di koridor yang sepi. Cowok itu menyeringai tipis kepada Romeo.

Romeo menatap cowok itu datar.
"Penting banget ngomongin itu sekarang?"

"Brengsek." desis Rafael, cowok itu menghentikan langkahnya hingga cowok itu berada di belakang Romeo, lalu menatap belakang tubuh Romeo dengan marah.

Romeo juga ikut menghentikan langkahnya, dan memutar badannya menghadap Rafael.
"Bener, Lo tau banget itu."

"Anjing! Jangan sok peduli lagi sama gue bangsat! Muak gue sialan! Biar gue urus sendiri."
Rafael berjalan lurus sambil masih memegangi tasnya dan berjalan melewati Romeo dengan amarah yang menggebu.

Cowok itu berhenti lagi sejenak dan menengok ke belakang, ke arah Romeo yang menatap Rafael diam.
"Berapa kali harus gue bilang, itu bukan salah Lo anjing! Bangsat!"

Setelah puas memaki Romeo, Rafael berjalan dengan langkah lebar ke arah parkiran mobil sekolah untuk mengamankan barang bukti kucing mati tersebut ke dalam mobilnya.

Cowok itu manaruh tasnya dengan sedikit membanting karena emosi, lalu perlahan mengusap wajahnya sendiri saat teringat masa lalu yang membuat ia dan Romeo jadi seperti ini.

"Anjing!" Rafael menarik rambutnya frustasi lalu masuk ke dalam kemudi mobil dan menutup pintu mobilnya dengan keras.

Cowok itu jadi malas untuk kembali ke kelas, lebih baik dirinya pulang ke apartemen dan bersantai untuk menghilangkan pusing di kepalanya. Biarlah jika absensinya kosong, Rafael tidak perlu memusingkan itu lagi, sekarang ia hanya perlu menyerahkan bukti ini ke seseorang.

"Sialan, ngerepotin banget pake bunuh-bunuh kucing segala kayak bocah tolol."

Cowok itu melirik tasnya sejenak sebelum menjalankan mobilnya keluar pagar sekolah.

___

Romeo kembali ke kelas setelah terdiam di koridor sekolah selama beberapa detik setelah kepergian Rafael. Saat membuka pintu kelas, cowok itu langsung berhadapan dengan Juliet yang juga hendak keluar kelas.

Cowok itu mengangkat sebelah alisnya menatap Juliet.
"Lo kenapa?"

Juliet menggeleng kecil. Ya tuhan, tidak bisakan Juliet keluar sekarang juga, dirinya sudah tak kuat menahan sesak di dadanya.

Romeo mengenggam tangan Juliet yang sedari tadi bergetar kecil, lalu mengangkatnya. "Kenapa?"

Cewek itu masih menggeleng.

"Minggir." Bisik Juliet.

Cowok itu tak menghiraukan Juliet, malah menarik tangan Juliet dan memaksa cewek itu ikut.

"Mau kemana?" Tanya Juliet sedikit putus-putus. Demi tuhan, sesaknya kembali kambuh dan Romeo malah berulah seperti ini.

Cowok itu terus menarik Juliet hingga ke parkiran mobil, dan memasukkan Juliet ke kursi penumpang. Romeo memutari mobilnya dan ikut masuk kedalam kemudi mobil. Cowok itu menatap Juliet yang tengah bernafas dengan putus-putus.

"Tarik nafas pelan-pelan, terus hembusin."

Juliet mengernyitkan kening, namun tetap mengikuti instruksi Romeo. Cewek itu mencoba tenang dan menarik nafas pelan walaupun sedikit sulit.

"Hembusin pelan juga."

Juliet mengikuti ucapan cowok itu lagi sambil menutup matanya, mencoba menfokuskan pikirannya lagi.

"Tenang, rileks, it's not real. Kamu bisa nafas kalau tenang. It's not real."
Cowok itu terus berusaha menangkan Juliet.
Hingga 2 menit lamanya Juliet seperti tadi, perlahan sesak nafas cewek itu sudah tak terlalu parah.

Check Yes! Juliet [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang